William masuk ke dalam kamar Kinan,ia melihat sekeliling kamar tersebut, kemudian matanya tertuju pada sebuah foto yang ada di meja, foto Kinan bersama kedua orang tua nya.
Entah kenapa William tampak sangat marah ketika melihat foto tersebut, yang ada di ingatan nya hanyalah bahwa kedua orangtuanya Kinan lah yang sudah menyebabkan istri nya meninggal.
William mengambil bingkai foto tersebut, seketika ia melempar nya ke lantai, sehingga kaca nya pecah berantakan.
Kinan yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi tampak terkejut mendengar suara di luar,ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk mandi,lalu melihat ke luar, mengecek apa yang sebenarnya terjadi.
Kinan membulat kan matanya ketika melihat fotonya bersama kedua orang tuanya sudah hancur di atas lantai.
"Apa yang kau lakukan?" ucap Kinan.
Kinan tak bisa menahan tangisnya, tubuh nya ambruk ke lantai,ia memungut Poto tersebut yang bingkai nya telah hancur.
"Kalian semua yang sudah membuat istri saya meninggal, orang tua kau lah yang sudah membuat Saya kehilangan orang yang saya cintai." ucap William dengan penuh amarah.
"Semua ini bukan salah orang tua ku,ini takdir, takdir yang harus kau terima." ucap Kinan dengan air mata yang membasahi pipinya.
"Persetan dengan takdir,kau lah dan keluarga mu yang sudah menyebabkan kematian istri saya." William mencekik leher Kinan.
"Le-lepaskan saya!" Kinan mencoba melepaskan tangan William.
"Kau juga harus mati." William semakin menguat kan cengkraman nya.
Sementara di dapur,Bi Inem yang mendengar keributan di kamar Kinan pun segera berlari,ia takut terjadi sesuatu pada Kinan.
Dan benar saja,saat ia masuk ke dalam kamar tersebut,Kinan Sedang di cekik oleh William,bi Inem segera bertindak Sebelum terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
"Non Kinan!" Bi Inem segera melepaskan cengkraman William dan langsung memeluk Kinan.
"Beruntung lah hari ini kau bisa lolos dari tangan ku." William langsung keluar dari kamar tersebut.
"Non Kinan gak papa?" ucap bi Inem khawatir.
"Nggak papa bi." ucap Kinan sambil menangis.
"Tapi leher Non Kinan merah,biar bibi bantu obati yah." ucap bi Inem sambil membantu Kinan berbaring di atas tempat tidur nya.
"Makasih bi." ucap Kinan.
"Iyah, tunggu sebentar yah bibi ambilkan obat buat luka memar dan luka tangan non Kinan." Bi Inem langsung pergi ke dapur untuk mengambil kotak PPPK.
Kinan tak menyadari kalau ternyata tangannya terkena pecahan kaca, tangannya berdarah karena tadi sempat memberontak saat lehernya di cekik oleh William.
Tak lama kemudian bi Inem kembali lagi ke kamar,ia mengobati luka tangan dengan Betadine lalu membungkus nya dengan kain kasa, sementara memar di lehernya ia kompres dengan air dingin.
"Bibi beresin dulu pecahan kaca nya yah non,non Kinan istirahat aja,jangan kemana mana." ucap bi Inem.
"Iyah Bi, makasih yah." ucap kinan.
Kinan sangat bersyukur bi Inem cepat bertindak tadi, kalau sampai tidak,ia tak tau apa yang akan terjadi padanya.
Sementara di kamar, William memandangi tangan nya yang tadi sudah mencekik leher Kinan,ia tak tau kenapa ia bisa melakukan nya,ia sangat tak bisa menahan amarahnya yang memuncak sehingga ia hilang kendali.
"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa aku menjadi orang yang jahat sekarang,putri... mas kangen sayang, kenapa kamu tinggalin mas seperti ini, hiks hiks hiks." seketika William meneteskan air matanya.
William seperti nya masih tidak bisa menerima kalau istrinya telah meninggal,ia tak mengerti kenapa ia jadi berubah, sikapnya yang dulu sangat lembut dan penyayang kini berubah menjadi seseorang yang kasar.
***
Malam pun telah tiba,Kinan keluar dari kamarnya,ia menghampiri bi Inem yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Non Kinan udah gak papa?" tanya bi Inem masih cemas.
"Nggak papa bi,udah sembuh kok." ucap Kinan.
"Syukurlah," ucap bi Inem sambil tersenyum.
"Dia di mana bi?" tanya Kinan.
"Den William dari tadi sore nggak keluar kamar non." ucap bi Inem.
"Ya udah bi,biar saya aja yang Panggil dia buat makan malam." ucap Kinan.
"Jangan non,biar bibi saja,bibi takut nanti non di apa apain lagi sama den Willi." ucap bi Inem cemas.
"Nggak apa-apa,bibi tenang aja, mungkin tadi dia cuma lagi emosi aja." ucap Kinan.
"Tapi non." bi Inem masih cemas.
"Udah,bibi tunggu aja di sini yah." Kinan pun langsung naik ke atas tangga.
"Aduh gimana ini,non Kinan kan di larang ke lantai atas." ucap bi Inem tak tenang.
Sementara Kinan,kini ia sampai di depan pintu kamar William, dengan menarik nafas terlebih dahulu ia mengetuk pintu tersebut.
"Siapa." tanya William dari dalam.
"Ini sa-saya." ucap Kinan dengan gugup.
Mendengar suara Kinan, William pun segera membuka pintu kamarnya,ia melihat tajam ke arah Kinan yang sedang berdiri di depan pintu.
"Saya sudah memperingatkan kau, untuk tidak ke lantai atas, kenapa kau berani sekali membantah perkataan ku." ucap William dengan nada tinggi.
"Sa-saya cuma mau mengajak makan malam." ucap kinan gugup.
"Jadi kau pikir,saya akan mau makan malam bersama dengan mu, sepertinya kau harus tau siapa saya Sebenarnya,sini ikut dengan ku." William menarik tangan Kinan dengan kasar.
William membawa Kinan ke dalam kamar mandi,ia menarik rambut Kinan kemudian menenggelamkan kepalanya ke dalam bak mandi berkali kali.
"To-tolong saya." Kinan berteriak meminta bantuan.
"Tak akan ada yang bisa mendengar mu,hahaha." William seperti nya tidak memberi ampun pada Kinan.
Setelah cukup puas memberi pelajaran pada Kinan, akhirnya William membawa Kinan ke lantai bawah, Dengan paksa ia menarik tangan Kinan, sampai akhirnya ia menghempaskan tubuh Kinan tepat ke arah bi Inem.
"Saya tak mau melihat perempuan ini naik ke lantai atas lagi, apalagi masuk ke dalam kamar saya,jangan ada yang membantah perkataan saya,urus dia, jangan sampai dia berbuat ulah lagi." ucap William yang langsung keluar dari rumah.
"Bibi kan tadi sudah bilang non,biar bibi saja yang Panggil den willi, sekarang non lihat sendiri kan apa yang den willi lakukan sama non." ucap bi Inem tak tega melihat Kinan.
"Saya hanya ingin memberi perhatian padanya bi, apakah itu salah." ucap Kinan.
"Tapi sekarang non lihat kan apa yang dilakukan den willi,bibi gak tega melihat non Kinan seperti ini." ucap bi Inem.
Bi Inem kasihan melihat Kinan, sekujur tubuhnya basah dan mata nya memerah, walaupun Bi Inem tidak tahu apa yang terjadi,tapi pasti William telah berbuat kasar pada Kinan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ursula Ursula
bodoh jadibperempuan sangat oon
2023-03-10
0