Wanita Milik Ceo Dingin
Namaku Emmanuela Gresilea.
Hari ini kepulanganku ketanah air setelah enam tahun menempuh pendidikanku di Luar Negeri. Berkat kepintaranku,aku mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ku sampai S2. Perasaanku begitu bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan papaku.
Tibanya aku di depan rumah,aku di buat bingung dan bertanya tanya kenapa banyak sekali orang orang bertamu di rumahku,Aku keluar dari mobil lalu menyeret koper masuk menuju kedalam.
"Emma.." hiks hiks..bibik ku sambil menangis menghampiriku.
"Ada apa ini bik?" tanyaku sedangkan bibikku masih menangis belum menjawab pertanyaanku.
"Emma...Papamu emma.." hiks..hiks.. "Papamu meninggal emma.."
Duar....
Bagai tersambar petir siang bolong emma terkejut mendengar ucapan bibiknya.Emma berjalan cepat masuk kedalam rumah,saat sampai di tengah ruangan keluarga Emma lansung mematung, matanya belum percaya di dalam peti itu adalah papanya. Emma mendekat dengan pikirannya sangat tak karuan.
"Bibik ini bukan papa kan..?" Emma berjongkok dan tangan Emma mencoba memegang tubuh papanya sudah terbujur kaku sedangkan Bibiknya terus menangis.
"Emm kuatkan hatimu sayang.." ucap bibiknya mengelus belakang Emma. Emma terduduk lemas,matanya mulai berlinang air matanya.
Hiks..hiks.."Tidak Bik ini hanya mimpikan bik.." Emma membelai wajah pucat papanya.
"PAPA...!!TIDAK...TIDAK.." Hiks...hiks...
"Papa....,tidak...ini tidak mungkin.... Papa bangun pa.. Ini tidak mungkin." tangis Emma histeris,bibiknya lansung membantu menenangkan Emma.
"Iklaskan nak,papamu benar tidak ada lagi nak.." bibik Emma memeluk tubuhnya.
Hiks...hiks...hiks.." tidak bik,papa cuman tidurkan bik,papa cuma tidurkan bik..?" tanya Emma masih tidak menerima kematian papanya.bibiknya mengelengkan kepalanya menyadarkan ponakannya.
"Dengarkan bibik nak,papamu sudah tiada nak." ucap bibiknya memegang kedua pipi Emma,membuat dia kembali menangis histeris. Emma mendekati tubuh papanya.
"Papa kenapa tinggal emma pa,kenapa pa.. Emma sudah pulang pa..emma sudah pulang pa.." emma benar benar terpukul atas meninggalnya papanya kembali membuatnya mengingat kejadian mamanya dulu meninggal karena sakit juga.Emma menghapus air matanya lalu melihat kearah bibiknya.
"kenapa kalian tidak memberitahu aku bik..?" tanya Emma.
"Kami sudah menghubungi kamu berulang kali nak bahkan mengirim pesan sama kamu juga tapi nomor kamu tidak aktif dan pesan kami juga tidak kamu balas." mendengar itu Emma melihat ponselnya mati membuat Emma kembali menangis.
"Yang sabar nak,iklaskan papamu." ucap bibiknya menguatkan Emma,Emma tidak bisa lagi bicara, dia menyalahkan dirinya atas kematian papanya.
Hiks..hiks..."Maafin Emma pa..maafin Emma pa.." Emma mencium kening papanya.
Satu jam kemudian mereka bersiap siap mengantar peristirahatan terahkir papa Emma,dengan perasaan yang hancur,
bersalah dan terluka Emma dengan berderai air matanya mengantar papanya.
Upacara sembayang pun di lakukan,
setelah itu papanya mulai di turunkan kebawah,perlahan tanah mulai menutupi tempat papanya. Saat semuanya sudah selesai bibiknya mengiring Emma menabur bunga,air dan meletakan poto papanya disana.
Emma terduduk lemas dengan air matanya terus mengalir.
"Papa.." hiks..hiks...hiks...
"Sekarang papa bahagia sudah bersatu dengan mama,Emma..." hiks..hiks.. Emma tidak bisa meneruskan lagi ucapannya, sungguh dia sangat terpukul atas kepergian papanya.
Cup..Emma mencium nisan papanya.
"Emma akan berusaha mengiklaskan kepergian papa pa,papa bahagia bersama mama,berkati Emma menjalani semua ini tampa kalian pa.." Emma berjalan mendekati kuburan mamanya lalu mencium nisan mamanya.
"Mama senang sudah melihat papa bersama mama sekarang,Emma ikut bahagia ma..,terimakasih kalian sudah memberikan kehidupan bahagia kepada Emma semasa hidup kalian,Emma akan mengiklasan menjalani hidup ini perlahan pa..ma..." Emma masih bicara dengan kedua orantuanya.
Semua orang yang ikut mengantar kepergian papa Emma mulai berpamitan pulang,kini tinggal Emma dan bibiknya masih disana.
Sampai satu jam kemudian bibiknya membawa Emma pulang, dengan langkahnya yang berat Emma berjalan menjauh rumah baru papanya.
Saat sampai di rumah, Emma kembali menangis mengingat kenangannya dengan papa mamanya,Emma berjalan menuju kamar orangtuanya lalu berbaring disana. Air matanya masih mengalir di pipinya.
"Papa..mama..." hiks..hiks..
Bibik Emma juga ikut menangis melihat ponakannya begitu terpukul atas kepergian papanya. dia mendekati Emma lalu mengusap kepalanya.
"Bibik tau saat ini kamu sangat terpukul nak atas kepergian papa.u,tapi jangan berpikir kamu sendiri,masih ada bibik bersama kamu nak.." Emma melihat kearah bibiknya,dia bangun lansung memeluk tubuh bibiknya dengan erat.
Hiks..hiks.."Terimakasih bik." ucap Emma.
"Iya sayang.." jawab bibiknya mengelys belakang Emma.
*
*
*
Dua bulan sudah kepergian papanya, wajah cantik Emma masih di selimuti awan hitam yang gelap. Emma tengah duduk di depan rumahnya. Bibiknya berjalan keluar mendekati Emma dengan membawa sebuah kotak di tangannya. Hari ini Bibiknya berpikir sudah waktunya menyerahkan semua barang milik papanya Emma untuk Emma.
"Emma.." panggil bibiknya, emma menoleh kearah bibiknya.
"Sebelum papamu meninggal,papamu menitipkan ini kebibik untuk memberikan ini untuk kamu nak." bibik menyerahkan kotak tersebut kepada Emma yang lansung dia sambut lalu membukanya.
Terlihat sebuah buku tabungan dan beberapa sertipikat tanah dan lainnya di dalam sana,Emma mengambil surat yang sepertinya papanya tuliskan.
Nak setelah kamu membaca surat ini berarti papa sudah bersama mamamu, papa ingin mengatakan kepadamu, mulai hidupmu dengan keinginanmu. Pergilah kekota yang kamu inginkan dan mulailah hidupmu disana dengan cita citamu. papa juga sudah menyiapkan rejeki yang akan membantu kehidupanmu berapa tahun kedepan. Jangan berlarut dalam kesedihan,
Berbagialah. Papa mama tetap akan bersamamu sayang.
Begitulah bunyi surat papanya,Emma membuka Dua buku tabungan milik papanya,betapa terkejutnya dia melihat saldonya yang ada didalam sana. Emma kembali menutup kotak itu.
"Bik Apa Emma harus mengikuti keinginan papa mama bik?" tanya Emma.
"Menurut bibik kalau itu keingin kamu, dan orangtua kamu juga ingin melihat kesuksesan kamu tentu saja kamu harus mewujudkannya nak." jawab bibiknya.
Emma berpikir saat itu mengenai apa yang papanya katakan dalam surat itu. Emma melihat kearah bibiknya lalu memegang tangan bibiknya.
"Bik.. Bibik ikut Emma ya,hanya bibik satu satunya keluarga Emma disini bik." ucap Emma membuat bibiknya tersenyum.
"Apa tidak apa bibik bersama kamu nak, nanti akan menambah beban kamu." jawab bibiknya.
"Bik.. Bibik satu satunya keluarga yang Emma miliki,Emma sudah anggap bibik sebagai mama Emma juga,Emma nggak mau ninggalin bibik sendiri disini.Emma sama sekali tidak pernah berpikir begitu bik."
"Bibik juga begitu Nak,Baiklah bibik akan mengikuti kamu nak." Emma lansung memeluk erat tubuh bibiknya karena bahagia bibiknya mau ikut bersamanya.
"Besok kita akan berangkat ya bik."
"Iya Nak.kalau begitu kita menemui Bu Rt bilang kita akan pergi,jadi kita bisa menitipkan rumah dan juga rumah papa mama kamu nak." ajak bibiknya yang di angguki Emma, mereka berdua menuju rumah Bu Rt, sampai disana mereka disambut oleh ibu Rt.
Emma menjelaskan kepergiannya bersama bibiknya,Ibu Rt memahami apa yang Emma katakan,dia mendoakan semoga apa yang ingin Emma lakukan di lancarkan,dia juga menyematkan candaan agar tidak melupakan kampung halamannya.
Setelah itu Emma dan bibiknya kembali kerumah untuk berberes beres menyiapkan barang barang mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mey Benu Mey
lanjut thor
2023-09-11
1
ayu nuraini maulina
br nyimak
2023-06-20
0
Vn Rkive
seru sih, tapi penggunaan nama Emma dalam percakapan kurang efektif. kan ini dia menceritakan ttg kehidupannya jd lebih baik gunakan aku. terima kasih, maaf ini sekedar saran saja.🙏☺️
2023-04-03
0