Part 14.Foto pengantin

("Sudah ku duga,dia mengajak ku kesini hanya ingin tau aku sama Kinan ngobrolin apa tadi, ngomong nya gak suka sama Kinan,tapi kepo,gimana sih?") batin Gilang.

"Heh, kenapa diam?" William berseru.

"Eh Iyah sabar Napa bos,galak amat,eemm tadi kita cuma bahas itu aja,apa,eemm saya nanyain dia betah nggak tinggal di sini sama bos gitu." Gilang menjelaskan.

"Dia ngomong apa tentang saya?" tanya William menekan.

"Katanya,bos sangat baik padanya,dia gak ngomongin buruk tentang bos, kalau gak percaya cek aja cctv." Gilang meyakinkan.

"Hmmm,baiklah saya percaya." William menghembuskan nafasnya.

Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, William pun mempersilahkan masuk.

"Pakaian Aden sudah siap, koper nya bibi simpan di depan pintu depan." ucap bi Inem.

"Baik bi terimakasih." William melihat ke arah bi Inem.

"Sama sama den,mari." bi Inem pun membalikkan badannya.

"Tunggu bi!" William menghampiri bi Inem.

"Ada yang bisa bibi bantu lagi den?" bi Inem sedikit menunduk.

"Nanti selama saya pergi,kalau ada tamu yang datang,kecuali keluarga saya, jangan di ijinkan masuk." William memberi peringatan.

"Baik den,hanya itu saja?" bi Inem bertanya.

"Udah itu saja, sekarang saya mau langsung berangkat,mang Darto tidak saya ajak,dia biarkan berjaga jaga di depan." William melangkah menuju luar.

Ketika ia melewati ruang tengah, ternyata kinan berad di sana,ia berdiri ketika melihat William berjalan menuju pintu keluar.

Namun William tak menegur nya,bahkan tak berpamitan dengan nya,ia melangkahkan kakinya dengan dingin melihat ke arah depan.

Gilang yang melihat Kinan memperhatikan keduanya pun hanya melambaikan tangannya,sambil tersenyum ke arah Kinan.

"Daaaah." Gilang tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Kinan melihat kepergian mereka dengan tatapannya yang sendu,tak ada kata kata pamit,selamat bertemu lagi,dari suami yang membuat nya akan merindukan nya,tak ada kecupan kening yang selalu ia bayangkan ketika suami pergi atau pulang bekerja.

Semua itu hanyalah bayangan nya, bayang bayang yang entah kapan terjadi atau bahkan tak akan terjadi saat ia mengetahui sikap suaminya,bahkan William tak meliriknya sedikit pun walaupun ia tahu Kinan Sedang berada di sana.

("Aku tak pernah di hargai,bahkan tak pernah di anggap ada,kita tinggal satu atap tapi terasa jauh,kita hanya seperti orang asing yang sama sama tak saling mengenal.") batin Kinan.

"Non Kinan kenapa?" bi Inem menghasilkan Kinan.

"Nggak papa bi." Kinan menghapus air matanya.

"Mending sekarang kita nonton tv yuk non,mumpung den William gak ada." bi Inem menarik tangan Kinan.

"Bi?" panggil Kinan.

"Iyah non." bi Inem duduk di sofa.

"Dia pergi berapa hari?" tanya Kinan.

"Bibi nggak tau pasti berapa hari nya,tapi mungkin dua sampai tiga hari non,emang kenapa non?" jawab bi Inem.

"Nggak papa,oh Iyah bi,saya boleh minta satu permintaan?" ucap Kinan.

"Apa non?" bi Inem penasaran.

"Saya boleh yah,bantu bi Inem beresin kamar dia, saya hanya ingin melakukan kewajiban saya,boleh kan?" Kinan memegang tangan bi Inem.

"Ta-tapi non..." bi Inem bingung.

"Saya mohon bi, mumpung dia gak ada,boleh yah?" Kinan memohon pada bi Inem.

"Ya udah,tapi selama non Willi nggak ada aja yah,bibi gak mau kalau sampai den Willi tau,non Kinan di siksa lagi." bi Inem memperingatkan.

"Iyah, makasih yah bi, sekarang saya mau ke atas dulu." Kinan langsung berdiri.

"Biar bibi antar non." ucap bi Inem,Kinan pun mengangguk.

Saat berada di kamar William,Kinan melihat sekeliling,ia melihat ada pakaian kotor di keranjang,ia pun mendekat ke arah nya.

"Pakaian ini biar saya yang cuci dan setrika bi." Kinan tersenyum, kemudian melihat lihat lagi.

"Iyah non." bi Inem tersenyum.

("Non Kinan wanita yang baik,dia masih bisa melakukan itu padahal William sangat kasar padanya, semoga den William bisa terbuka hari nya.") batin bi Inem.

Mata Kinan tertuju pada sebuah Poto di dinding yang memperlihatkan William dan Putri sedang memakai baju pengantin,mereka terlihat sangat serasi,dari tatapan keduanya memperlihatkan bahwa mereka saling mencintai.

("Pantas saja William tak bisa melupakan istrinya ini, wajahnya begitu cantik,mereka sangat serasi,aku sangat berbeda jauh darinya dan tidak akan pernah sebanding dengan nya.") batin Kinan.

"Non Kinan kenapa melihat foto itu sampai segitunya?" tanya bi Inem.

"Mereka sangat serasi yah bi, laki-laki nya tampan dan wanita nya cantik,mereka pasti saling mencintai,pantas saja dia tidak bisa melupakan istrinya." Kinan memandangi foto tersebut.

"Bibi belum kenal betul dengan non Putri,tapi selama tinggal di sini dia memang wanita yang baik non, kasihan sekali hidupnya harus berakhir tragis." ucap bi Inem.

"Iyah Bi, sepertinya saya tak akan pernah bisa menggantikan dia di hatinya,saya terlalu kepedean berharap bisa bersanding dengan nya." Kinan tersenyum getir.

"Non Kinan,bibi yakin non bisa merubah sikap den William seperti dulu lagi, yang ramah,periang, penyayang dan yang pasti sangat perhatian kepada siapapun, sekarang sikapnya jadi dingin setelah kecelakaan itu." bi Inem membayangkan William saat dulu.

"Oh Iyah bi, waktu kecelakaan itu mereka baru menikah berapa lama?" Kinan penasaran, karena ia belum pernah menanyakan hal itu.

"Itu dia yang mungkin membuat den William sampai trauma seperti itu non,mereka baru saja menikah selama dua hari,dan saat kecelakaan itu,mereka berniat akan bulan madu ke luar negeri." bi Inem duduk di pinggir tempat tidur.

"Ya ampun, pantas saja, William sampai seperti itu." Kinan membayangkan bagaimana perasaan William saat tahu putri telah meninggal.

"Iyah non,eemm non Kinan sendiri saat itu akan pergi kemana?" tanya bi Inem penasaran.

"Saat itu,kami akan merayakan ulang tahun saya bi,ayah ingin mengajak saya dan ibu ke restoran bintang lima yang sudah di pesan oleh ayah." Kinan menceritakan.

"Terus non tidak punya saudara lagi di sini?"tanya bi Inem.

"Tidak bi,dulu,saat ibu dan ayah menikah mereka tidak ada restu dari orang tua mama, karena waktu itu ayah belum mapan, sehingga dari desa mereka memutuskan untuk hidup berdua di kota,dan sampai memiliki aku sebagai anak mereka di kota ini." Kinan berdiri menatap cermin.

"Jadi,non masih punya saudara di kampung?" tanya bi Inem.

"Ada bi,orang tua dari ayah selalu mengabari kami,bahkan mereka tau aku,tapi dengan terjadinya kecelakaan itu,aku tak bisa lagi menghubungi mereka karena handphone kami semua rusak terbakar di mobil tersebut." Kinan mengingat kejadian kecelakaan itu.

Episodes
1 Part 1.Pesta Pernikahan
2 Part 2.Bulan Madu
3 Part 3.Kecelakaan
4 Part 4. Kehilangan
5 Part 5.Flash Back
6 Part 6.keputusan
7 Part 7.Balas dendam
8 Part 8. Wanita pembawa sial
9 Part 9.Hanya ingin mengobati
10 Part 10.Memberi pelajaran
11 Part 11.Demam tinggi
12 Part 12.Sebuah pelukan
13 Part 13.Ke Luar Kota
14 Part 14.Foto pengantin
15 Part 15.Bebas
16 Part 16.Di renggut paksa
17 Part 17.Tanpa rasa cinta
18 Part 18.Ke rumah sakit
19 Part 19.Ingin pulang
20 Part 20.Takdir Hidup
21 Part 21.Membela Kinan
22 Part 22.Wanita murahan
23 Part 23.Luka Hati
24 Part 24.Kebaikan Pratiwi
25 Part 25.Bertemu Astri
26 Part 26.Menutup rapat rapat
27 Part 27.Satu Permintaan
28 Part 28. Pesan Terakhir
29 Part 29.Meminta Izin
30 Part 30.Rumah kenangan
31 Part 31.Menemui Astri
32 Part 32.Sebuah Surat
33 Part 33.Kejadian pagi hari
34 Part 34.Makan Malam
35 Part 35.Peristiwa dulu
36 Part 36.Peristiwa dulu part 2
37 Part 37.Salah paham
38 Part 38.Sepupu William
39 Part 39.William Sakit
40 Part 40.Merasa nyaman
41 Part 41.Merasa Aneh
42 Part 42.Nyambung
43 Part 43.Rasa yang berbeda
44 Part 44.Sebuah Rahasia
45 Part 45.Positif
46 Part 46.Sebuah permintaan
47 Part 47.Terimakasih
48 Part 48.Tak ada jalan lain
49 Part 49.Donor Hati
50 Part 50.Satu Hati
51 Part 51.Ngidam
52 Part 52.Ketakutan Kinan
53 Part 53.Berubah
54 Part 54.Penyesalan
55 Part 55.Mengintrogasi Ricky
56 Part 56.Minta Bantuan Astri
57 Part 57.Menceritakan semuanya
58 Part 58.Mencari Kinan
59 Part 59.Siapakah Astri?
60 Part 60.Terpaksa berbohong
61 Part 61.Tidak Nafsu Makan
62 Part 62.Lima Bulan Kemudian
63 Part 63.Mimpi
64 Part 64.Mencari Astri
65 Part 65.Gagal lagi
66 Part 66.Kotak Hitam
67 Part 67.Ke Surabaya
68 Part 68.Bayangan dirinya
69 Part 69.Kebaikan Kinan
70 Part 70.Mirip
71 Part 71.Ketakutan Kinan
72 Part 72.Jangan memberitahu nya
73 Part 73.Merasa bersalah
74 Part 74.Meyakinkan perasaan
75 Part 75.Ke Rumah Sakit
76 Part 76.Mengejar Kinan
77 Part 77.Menemui Kinan
78 Part 78.Pulang Ke Jakarta
79 Part 79.Rencana ke Surabaya
80 Part 80.Menemui Kinan
81 Part 81.Membujuk Kinan
82 Part 82.Sampai di Jakarta
83 Part 83.Meyakinkan Hati
84 84.Kesempatan Kedua
85 TAMAT
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Part 1.Pesta Pernikahan
2
Part 2.Bulan Madu
3
Part 3.Kecelakaan
4
Part 4. Kehilangan
5
Part 5.Flash Back
6
Part 6.keputusan
7
Part 7.Balas dendam
8
Part 8. Wanita pembawa sial
9
Part 9.Hanya ingin mengobati
10
Part 10.Memberi pelajaran
11
Part 11.Demam tinggi
12
Part 12.Sebuah pelukan
13
Part 13.Ke Luar Kota
14
Part 14.Foto pengantin
15
Part 15.Bebas
16
Part 16.Di renggut paksa
17
Part 17.Tanpa rasa cinta
18
Part 18.Ke rumah sakit
19
Part 19.Ingin pulang
20
Part 20.Takdir Hidup
21
Part 21.Membela Kinan
22
Part 22.Wanita murahan
23
Part 23.Luka Hati
24
Part 24.Kebaikan Pratiwi
25
Part 25.Bertemu Astri
26
Part 26.Menutup rapat rapat
27
Part 27.Satu Permintaan
28
Part 28. Pesan Terakhir
29
Part 29.Meminta Izin
30
Part 30.Rumah kenangan
31
Part 31.Menemui Astri
32
Part 32.Sebuah Surat
33
Part 33.Kejadian pagi hari
34
Part 34.Makan Malam
35
Part 35.Peristiwa dulu
36
Part 36.Peristiwa dulu part 2
37
Part 37.Salah paham
38
Part 38.Sepupu William
39
Part 39.William Sakit
40
Part 40.Merasa nyaman
41
Part 41.Merasa Aneh
42
Part 42.Nyambung
43
Part 43.Rasa yang berbeda
44
Part 44.Sebuah Rahasia
45
Part 45.Positif
46
Part 46.Sebuah permintaan
47
Part 47.Terimakasih
48
Part 48.Tak ada jalan lain
49
Part 49.Donor Hati
50
Part 50.Satu Hati
51
Part 51.Ngidam
52
Part 52.Ketakutan Kinan
53
Part 53.Berubah
54
Part 54.Penyesalan
55
Part 55.Mengintrogasi Ricky
56
Part 56.Minta Bantuan Astri
57
Part 57.Menceritakan semuanya
58
Part 58.Mencari Kinan
59
Part 59.Siapakah Astri?
60
Part 60.Terpaksa berbohong
61
Part 61.Tidak Nafsu Makan
62
Part 62.Lima Bulan Kemudian
63
Part 63.Mimpi
64
Part 64.Mencari Astri
65
Part 65.Gagal lagi
66
Part 66.Kotak Hitam
67
Part 67.Ke Surabaya
68
Part 68.Bayangan dirinya
69
Part 69.Kebaikan Kinan
70
Part 70.Mirip
71
Part 71.Ketakutan Kinan
72
Part 72.Jangan memberitahu nya
73
Part 73.Merasa bersalah
74
Part 74.Meyakinkan perasaan
75
Part 75.Ke Rumah Sakit
76
Part 76.Mengejar Kinan
77
Part 77.Menemui Kinan
78
Part 78.Pulang Ke Jakarta
79
Part 79.Rencana ke Surabaya
80
Part 80.Menemui Kinan
81
Part 81.Membujuk Kinan
82
Part 82.Sampai di Jakarta
83
Part 83.Meyakinkan Hati
84
84.Kesempatan Kedua
85
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!