BAB 5. Tawaran Bantuan

Riana yang telah meminta izin untuk tidak berangkat bekerja selama satu hari pun mulai berberes rumah saat semua orang telah pergi.

"Aku akan menyelesaikan tugasku dulu sebagai Ibu dan Istri lalu setelah itu kita mulai semuanya!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang penuh semangat.

Riana yang tidak ingin memikirkan terlalu dalam Penghianatan Kamal terhadapnya sementara Kamal bahkan dapat dengan santai bersikap manis di hadapannya sementara menyimpan pisau yang tajam di balik tangannya.

Riana pun menyelesaikan tugasnya bersih-bersih satu per satu hingga akhirnya semuanya telah bersih dan rapi.

Riana yang tak ingin terlihat lusuh pun mulai memperhatikan dirinya dengan melakukan make up sederhana.

"Hmmm, apakah Mas Kamal selingkuh karena merasa aku sudah tidak menarik lagi dan Mbak Yonna yang telah melahirkan tiga anak tetap menarik di matanya?" gumam Riana dengan suara yang rendah sambil menatap tubuhnya di depan cermin yang besar.

Riana yang melihat lemak yang sangat banyak di bagian perut dan pahanya pun menarik nafas panjang.

"Apakah aku harus mulai diet dan mengikuti beberapa program olahrga untuk menghilangkan lemak-lemak ini dan membuat Mas Kamal tertarik lagi padaku?" gumam Riana dengan ekspresi wajah yang sedih sambil memegang beberapa lemak di bagian perutnya.

Sesaat setelah pikiran dan keinginan untuk memberikan Kamal kesempatan kedua muncul sesaat itu pula Riana menyesalinya.

"Peselingkuhan ini bukanlah kesalahanku. Perselingkuhan adalah sebuah penyakit yang tidak akan sembuh jika tidak dari niat orang yang melakukannya!" ucap Riana lagi dengan tangan di atas meja rias dengan ekspresi wajah yang serius.

"Aku tidak akan mengubah tubuhku karena ingin Mas Kamal melihatku kembali tapi aku melakukan itu semua demi diriku!" ucap Riana dengan tekad yang kuat.

Riana yang tak ingin larut dalam kesedihan dan pikiran buruk pun memutuskan keluar dan pergi ke Toko Perhiasan.

"Aku harus menjual semua perhiasan ini dan membeli yang palsu agar Mas Kamal tidak curiga!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang serius sambil memasukkan Perhiasan-perhiasan tersebut ke dalam Tas.

Beberapa jam berlalu, Riana yang telah mendapatkan uang dan perhiasan pengganti yang diinginkannya pun pergi ke salah satu Bank untuk membuka tabungan baru.

Riana yang telah menyelesaikan semua urusannya pun berniat untuk bergegas kembali ke rumah tapi tiba-tiba seseorang memanggil Riana dari belakang.

"Hmmm, akhirnya semua telah selesai. Aku telah memindahkan semuanya ke rekeningku dan tak menyisahkan apapun di Tabungan yang diketahui Mas Kamal!" gumam Riana dengan ekspresi wajah yang lega.

"Sekarang waktunya aku kembali tapi rasanya sangat disayangkan jika aku buru-buru pulang karena tidak ada lagi yang bisa aku lakukan karena kedua anakku masih di sekolah!" ucap Riana dengan suara yang rendah sambil menarik nafas panjang.

"Riana! Riana! Ini Riana, kan? Masih ingat denganku? Aku Putra dan kita berada di Universitas yang sama!" ucap Putra dengan ekspresi wajah yang bahagia.

"Agh, kau pasti lupa denganku tapi apakah kau ingat dengan Yoga, Yoga si Keriting!" ucap Putra dengan nada suara yang penuh semangat.

Riana yang tidak mengingat dengan jelas tentang Putra tapi sangat mengingat jelas tentang Yoga yang merupakan teman yang didapatkannya saat berpartisipasi c5dalam Pentas Seni Antar Jurusan pun tetap bersikap ramah terhadap Putra.

"Hmmm, ya, aku ingat dengan Yoga. Dia orang yang baik dan lucu!" ucap Riana dengan tawa kecil saat mengingat tentang kepribadian Yoga.

Di saat Putra ingin mengatakan sesuatu untuk mengingatkan Riana akan dirinya tiba-tiba seseorang muncul dari belakang Putra.

"Bu Guru, apa kabar? Masih ingat denganku, Bu?" tanya seorang pria yang telah beranjak dewasa dengan seragam polisi dengan tubuh yang tegap.

"Hmm, kamu... Apakah kamu Aris?" tanya Riana dengan nada suara yang hati-hati dengan ekspresi wajah yang penasaran.

"Benar, Bu. Ini Aris. Bagaimana kabar Ibu, sekarang?" tanya Aris dengan ekspresi wajah yang bahagia dengan tawa yang ceria.

"Ah, Ibu baik-baik saja. Ibu senang melihatmu yang sudah berhasil menjadi Polisi. Semoga menjadi Polisi yang amanah, ya!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang bahagia dan bangga di saat bersamaan saat melihat salah satu muridnya menjadi manusia yang sukses.

Putra yang mendengar percakapan Riana dan Aris pun akhirnya menarik satu kesimpulan penting yang membuat Putra memiliki cara untuk bicara dengan Riana.

"Hmmm, tidak disangka ternyata Dunia ini sangat sempit. Aku tidak menyangka jika kau adalah Guru dari Adikku!" ucap Putra dengan senyum yang lebar.

"Agh, sekarang sudah waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita pergi untuk makan siang bersama? Aku pun ingin tau bagaimana kelakuan Aris saat sekolah dulu." ucap Putra dengan wajah yang tidak tau malu dengan senyum yang lebar.

Aris yang melihat sikap Kakaknya yang seperti manusia es itu bisa bersikap sangat manis di hadapan wanita lain pun memutuskan untuk membantu Kakaknya.

"Sepertinya Kak Putra menyukai Bu Riana, bagaimana kalau aku membantu mereka agar bisa dekat?" ucap Aris dalam hati dengan senyum yang misterius.

"Ayolah, Bu. Ayo kita makan bersama. Aris pun ingin tau tentang kondisi sekolah sekarang!" ucap Aris dengan tatapan mata yang berbinar penuh harap.

Riana yang tidak bisa menolak permintaan Muridnya itu pun menarik nafas panjang dan menyerah hingga akhirnya menyetujui permintaan Putra dan Aris.

Keduanya pun pergi ke salah satu Rumah Makan yang terkenal enak dan akhirnya menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengobrol lalu saling bertukar nomor telepon.

Riana yang tidak bisa pergi keluar rumah lebih lama lagi pun memutuskan kembali ke rumah karena khawatir kedua anaknya akan sampai lebih dulu daripada dirinya.

"Aku harus segera pulang. Aku tidak bisa membiarkan anak-anak mengatakan sesuatu kepada Mas Kamal tentang kepergianku dan aku pun malas untuk mencari alasan menjelaskan tujuan kepergianku!" gumam Riana dengan suara yang rendah dengan ekspresi wajah yang canggung.

Putra yang memiliki kantor Notaris sendiri pun telah bertemu dengan banyak Pelanggan dengan berbagai masalah sehingga saat Putra melihat Riana mengkerutkan alisnya pun membuat intuisi Putra aktif.

"Riana, jika kau membutuhkan bantuanku di bidang hukum maka katakan saja. Aku akan siap membantumu!" ucap Putra dengan ekspresi wajah yang serius dengan tatapan mata yang tajam.

"Benar, Bu. Kalau ibu membutuhkan Pengacara atau masalah hukum katakan saja pada Kakakku. Dia sangat ahli dalam bidang hukum!" ucap Aris yang dengan tegas memberikan jaminan atas kredibilitas Putra dengan mengangkat jempolnya.

"Hmmm, Ibu juga bisa meminta bantuanku jika suatu saat membutuhkan bantuan di Kepolisian!" ucap Aris dengan percaya diri dengan kepala terangkat.

Riana yang mendengar kata-kata dukungan yang tak disangka itu pun tersenyum tulus dengan ekspresi wajah yang bahagia.

#Bersambung#

Apakah Riana akan mengambil tawaran bantuan dari Putra dan Aris? Tunggu jawabannya di BAB-BAB selanjutnya ya..

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

datang sendiri pendukung mu Riana..

2023-08-25

1

Uthie

Uthie

makin seru 👍😁

2023-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Notifikasi Email
2 BAB 2. Perselingkuhan
3 BAB 3. Aset
4 BAB 4. Bujukan Menjual Motor
5 BAB 5. Tawaran Bantuan
6 BAB 6. Asal Usul Perselingkuhan
7 BAB 7. Tiga Puluh Juta
8 BAB 8. Mengumpulkan Bukti
9 BAB 9. Rencana Merusakkan Mobil
10 BAB 10. Mengambil Mobil dan ATM
11 BAB 11. Tempat Les Baru
12 BAB 12. Mobil Mogok
13 BAB 13. Ditinggal Sendiri
14 BAB 14. Pemalakan
15 BAB 15. Ditegur Atasan
16 BAB 16. Pernyataan Cinta yang Tak Terduga
17 BAB 17. Saran yang Tak Terduga
18 BAB 18. Air Mata Buaya
19 BAB 19. Kemungkinan HIV/AIDS
20 BAB 20. Mengganti Aki Mobil
21 BAB 21. Pergi Mendadak
22 BAB 22. Perdebatan
23 BAB 23. Mogok Lagi
24 BAB 24. Dorong Mobil
25 BAB 25. Dua Handphone
26 BAB 26. Pertimbangan
27 BAB 27. Niat Lain Yonna
28 BAB 28. Mensadap Handphone
29 BAB 29. Uangmu itu Hakku dan Anakku
30 BAB 30. Makan-makan
31 BAB 31. Transfer
32 BAB 32. Melipat Gandakan Uang
33 BAB 33. Bos Baru
34 BAB 34. Lolos Tes Pemberkasan
35 BAB 35. Pertengkaran
36 BAB 36. Bendera Damai
37 BAB 37. Aku atau Kamu yang bodoh?
38 BAB 38. Pinjaman Bank Diterima
39 BAB 39. Kesepakatan
40 BAB 40. Serong Sana, Serong Sini
41 BAB 41. Ketahuan Shawn
42 BAB 42. Kecelakaan.
43 BAB 43. Kenyataan yang Menyakitkan
44 BAB 44. Dukung Penuh
45 BAB 45. Batas Kesabaran Riana
46 BAB 46. Rencana Penggrebekan I
47 BAB 47. Rencana Penggrebekan II
48 BAB 48. Penggrebekan I
49 BAB 49. Penggrebekan II
50 BAB 50. Masuk Penjara
51 BAB 51. Hukum Masyarakat
52 BAB 52. Air Mata Kesedihan
53 BAB 53. Rencana Dion
54 BAB 54. Permintaa Lainnya
55 BAB 55. Pertemuan
56 BAB 56. Keputusan Mengakhiri Semua
57 BAB 57. Pengembalian Uang atau Tuntutan Perdata
58 BAB 58. Perjanjian Verbal
59 BAB 59. Permintaan Yonna
60 BAB 60. Sindiran Tetangga
61 BAB 61. Keputusan Akhir Dion
62 BAB 62. Menjual Tanah
63 BAB 63. Yonna Bebas dari Penjara
64 BAB 64. Kehamilan Yonna
65 BAB 65. Nada Anjani
66 BAB 66. Kehilangan Janin
67 Bb 67. Video Viral
68 BAB 68. Pelantikan
69 BAB 69. Pindah atau Berhenti
70 BAB 70. Pindah
71 BAB 71. Kamal Kecelakaan
72 BAB 72. Jodohku
73 BAB 73. Pengumuman Pernikahan
74 BAB 74. Menyakiti Hati dan Raga
75 BAB 75. Akhir Cerita
76 Pengumuman
77 Perhatian
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1. Notifikasi Email
2
BAB 2. Perselingkuhan
3
BAB 3. Aset
4
BAB 4. Bujukan Menjual Motor
5
BAB 5. Tawaran Bantuan
6
BAB 6. Asal Usul Perselingkuhan
7
BAB 7. Tiga Puluh Juta
8
BAB 8. Mengumpulkan Bukti
9
BAB 9. Rencana Merusakkan Mobil
10
BAB 10. Mengambil Mobil dan ATM
11
BAB 11. Tempat Les Baru
12
BAB 12. Mobil Mogok
13
BAB 13. Ditinggal Sendiri
14
BAB 14. Pemalakan
15
BAB 15. Ditegur Atasan
16
BAB 16. Pernyataan Cinta yang Tak Terduga
17
BAB 17. Saran yang Tak Terduga
18
BAB 18. Air Mata Buaya
19
BAB 19. Kemungkinan HIV/AIDS
20
BAB 20. Mengganti Aki Mobil
21
BAB 21. Pergi Mendadak
22
BAB 22. Perdebatan
23
BAB 23. Mogok Lagi
24
BAB 24. Dorong Mobil
25
BAB 25. Dua Handphone
26
BAB 26. Pertimbangan
27
BAB 27. Niat Lain Yonna
28
BAB 28. Mensadap Handphone
29
BAB 29. Uangmu itu Hakku dan Anakku
30
BAB 30. Makan-makan
31
BAB 31. Transfer
32
BAB 32. Melipat Gandakan Uang
33
BAB 33. Bos Baru
34
BAB 34. Lolos Tes Pemberkasan
35
BAB 35. Pertengkaran
36
BAB 36. Bendera Damai
37
BAB 37. Aku atau Kamu yang bodoh?
38
BAB 38. Pinjaman Bank Diterima
39
BAB 39. Kesepakatan
40
BAB 40. Serong Sana, Serong Sini
41
BAB 41. Ketahuan Shawn
42
BAB 42. Kecelakaan.
43
BAB 43. Kenyataan yang Menyakitkan
44
BAB 44. Dukung Penuh
45
BAB 45. Batas Kesabaran Riana
46
BAB 46. Rencana Penggrebekan I
47
BAB 47. Rencana Penggrebekan II
48
BAB 48. Penggrebekan I
49
BAB 49. Penggrebekan II
50
BAB 50. Masuk Penjara
51
BAB 51. Hukum Masyarakat
52
BAB 52. Air Mata Kesedihan
53
BAB 53. Rencana Dion
54
BAB 54. Permintaa Lainnya
55
BAB 55. Pertemuan
56
BAB 56. Keputusan Mengakhiri Semua
57
BAB 57. Pengembalian Uang atau Tuntutan Perdata
58
BAB 58. Perjanjian Verbal
59
BAB 59. Permintaan Yonna
60
BAB 60. Sindiran Tetangga
61
BAB 61. Keputusan Akhir Dion
62
BAB 62. Menjual Tanah
63
BAB 63. Yonna Bebas dari Penjara
64
BAB 64. Kehamilan Yonna
65
BAB 65. Nada Anjani
66
BAB 66. Kehilangan Janin
67
Bb 67. Video Viral
68
BAB 68. Pelantikan
69
BAB 69. Pindah atau Berhenti
70
BAB 70. Pindah
71
BAB 71. Kamal Kecelakaan
72
BAB 72. Jodohku
73
BAB 73. Pengumuman Pernikahan
74
BAB 74. Menyakiti Hati dan Raga
75
BAB 75. Akhir Cerita
76
Pengumuman
77
Perhatian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!