Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya William memutuskan untuk membersihkan dirinya,ia berniat untuk pergi ke kantor,daripada stress di rumah.
Tanpa sepengetahuan siapapun,William berangkat mengendarai mobilnya, walaupun ini sudah cukup siang, karena tadi William harus menelpon dokter terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan Kinan,tapi ia juga punya tanggung jawab pada perusahaan nya.
Apalagi tadi Gilang sempat menelepon nya karena ada berkas berkas yang harus di tanda tangani secepatnya.
"Ikut ke dalam ruangan saya!" William membuka pintu ruangan nya.
"Baik bos." Gilang yang sedang duduk di meja yang berada di depan ruangan William pun langsung mengikuti William dari belakang.
"Bagaimana, proyek kita yang di luar kota?" William membaca isi berkas berkas yang ingin ia tandatangani.
"Sepertinya kita harus mengecek ke sana bos,ada sesuatu yang harus kita bereskan di sana." Gilang bersandar di kursi dengan santai.
"Segera urus ke keberangkatan kita,sore ini kita langsung ke sana." William duduk sambil memandangi berkas berkas nya.
"Baik bos." Gilang menyungging kan senyum nya.
("Asyik,naik pesawat lagi kita") batin Gilang.
Gilang keluar ruangan tersebut, ia langsung mengurus keberangkatan nya dengan William, tampak nya Gilang Sangat senang kali ini, karena setelah beberapa bulan ini, semenjak William koma,ia tak pernah pergi ke luar kota bersama bos nya itu.
Setelah mengerjakan tugas nya, William kembali ke villa nya bersama dengan Gilang untuk mengambilkan pakaian, sepertinya mereka akan nginep beberapa hari di Semarang.
Saat ini Gilang yang mengendarai mobilnya, sampai akhirnya mereka sampai di depan villa milik William yang terbilang sangat mewah namun terpencil, karena cukup jauh dari keramaian ibu kota.
"Wih,udah lama nih bos,saya gak ke villa ini." William melihat sekeliling.
"Kau tunggu di sini,saya mau memanggil asisten rumah tangga saya dulu!" William menuju dapur,ia mencari keberadaan bi Inem.
Saat Gilang Sedang melihat sekeliling, matanya tertuju pada seorang gadis cantik yang sedang menuju ke arah nya dengan tersenyum manis.
("Gila, ternyata cantik banget istri nya si bos,gue baru lihat dia sedekat ini.") batin Gilang.
"Hai..." Gilang melambaikan tangannya.
Kinan hanya tersenyum, lalu duduk di samping Gilang,Kinan terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna merah muda, rambutnya ia kuncir berantakan namun terlihat semakin cantik natural walaupun tanpa polesan make up.
"Kau temannya William yah?" tanya Kinan dengan lembut.
"Iyah,kau mengenalku?" Gilang balik bertanya.
"Tidak,saya hanya melihatmu waktu acara pernikahan kami." Kinan menyungging kan senyum nya.
"Oh,eemm kau sendiri di sini?" Gilang melihat kanan kiri.
"Tidak,saya tinggal bersama suami saya,bi Inem dan juga mang Darto." ucap nya lembut.
"Oh,eemm apa saya boleh bertanya?" Gilang berbisik pelan.
"Tentang apa?" Kinan mengernyit kan alisnya.
"Apakah William, berlaku baik pada mu?" Gilang melihat ke belakang,ia takut kalau tiba-tiba William datang.
"Eemm I-iyah,sepertinya begitu." Kinan ragu untuk menjawabnya.
"Tak perlu takut,saya hanya khawatir, William berbuat kasar padamu." William menjelaskan pertanyaan nya.
"Tidak perlu ada yang di khawatir kan,dia sangat baik terhadapku." Kinan tersenyum ramah.
("William sangat beruntung memiliki istri yang menyembunyikan sifat keburukannya, sebenarnya aku tau kalau William tidak berprilaku baik padanya,namun dia tetap menjaga nama baik suaminya itu,Kinan memang wanita langka,tak sebaiknya William berbuat kejam padanya.") batin Gilang.
"Kenapa kamu melamun?" Kinan heran melihat Gilang yang seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Tidak papa, sepertinya aku hanya lapar." Gilang terkejut, jadinya ia asal jawab.
"Kebetulan,saya habis selesai masak,ayo saya antar ke meja makan." Kinan berdiri lalu berjalan menuju meja makan.
"Waw, semua makanan ini masakan mu?" Gilang takjub melihat makanan yang kelihatan nya sangat enak.
"Iyah." Kinan tersenyum.
Gilang seperti nya ngiler melihat makanan yang tersaji di meja makan,tanpa pikir panjang ia mengambil piring dan duduk menikmati masakan Kinan.
"Eemm masakan mu benar benar lezat, William pasti bangga memiliki istri yang pandai masak seperti mu." William menyendok kan makanan ke mulutnya.
Tiba-tiba William datang dari belakang bersama bi Inem, mereka melihat Kinan dan Gilang Sedang berbincang bincang di meja makan.
"Sedang apa kau di sini?" William menatap tajam ke arah Gilang.
"Makan bos,masakan Kinan enak banget,bos pasti juga sangat suka masakan nya kan." Gilang makan dengan lahap.
William tak menjawab pertanyaan Gilang, karena dirinya belum pernah makan masakan Kinan Sebelum nya,dan William sendiri yang melarang untuk memasak makanan untuk nya.
"Dia gak suka masakan ku,dia juga belum pernah makan masakan buatan ku." ucap Kinan dengan santai.
"Apa? bos rugi banget kalau gak makan masakan Kinan, karena rasanya kayak restoran bintang lima." Gilang memuji Kinan.
William tak menggubris perkataan Gilang, entah kenapa ia tak suka Gilang memuji istri nya itu.
"Bibi, tolong siapkan beberapa pakaian saya ke dalam koper! William melihat ke arah Bi Inem.
"Aden mau kemana?" tanya bi Inem.
"Beberapa hari ke depan saya akan berada di luar kota,bibi tolong jaga rumah ini baik baik,dan jangan sampai dia keluar tanpa seizin saya." William menatap ke arah Kinan.
"Baik den, kalau gitu,bibi ke atas dulu yah, nyiapin pakaian Aden." bi Inem naik ke atas lewat tangga.
"Jika sudah selesai makan, ikut saya ke ruang kerja!" William berbicara tanpa melihat ke arah Gilang, kemudian ia berjalan terlebih dahulu.
"I-iyah bentar lagi, ganggu orang makan aja sih." Gilang mengelap mulutnya dengan tisu.
"Udah kenyang?" tanya Kinan.
"Udah,nanti Suamimu marah kalau saya lama lama di sini,ya udah saya ngikutin dia dulu yah." Gilang menyusul William dengan tergesa-gesa.
DI RUANG KERJA
"Apa semuanya sudah siap?" William menatap ke arah luar lewat jendela.
"Sudah, pesawat pribadi sudah siap, tinggal menunggu kita sampai bandara." Gilang mengecek informasi dari ponsel nya.
"Baiklah,eemm berbicara apa saja wanita itu tadi padamu?" William membalikkan tubuhnya menghadap Gilang.
("Sudah ku duga,dia mengajak ku kesini hanya ingin tau aku sama Kinan ngobrolin apa tadi, ngomong nya gak suka sama Kinan,tapi kepo,gimana sih?") batin Gilang.
"Heh, kenapa diam?" William berseru.
"Eh Iyah sabar Napa bos,galak amat,eemm tadi kita cuma bahas itu aja,apa,eemm saya nanyain dia betah nggak tinggal di sini sama bos gitu." Gilang menjelaskan.
"Dia ngomong apa tentang saya?" tanya William menekan.
"Katanya,bos sangat baik padanya,dia gak ngomongin buruk tentang bos, kalau gak percaya cek aja cctv." Gilang meyakinkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments