Mendengar ucapan Jully barusan, membuat Samantha berfikir lagi. Apakah benar apa yang dikatakan Jully? Apa karena gue mikirin Samudra? batin Samantha. Saat ini selalu pertanyaan itu yang ada di benak Samantha.
Ah gak---! gak boleh gue mikirin kakak gue sendiri, oh holly sh*it....! batin Samantha lagi.
....
"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Bryan yang memasuki kelas Samantha.
Lilly dan Amel pun hanya bisa senyum-senyum sendiri sembari memberikan kode-kode ke arah Samantha.
Sementara beberapa siswa-siswi yang lain pun mengalihkan perhatian mereka pada sepasang kekasih yang baru saja jadian.
"Ya bicara aja."
"Gak di sini Sammy..."
"Terus di mana? kantin?" Samantha membolakan kedua matanya ke arah Bryan.
"Hust Sam...." bisik Amel dengan kode-kode agar Samantha bersikap lebih lembut lagi.
Samantha pun menarik napas panjang seolah mengerti akan kode yang diberikan Amel.
"Ya udah terserah lo, maunya bicara di mana." Kali ini nada bicara Samantha terdengar lebih rendah.
"Taman belakang," jawab Bryan.
"Oke."
Tanpa aba-aba, Bryan dengan cepat menarik kembali lengan Samantha dan membawanya keluar dari ruang kelas. Membuat wajah gadis itu sedikit ia tekuk karena kesal. Entah kenapa sikap Bryan kali ini membuatnya sedikit illfeel.
"Bryan, gue bisa jalan sendiri," ucap Samantha namun tidak direspon oleh cowok tinggi dengan ketampanan yang maksimal.
Ia pun menghentikan langkahnya ketika telah sampai di taman belakang sekolah.
"Mana boleh aku membiarkan gadis ku berjalan sendiri saat bersamaku," jawab Bryan setengah berbisik.
"Sejak kapan lo pakai sebutan aku-kamu seperti ini?" tanya Samantha dengan sedikit senyuman canggung.
"Sejak hari ini, sejak kita jadian." Bryan menjawab enteng.
Samantha membulatkan bibirnya kembali.
"Karena kamu udah jadi pacarku, ada beberapa peraturan yang harus kamu taati."
"Hah ada peraturan juga? seperti main game aja."
Bryan tersenyum, geleng-geleng kepala. Sepertinya Samantha benar-benar cewek ajaib, tetapi disyukuri oleh Bryan karena menurutnya itu tidak membosankan.
"Peraturan pertama, kamu gak boleh deket-deket sama kaum adam kecuali gue-eh maksudnya aku."
"Terus gue harus ngejauh-in Benua juga?" dengus Samantha.
"Oke-oke kecuali aku dan Benua."
"Yang kedua, cukup aku aja cowok istimewa di hidup kamu."
Samantha membulatkan kedua matanya tidak percaya dengan peraturan aneh Bryan.
"Yang ketiga, mulai sekarang jika kamu berangkat dan pulang sekolah harus bareng sama aku. Dan aku gak suka cewek yang pembangkang."
Netra Samantha semakin membola penuh. Astaga! kenapa Bryan jadi gak asik kayak gini sih? batin Samantha.
"Lo ada-ada aja deh, aneh tau!" dengus Samantha.
"Dan yang terakhir, mulai sekarang kita memanggil satu sama lain dengan sebutan aku-kamu. Aku gak mau lagi ada kata Lo-gue."
Samantha membuang napas kasar sebelum akhirnya mengangguk. "Oke-oke deal," ucap Samantha pelan.
Bryan tersenyum lalu kembali mendekatkan wajahnya ke arah Samantha dan berbisik, "Nanti sepulang sekolah ada tempat rahasia ku yang lain yang ingin aku tunjukan ke kamu."
Netra Samantha spontan membola dan menatap ke arah Bryan yang saat itu terlihat senyum-senyum penuh makna.
"Hm, tapi lo gak punya rencana aneh-aneh kan ke gue?"
"No word Lo-gue anymore sweet heart!" lengus Bryan.
"Hehehe iya-iya lupa...." ringis Samantha.
Sepertinya sekarang ini ia harus berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan sikap Bryan yang lebih terlihat alay di mata Samantha.
"Lagipula aku gak seburuk seperti yang kamu pikirkan sayang," ucap Bryan lagi.
Kali ini membuat Samantha merasa tidak enak hati telah menuduh cowok yang ia sukai sejak kelas sepuluh.
"Iya-maaf...." cicit Samantha.
Bryan tersenyum dan menatap Samantha lekat-lekat. Kini ia sudah menemukan orang yang akan mengisi bagian lain dalam hatinya.
to be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments