Riana yang telah pulang setelah berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama kedua anaknya pun akhirnya bisa bersantai di tempat tidur dengan pikiran yang kosong.
Laura yang terbaring menatap langit-langit atap kamarnya pun memikirkan semua kenangan indah dirinya bersama Kamal dan kedua anaknya.
"Mas, kenapa kau berubah? Kenapa kau menodai Pernikahan kita?" tanya Riana dengan suara yang lemah dengan air mata yang tanpa sadar mengalir ke pipinya.
Riana yang mengetahui bahwa saat ini Kamal tidak akan mengingat dirinya ataupun kedua anak mereka tiba-tiba merasakan sakit yang tidak berdarah di dadanya.
Riana yang lelah fisik, batin maupun pikiran perlahan memejamkan matanya dan tertidur karena rasa kantuk yang telah menyerangnya.
Kamal yang telah menghabiskan waktu bersama Yonna merasa perasaan kesalnya telah menghilang dan memutuskan pulang setelah mengantar Yonna ke rumahnya.
Riana yang mendengar suara gembok pagar rumahnya berbunyi pun bergegas bangun dan mengintip dari jendela kamarnya.
Riana yang melihat Kamal sampai di rumah di pukul sepuluh malam pun menatap dingin ke arah Kamal lalu bergerak cepat menuju tempat tidur dan berpura-pura tidur.
"Akhirnya kau pulang juga Mas. Sepertinya kau sangat bahagia karena telah menghabiskan waktu bersama dengan Mbak Yonna!" ucap Riana dalam hati dengan tatapan mata yang dingin.
Riana yang melihat Kamal yang telah masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sambil bernyanyi dengan suasana hati yang bahagia membuat Riana menjadi sangat kesal.
Riana yang ingin menemukan bukti Yonna dan Kamal bertukar pesan atau saling menghubungi satu sama lain di handphone Kamal ternyata tak mendapatkan apapun.
"Apa ini? Kenapa pesan di handphone Mas Kamal bersih sekali dan hanya ada pesan dari rekan kerja dan bosnya? Meskipun menghubungi Mbak Yonna, Mas Kamal hanya berbalas pesan seputar pekerjaan. Ini benar-benar membuatku curiga!" ucap Riana dalam hati dengan tatapan mata yang curiga.
Riana yang tak ingin ketahuan pun menghapus aplikasi yang telah dibukanya lalu kembali berbaring di tempat tidur.
Keesokan paginya, Riana yang bangun tidur dan melakukan pekerjaannya tetap bersikap seperti biasanya.
Kamal yang tidak mengatakan apapun tentang tindakannya yang telah menjadikan Riana sebagai tempat pelampiasan kemarahannya memilih bersikap cuek dan tidak peduli sehingga membuat Riana menjadi kesal.
Namun Riana yang tak ingin kalah dari memenangkan egonya yang ingin tetap marah pada Kamal pun menarik nafas panjang lalu menenangkan hati dan pikirannya lalu memutuskan untuk melupakan sikap Kamal.
"Mas, ini sarapannya!" ucap Riana dengan nada suara yang datar dengan ekspresi wajah yang masih terihat kesal.
Kamal yang melihat Riana telah memanggilnya meski dengan wajah yang sedikit masam tetap membuat Kamal menjadi senang.
Lalu saat Laura melihat Kamal pergi lebih awal bersama kedua anaknya itu pun bergegas berbalik arah dan menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku harus ke Rumah Sakit sekarang. Aku harus melakukan pemeriksaan menyeluruh karena aku khawatir bahwa aku akan terkena Penyakit AIDS. Aku tidak mau merasakan karma dari perbuatan buruk Mas Kamal!" ucap Riana dengan tekad yang kuat.
Setelah tiga jam berlalu, Riana yang telah berada di salah satu Rumah Sakit ternama dengan fasilitas yang lengkap pun melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Bagaimana dok? Apakah saya terkena AIDS?" tanya Riana dengan ekspresi wajah yang penasaran dengan rasa ingin tau yang tinggi.
"Ibu sabar dulu. Hasilnya akan segera keluar setelah setengah jam menunggu karena darah yang diambil harus diidentifikas terlebih dahulu!" ucap Dokter suara yang ramah.
Riana yang sangat tidak tenang membuat Dokter yang menangani Riana menjadi ikut tidak tenang.
"Maafkan saya jika saya lancang. Apakah saya boleh tau alasan Ibu melakukan tes ini?" tanya Dokter dengan sedikit perasaan penasaran.
Riana yang tidak bisa berbohong karena ini menyangkut kesehatan dirinya dan kedua anaknya pun memutuskan berkata jujur.
"Sebenarnya saya baru mendapatkan kenyataan bahwa suami saya telah berselingkuh dan aku pun baru mengetahui bahwa keduanya sering melakukan hubungan i*tim!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang sedih.
"Apakah wanita yang menjadi selingkuhan suami Ibu sering bertukar pasangan?" tanya Dokter dengan ekspresi wajah yang penasaran.
"Saya tidak tau Dokter tapi satu hal yang pasti saya ketahui bahwa wanita itu masih memiliki suami yang sah!" ucap Riana dengan suara yang tegas.
Dokter yang mendengar penjelasan Riana pun terdiam lalu tiba-tiba seorang perawat datang membawakan hasil tes pemeriksaan Riana.
"Silahkan Ibu buka. Ini adalah hasil tesnya!" ucap Dokter nada suara yang ramah dengan senyum yang lembut.
Riana yang sangat gugup tetap memberanikan dirinya untuk membuka amplop tersebut dengan perlahan hingga akhirnya Riana melihat hasil yang ditunggunya.
"A-Aku negatif!" ucap Riana dengan suara yang sedikit tinggi dengan mata yang terbuka lebar dengan ekspresi wajah yang tidak percaya.
"Benar sekali. Ibu tidak terindifikasi terkena HIV/AIDS tapi saya sarankan untuk Ibu minum Obat PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) mendengar cerita Ibu tadi dan sebaiknya Ibu sering-sering periksa ke Rumah Sakit untuk mendeteksi Penyakit ini sesering mungkin paling lama enam bulan sekali!"" ucap Dokter dengan ekspresi wajah yang serius dan perca diri.
"Hmmm, baiklah dok. Terima kasih." ucap Riana dengan ekspresi wajah yang lega lalu menebus obat yang disarankan Dokter untuknya.
Riana yang telah merasa lega akan kesehatannya dan anak-anaknya pun bergegas kembali ke rumah kembali.
"Hah! Sekarang aku sudah bisa merasa lega dan aku hanya perlu meminum Pil ini sehari sekali lalu aku akan terbebas dari resiko penyakit yang mungkin dibawa oleh Mas Kamal dan Mbak Yonna." ucap Riana dengan ekspresi wajah yang lega sambil mencari tempat untuk menyembunyikan obatnya.
Riana yang membuka lemari tidak sengaja melihat map yang berisikan sertifikat rumah, Surat-surat mobil dan Surat Keterangan Tugas Kamal bekerja di BUMN.
"Hmmm, aku tak ingin Mbak Yonna mendapatkan semua yang menjadi tujuannya saat menjadi selingkuhan Mas Kamal. Aku harus mendapatkan semua ini tapi bagaimana caranya?" ucap Riana saat memegang tiga surat berharga tersebut di tangannya.
"Aku akan membuat Mas Kamal menjual mobil itu dan mengambil pinjam uang di Bank dalam jumlah yang besar lalu semua uang itu akan aku simpan di dalam rekeningku!" ucap Riana dalam hati dengan tekad yang kuat.
"Lalu untuk melakukan itu semua aku harus menjual mobil itu terlebih dahulu lalu meminta bantuan kedua orangtuaku!" ucap Riana dengan hati yang berat karena tak ingin orangtuanya tau masalah yang dihadapinya.
#Bersambung#
Apakah Riana akan memberitau orangtuanya tentang perselingkuhan Kamal atau tidak? Tebak jawabannya di kolom komentar ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Aqua_Chan
mencoba terus baca
2023-10-05
1
Yunerty Blessa
jangan di kasi lama..
2023-08-26
1
Adi Putra Putra
Laura, Riana,
siapa nya ahk..😰😰😰
2023-03-26
3