Ternyata mang Darto sedang berada di pos satpam,bi inem pun langsung menghampiri nya.
"Mang,itu di suruh ibu ambil obat di mobil,mana kuncinya." ucap bi Inem
"Emang kamu teh bisa buka mobilnya sendiri?," tanya mang Darto
"Enggak sih, hihihi." bi Inem terkekeh
"Ya sudah ayo saya bantu." mang Darto langsung melangkah menuju garasi dan membuka pintu mobil nya.
"Ini obat nya." ucap mang Darto.
"Iyah,eh itu teh mobil siapa yang datang?." ucap bi Inem melihat satpam yang membuka pintu gerbang.
"Kayaknya teh mobilnya tuan Handoko." ucap mang Darto
"Ya udah atuh, Inem teh harus buru buru nganterin ini ke kamar,awas kamu teh jangan menghalangi jalan Inem" ucap Inem yang ribet sendiri.
Saat bi Inem akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba Handoko memanggilnya.
"Bi tunggu!" panggil Handoko.
"Iyah tuan," bi Inem menghentikan langkahnya.
"Nyonya sama William di mana?" tanya Handoko.
"Ada di kamar tuan,den William sedang di kasih makan sama nyonya,ini saya di suruh ambilkan obat di mobil," ucap bi Inem.
"Baiklah bi,sini mana obat nya,biar saya yang bawa,bibi lanjutkan saja pekerjaan yang lain!" ucap Handoko.
"Baik tuan, terimakasih," bi Inem memberikan obat pada Handoko.
Handoko langsung pergi menuju kamar William yang ada di atas, ketika ia membuka pintu kamar, terlihat puji sedang duduk di tepi ranjang.
"Mah," panggil Handoko.
"Papa..." ucap Puji lirih sambil berlari memeluk suaminya.
"Bagaimana keadaan nya?" tanya Handoko lembut.
"Putra kita sangat terpukul dengan kepergian istri pah, sekarang dia hanya melamun,dia juga gak mau makan, hiks hiks hiks." Puji kembali meneteskan air matanya.
"Biar papa bantu bujuk yah mah," ucap Handoko sembari menghampiri putra nya.
"Nak,kamu harus makan,papa suapi yah," ucap Handoko.
Namun William tak juga merespon,ia hanya melamun, tatapan nya kosong, hanya ada air mata yang menetes di sudut matanya.
"Mah,papa mau bicara," ucap Handoko melangkah ke luar, Sedangkan Puji mengikuti dari belakang.
Handoko membawa istrinya duduk di ruang keluarga,ia ingin menceritakan hal yang sangat penting.
"Mah,mama tau,kan gadis yang selamat dari kecelakaan itu?" tanya Handoko.
"Iyah pah, kenapa dengan gadis itu." ucap Puji.
"Sejak dua Minggu yang lalu,setelah dia sembuh,dia tinggal bersama besan kita," ucap Handoko.
"Lalu?" tanya Puji penasaran.
"Besan kita meminta agar gadis itu kita nikah kan dengan putra kita," ucap Handoko.
"Apa?,Mama tidak setuju pah,papa lihat sendiri kan bagaimana keadaan putra kita sekarang!" ucap Puji menolak.
"Papa ngerti mah,papa juga tak akan melangsungkan pernikahan mereka sekarang,tapi nanti setelah putra kita sembuh," ucap Handoko.
"Tapi mama tetap tidak setuju pah,papa tau kan bagaimana cinta nya putra kita terhadap istrinya,apa putra kita bersedia untuk menikahi nya?" ucap Puji mulai emosi.
"Mah, dengerin papa dulu, tolong jangan emosi,mama tau kan, akibat dari kelalaian putra kita,gadis itu harus kehilangan keluarganya, orang tua nya meninggal akibat putra kita mah,apa mama tega membiarkan dia hidup sendiri?" ucap Handoko.
"Tapi tidak dengan menikahinya juga kan pah?" Puji masih tak bisa menerima.
"Hanya dengan itu mah, William bisa bertanggung jawab atas kesalahannya,mama tau kan waktu itu, dengan baik hatinya gadis itu tak mau kalau William di tuntut atas kesalahannya,gadis itu berlapang dada di tinggalkan oleh orang tuanya, walaupun waktu itu polisi sudah mengecek lewat cctv kalau memang mobil William yang menabrak mobil keluarganya," Handoko mencoba untuk menjelaskan.
"Tapi pah," Puji kembali meneteskan air matanya.
"Mah,kalau gadis itu tidak mencabut laporan polisi, mungkin anak kita sekarang sudah di penjara," Handoko memeluk istrinya, mencoba untuk memberikan pengertian.
***
Sementara di tempat lain, seorang gadis cantik tengah memeluk sebuah foto yang ada di ponselnya, sambil menangis ia terus membelai foto tersebut.
Gadis malang itu bernama Kinanti saputri,ia harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan yang menimpanya satu bulan yang lalu.
Kini ia tinggal bersama orang tua Putri yaitu Pratiwi dan Wijaya,saat itu saat pemakaman berlangsung mereka menemui putri tengah menangis di atas makam kedua orang tuanya.
*Flash back on*
Wijaya dan Pratiwi sedang menghadiri pemakaman putri mereka,dan ternyata orang tua korban kecelakaan tersebut juga dimakan kan tepat di sana, mereka melihat seorang gadis tengah menangis sendirian di makam kedua orang tua nya.
"Nak,kamu yang sabar yah..." ucap Pratiwi lirih.
"Kenapa mereka tidak membawa ku bersama nya, kenapa mereka membiarkan aku sendiri di sini, hiks hiks hiks." Kinan menangis terisak.
"Kami mengerti apa yang kamu rasakan nak,kami juga baru saja kehilangan putri kami satu satu nya, hiks hiks hiks," Pratiwi memeluk Kinan.
"Kami minta maaf atas nama suami dari putri kami yang sudah membuat kamu kehilangan orang tua mu nak," ucap Wijaya.
"Aku tak tau bagaimana kehidupan ku tanpa mereka,aku tak tau, hiks hiks hiks," Tangis Kinan semakin pecah.
"Pah,apa sebaiknya gadis ini kita bawa ke rumah saja,dia akan ikut tinggal bersama kita?" ucap Pratiwi.
"Iyah mah,papa setuju,papa kasihan melihat dia hidup sendiri nantinya,biar kita rawat saja dia,kita Anggap dia sebagai anak kita sendiri," ucap Wijaya.
"Nama kamu siapa nak?" tanya Pratiwi.
"Kinan Tante," Kinan menghapus air matanya.
"Nama yang cantik,Sekarang,kamu ikut sama Tante sama om yah,kamu tinggal di rumah kita?" ucap Pratiwi.
"Tapi Tante..." Kinan merasa tak enak.
"Gak ada tapi tapi,kami akan mengangkat kamu sebagai anak kami," ucap Pratiwi.
"Makasih Tante," Kinan memeluk Pratiwi.
Setelah itu Kinan ikut ke rumah mereka dan tinggal di rumah nya.
*Flash back off*
"Sayang kamu sedang apa?" Pratiwi masuk ke dalam kamar Kinan.
"Kinan cuma lagi keinget sama orang tua Kinan aja Tante," jawab Kinan sambil menghapus air matanya.
"Tante paham sayang,tapi kamu harus tau kalau sekarang kamu punya Tante sama om,yang akan selalu ada buat kamu." Pratiwi memeluk Kinan.
"Makasih yah,Tante selalu ada buat Kinan, walaupun Kinan bukan siapa siapa,tapi Tante sangat baik sama Kinan." ucap Kinan.
"Sssst,jangan bilang begitu,Kinan kan udah jadi anak Tante sekarang, jadi,gak boleh ngomong gitu lagi yah!" ucap Pratiwi.
"Iyah Tante," Kinan menghapus air matanya.
"Oh Iyah, ada yang mau Tante sampai kan sama kamu,Tante harap kamu setuju dengan keputusan ini," ucap Pratiwi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments