Saat Kinan akan berdiri,ia tak bisa menahan perih di bagian sensitifnya nya, William sangat kasar melakukan nya tadi, sehingga Kinan merasa sangat kesakitan.
"Aw, kenapa sakit sekali." Kinan mulai berdiri,ia melihat noda darah di seprai milik William.
"Bukan seperti ini,malam pertama yang aku harapkan,aku tak pernah membayangkan semua ini akan terjadi padaku, hiks hiks hiks." Kinan kembali menangis, melihat tanda kesuciannya telah di renggut dengan paksa oleh suaminya sendiri.
Dengan hati hati dan menahan sakit nya,Kinan pun masuk ke dalam kamar mandi,ia memakai pakaiannya, setelah itu keluar dari kamar William menuju kamar nya di bawah.
Sesampainya di kamar,ia masuk ke dalam kamar mandi nya,ia menguyur tubuhnya dengan kucuran air dari shower,ia menangis sejadi jadinya, meratapi nasibnya.
"Aku sudah kehilangan semuanya,aku kehilangan orang yang sangat aku sayangi,dan sekarang aku harus kehilangan kehormatan ku oleh laki-laki yang tidak mencintai ku bahkan dia sangat membenci ku hiks hiks hiks." Kinan memeluk tubuhnya, sambil menangis terisak.
Sementara William,kini sedang berada di kamar tamu,ia mengira bahwa Kinan masih ada di kamar nya,tak ada penyesalan dalam dirinya karena sudah merenggut kesucian Kinan.
Yang ia pikirkan,hanya bagaimana caranya agar ia bisa puas menyiksa gadis itu, sampai benar benar sepadan dengan apa yang ia rasakan.
"Ini bukan apa apa Kinan,kamu harus lebih menderita dari ini." ucap William dengan amarah nya.
***
Pagi pagi sekali, William sudah bangun,ia berniat kembali ke kamar nya, setelah semalam ia tidur di ruang tamu yang ada di sebelah kamar nya, ketika ia membuka pintu kamarnya ternyata Kinan sudah tidak ada di dalam.
"Kemana wanita itu?" William menghampiri tempat tidur nya.
William melihat uang yang semalam ia taburkan,masih berada di atas tempat tidur,ia pun melihat noda darah pada seprai miliknya,ia hanya tersenyum licik melihat nya.
William pun membersihkan dirinya ke kamar mandi, setelah itu ia bersiap siap untuk berangkat ke kantor, setelah selesai ia menuju meja makan, yang kebetulan bi Inem sudah ada di sana.
"Wanita itu kemana bi?" tanya William.
"Kurang tau den,bibi juga belum lihat non Kinan dari tadi pagi, mungkin dia lagi di kamar nya." jawab bi Inem.
"Ya udah,eemm bibi tolong gantikan seprai tempat tidur ku,dan juga bersihkan sekeliling nya,saya langsung berangkat yah,ada meeting pagi soal nya." ucap William.
"Baik den." jawab bi Inem.
William pun pergi meninggalkan bi Inem,ia langsung mengendarai mobil nya.
"Aneh, perasaan seprei den William baru kemarin di ganti sama non Kinan, biasanya kan paling cepat tiga hari sekali ganti nya, jangan banyak mikir ah,kerjain aja,nanti saya di marahin lagi." gumam bi Inem yang langsung naik ke atas kamar William.
Bi Inem terkejut melihat kamar William yang berantakan,ia pun segera masuk ke dalam.
"Ya ampun,ini teh Kenapa berantakan gini,ini uang banyak banget lagi,eh itu teh apa?" bi Inem melihat noda darah di seprai tersebut. "Wah ini mah abis terjadi pertempuran semalam." bi Inem tersenyum sendiri.
Bi Inem berpikir bahwa memang telah terjadi pertempuran di antara William dan Kinan,tapi yang ia bingung kan kenapa ada banyak uang yang berhamburan di atas tempat tidur.
Namun bi Inem pun tak mau ambil pusing,ia mengambil uang tersebut satu persatu kemudian menyimpannya kembali ke dalam amplop, selanjutnya ia mengganti seprai dan membersihkan kamar William, seperti instruksi nya tadi.
Setelah selesai mengerjakan tugas nya,bi Inem teringat akan Kinan, karena sampai saat ini ia belum keluar dari kamarnya juga,bi Inem pun menghampiri kamar nya untuk memeriksa keadaan Kinan.
Tok...tok...tok
"Non Kinan,ini bibi," bi Inem mengetuk pintu kamar Kinan.
"Masuk bi." ucap Kinan dengan pelan.
Bi Inem pun masuk ke dalam kamar,ia melihat Kinan Sedang berbaring di atas tempat tidur.
"Non Kinan gak papa?" bi Inem menghampiri Kinan.
"Nggak papa bi." ucap Kinan,duduk dari posisi tidurnya.
Bi Inem duduk di tepi ranjang. "Non,tadi bibi di suruh beresin kamar den William,bibi melihat-" bi Inem ragu untuk melanjutkan ucapannya.
"Iyah Bi, semalam William melakukan itu." mata Kinan berkaca kaca.
"Non Kinan kenapa sedih, harusnya kan non Kinan senang kalau den William sudah mau tidur bareng non Kinan." ucap bi Inem heran.
"Dia memaksaku bi,kita melakukan nya bukan karena cinta,tapi William melakukan nya dengan kasar terhadapku hiks hiks hiks." Kinan tak bisa lagi membendung air matanya.
"Ya ampun non,bibi nggak tau apa yang terjadi,maafin bibi nggak bisa nolongin Non Kinan semalam." bi Inem memeluk Kinan.
"Dia hanya menganggap ku sebagai Pela**r bi,dia memberikan uang setelah dia merenggut sesuatu yang paling berharga dari diriku hiks hiks hiks." Kinan tak bisa menahan tangisnya.
"Terus sekarang gimana keadaan non Kinan apa ada yang sakit." bi Inem panik.
"Sakit bi,bagian itu masih berdarah sampai sekarang." ucap Kinan.
"Ya ampun, kalau begitu bibi telpon den William Sebentar yah." bi Inem mengambil ponselnya di saku nya.
"Jangan bi,nanti dia marah." Kinan khawatir.
"Tapi ini nggak bisa di biarkan non,bibi takut non Kinan Kenapa napa." bi Inem pun langsung keluar,ia menelpon William di luar.
"Bibi...?" Kinan memanggil bi Inem,namun bi Inem tak menggubris nya.
Tut...Tut..Tut...
"Halo den?" ucap bi Inem.
"Kenapa bi?" jawab William.
"Non Kinan sakit den." ucap bi Inem panik.
("Dasar wanita yang merepotkan, kenapa harus sakit segala sih?") batin William.
"Ya udah bi,bawa dia ke rumah sakit,nanti saya suruh mang Darto untuk mengantar,saya ada meeting pagi ini jadi tidak bisa mengantar." ucap William.
"Baik den." bi Inem pun mematikan telponnya.
William mendengus kesal mendengar Kinan sakit,namun ternyata ada seseorang yang mendengar pembicaraan nya di telpon tadi dari belakang.
"Siapa yang masuk rumah sakit?" ucap Handoko.
("Aduh, Kenapa papa harus dengar sih,aku harus gimana nih?") batin William.
"Ki-kinan pah,kinan yang sakit." jawab William.
"Terus kenapa kamu biarkan dia di antar sama bi Inem? kamu itu suami nya,jadi kamu yang harus bertanggung jawab atas apapun yang terjadi pada Kinan,ayo sekarang kita ke villa,biar papa yang antar ke rumah sakit,urusan meeting biar Gilang yang handle." ucap Handoko tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments