Sementara Samudra masih merasa tersiksa akan sikap yang Samantha tunjukkan hari ini. Sayup-sayup ia mendengar suara bel pintu apartemen berdering.
Ia pun bangkit dari duduknya dan dengan langkah berat, Samudra menekan knop pintu apartemen. Vero... batinnya lemas.
Samudra menyambut pelukan Veronika serta kecupan singkatnya di ujung bibir Samudra.
"Hey.... aku ganggu kamu?" tanya Veronika yang melihat sikap kekasihnya malam ini, seperti sedikit terpaksa ketika melihat kedatangannya.
Samudra menggeleng.
"No, baby.... kamu gak ganggu kok," jawab Samudra sedikit berpura-pura. Jangan bilang jika Samudra tipe cowok yang tidak punya pendirian. Dia hanya tipe cowok yang tidak akan pernah menyakiti seorang wanita manapun.
Bisa dibilang jika Samudra adalah tipe cowok pecinta wanita. Hatinya terlalu baik untuk menyakiti seorang gadis, meski ia harus membohongi hati nuraninya sendiri.
"Kamu sakit? Pusing kamu kambuh lagi?"
"No... i'm fine...." Samudra kembali menggeleng dan berusaha tersenyum kecil.
"Sayang.... ponsel kamu---"
"Oh tadi gak sengaja jatuh saat aku mo ambil dari atas nakas." Samudra memotong ucapan Veronika. Ia pun membungkuk untuk mengambil satu persatu bagian ponsel yang kocar-kacir dan berserakan di lantai.
"Tapi kok bisa berkeping-keping gitu sih ponselnya?"
Samudra mendongak memandang ke arah Veronika. "Entahlah, mungkin saking kenceng jatohnya." Pundak Samudra terangkat sedikit, berusaha ingin meyakinkan gadis yang saat ini memandang dengan ekspresi selidik.
"Owh...." Bibir tipis Veronika membulat membentuk huruf O.
"Eh anyway... aku bawain kamu makanan. Kita makan bareng yuk?"
"Hm, thanks...."
"Your welcome, baby..."
Veronika menaruh paper bag berisi makanan di atas meja yang ada di pantry apartemen. "Kita makan dulu, Sam...." ucap Vero.
Samudra berjalan mendekat ke ruang pantry dengan wajah yang masih sedikit ia tekuk. Dia masih saja memikirkan soal Samantha.
"Ve...." ucap Samudra sembari mendekat dan duduk pada kursi di balik meja panjang pantry.
"Iya?"
"Minggu depan aku mau balik ke Indo." Samudra terdiam sebentar.
"Owh.... oke...." lirih Veronika dengan wajah yang kini terlihat sedikit dingin, gadis itu pun masih terlihat sibuk mengatur makanan kedalam piring bundar. Atau hanya berusaha menyibukan diri? entahlah.
"Kamu mau ikut?" tanya Samudra kemudian.
Veronika spontan mengangkat wajahnya dan menatap Samudra. "Hm, aku mau..." ucapnya dengan penuh semangat. Senyum lebarnya pun terbentuk, memang telah lama Veronika menginginkan untuk bisa mengenal lebih dekat lagi dengan keluarga Samudra. Dan pertanyaan itu lah yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.
Dia benar-benar mencintai pria itu dan serius dengan hubungan yang terjalin saat ini.
"Thanks, baby...." Veronika memeluk tiba-tiba tubuh Samudra.
Namun hanya senyum sesaat yang Samudra balasankan di balik tubuh indah perempuan cantik itu.
...
"Sam...." Veronika mendekat ke arah Samudra yang malam ini tengah duduk di atas balkon sembari menghisap dalam-dalam rokok yang ada di sela-sela jemari tangannya.
"Kamu lagi mikirin apa sih?" tanya Veronika.
Saat ini gadis cantik itu duduk dalam pangkuan Samudra dan mengalungkan kedua lengannya pada leher kokoh pria itu.
"Nothing...." jawabnya, ia hembuskan kepulan asap rokok berbentuk cincin di tengah udara malam yang dingin di kota Boston.
Veronika mendekatkan wajahnya dan mengendus-endus aroma tubuh Samudra. Aroma mint bercampur tembakau dari rokok tidak membuat Veronika mengurungkan ia menggelayut mesra di tubuh kekar Samudra.
"Kamu terlalu banyak merokok, sayang."
"Only a little, dear."
"Kamu itu dokter, Sam. Dan pasti tau kan akibat buruk terlalu banyak merokok, hm?" Veronika memandang wajah Samudra sembari jemari lentiknya bermain di wajah pria ber-rahang kotak dan tegas itu.
Bibirnya semakin ia dekatkan ke wajah Samudra dan kali ini Veronika merubah posisinya. Duduk saling berhadapan di pangkuan Samudra. Kedua lengan Veronika mengalung ke leher kokoh kekasihnya.
"Dear.... do you want it?" bisik Veronika sembari netranya berotasi nakal ke arah dua bulatan kembar miliknya yang tidak terbungkus bra.
Samudra mende*sah panjang. Membelai rambut Veronika dan mengangkat dagu gadis itu. Hingga bibir keduanya kini saling berpaut lembut.
Keduanya masih saling berbalas ciuman, sesekali terdengar de*sah*an panjang dari Veronika.
Samudra perlahan membuka kancing baju Veronika satu persatu hingga menyembul sedikit bulatan kenyal yang membusung. Seolah menantang Samudra untuk memainkannya.
Tanpa banyak biacara lagi Samudra menggendong tubuh molek kekasihnya seperti bayi, sambil mengecup lembut bibir Veronika.
"Do it, Sam...." perintah Veronika, seperti lampu hijau bagi Samudra untuk bertindak lebih jauh lagi.
Hingga Samudra menjatuhkan perlahan tubuh Veronika ke ranjang berukuran king size miliknya.
Veronika berbaring sembari menatap sayu ke arah Samudra yang saat itu berada di atas tubuhnya.
"C'mon baby...." bisik Veronika, jemari lentiknya menyusur ke lengan kekar berotot Samudra.
Satu ciuman Samudra pun mendarat di bibir yang selalu berwarna merah cerry itu. Hingga ciumannya menyusuri bagian lain tubuh indah itu.
Selang beberapa menit, Samudra menghentikan pergerakannya tiba-tiba.
"Sorry....." ucap Samudra pelan.
to be continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments