sebenarnya

"Kamu kenapa diam cie?,kamu marah..?" Emma masih belum menjawab ucapan Dea.

"Cie..." Dea memegang pundak sahabatnya itu barulah Emma tersadar lamunannya.

"Kamu marah,setelah tau wanita yang kakak aku sukai itu kamu..?" tanya Dea lagi.

"Enggak,bukan gitu,Aku bukannya marah,

aku hanya terkejut saja,kamu tau kan' Aku aja baru pertama kali ini lihat kakak kamu,ya.. Ya Aneh aja kakak kamu menyukai aku,memangnya dia pernah melihat aku sebelumnya gitu.?" Ucap Emma dalam kebingungannya.

"Cie pria yang nabrak kamu di Mall malam itu dengan siang itu kakak aku cie,kak Dego. Dia kalau keluar memang begitu tidak mau menampak wajahnya, kemana mana dia selalu menggunakan masker dan kacamatanya." Jelas Dea agar sahabatnya itu tidak bingung lagi.

"Masa sih..?" ucap Emma belum yakin.

"Kalau kamu belum yakin besoklah kita ajak kakak aku ketemuan,biar kamu bisa lihat dia lagi dengan matanya pasti sama."ucap Dea lagi.

"Tadi aku sih mikirnya gitu tapi aku nggak hiraukan takut bukan orangnya.." ucap Emma.

"Kakak aku,percaya deh atau ngak, sebentar aku lihatin poto kakak aku." Dea membuka galery potonya lalu membuka satu poto kakaknya yang jelas.

"Sama kan?" tanya Dea.

"Aa..aaa iya cie..,Eh kita udah lama temanan,baru kali ini kamu ngasi tau aku poto kakak kamu cie..?" Tanya Emma.

"Iya juga ya..,tapi kamu kan nggak pernah nanyain kakak aku atau pun pengen lihat dia gimana cie." ucap Dea mengingatkan Emma.

"Iya juga sih." jawab Emma membenarkan ucapan sahabatnya itu.

"Cie mengenai tadi yang aku bilang kakak aku itu,gimana tanggapan kamu?" tanya Dea dengan sangat hati hati,dia juga penasaran mendengar jawaban dari Sahabatnya.

"Kakak kamu menyukai aku itu.?" Emma menghentikan ucapannya.

"Iya.."

"Ya..Nggak masalah sih cie,itu urusan perasaan kakak kamu." jawab Emma.

"Bukan itu,maksud aku perasaan kamu melihat kakak aku gimana..?" tanya Dea lagi.

"Aku nggak tau...,Aku aja baru mengenal kakak kamu."Jawab Emma,Dea menekan kepalanya mendengar jawaban sahabatnya di luar dari perkiraannya.

"Cie kamu tau..,di luaran sana cewek macam apalah bentuk mereka itu mengantri mendapatkan kakak aku cie, kamu yang kakak aku sukai,kamu sama sekali nggak merasa bahagia gitu..? Atau kamu nggak senang gitu kakak aku menyukai kamu?,kamu nggak tertarik sama kakak aku gitu..?" ucap Dea panjang kali lebar sedangkan Emma menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar ucapan Dea.

"Cie kamu ngegas benar sih ngomongnya, oke.. aku paham maksud kamu, kakak kamu memang tampan,bodynya oke, dan perpect bangetlah,tapi kamu tau kan' aku gimana cie?,Andre aja udah kayak gimana ngelakuin cara apa pun supaya aku bisa menyukai dia balik aja aku belum bisa nerima dia cie,Apa lagi kakak kamu baru tadi aku mengenal dia cie,Aku bukannya nggak suka,tapi aku aja baru kenal kakak kamu,baru tadi lihat rupa kakak kamu.please cie Aku benar benar masih bingung gimana aku harus menanggapi ucapan kamu bilang kakak kamu menyukai aku." jelas Emma jujur.

"Iya juga sih cie,tapi aku berharap kamu suatu saat merespon perasaan kakak aku cie,setau aku ini pertama kalinya kakak aku menyukai wanita cie,dia itu sangat dingin sekali lihat wanita aja kayak musuh terberatnya. Bahkan aku sama mamy berharap kamu jadi kakak ipar aku cie." ucap Dea keceplosan.

"Apa!!,kamu bilang apa tadi?" pekik Emma terkejut,Dea tersenyum kearah Emma karena dirinya keceplosan.

"kamu mau dengar lagi..?"Tanya Dea sedikit menggoda.

"Apa!!"

"Aku mau kamu yang jadi kakak ipar aku Emmanuela Gresilea." ucap Dea pelan.

Tak..kening Dea di sentil Emma dengan kuat.

Aukh.."Sakit Bodoh." pekik Dea mengusap keningnya,mendengar itu Emma memeluk tubuh Dea.

"maaf ya,makanya ngomong itu jangan aneh aneh,nanti benaran aku jadi kakak ipar kamu gimana??" Hahahahahaha Emma lansung tertawa terbahak bahak.

Huk..huk..huk.."Kamu mau nyuruh aku mati Dea.."Huk..huk..huk.. Emma terus terbatuk karena Dea menyuapinya dengan pisang keju yang membuat dirinya tengah tertawa tadi lansung tersedak.

"Enak...kan..??,makannya jangan duluan." ucap Dea menatap Emma,namun detik kemudian mereka berdua sama sama tertawa.

Haaaah..."sakit perutku cie.." Ucap Dea,

saat ini mereka berdua menyandar di sofa.

"Sama aku juga.." jawab Emma masih terengah engah karena tertawa tadi.

"Cie mengenai tadi Aku serius cie.." ucap Dea menatap kearah Emma.

"Aku nggak bisa jawab sekarang Cie,hati itu nggak bisa di paksaain. Kalau kami berjodoh kami akan bersatu cie meskipun waktu dan tempat memisahkan." jawab Emma bangun lalu berjalan menuju tempar tidur.

"Tidur yuk,aku udah ngantuk nih." Ucap Emma,Mendengar itu Dea juga ikut berbaring di samping Emma.

"Cie..." panggil Dea.

"Apa lagi..?,Nggak ada,tidur besok kita cari Uang lagi,maksudku aku,kamu kan udah banyak duit." jawab Emma memejamkan matanya.

Is.."kamu ini..,Cie..."

"Ya ampun ini anak,Tidur keluar kalau kamu ngomong lagi." ucap Emma mengancam Dea,mulut Dea mengerucut mendengar Ucapan sahabatnya. Dea mulai memejamkan matanya lalu memeluk tubuh sahabatnya itu.

Di kamar sebelah,bibik Emma dan mamy Rosa belum juga tidur,mereka berdua masih mengobrol sampai obrolan mereka terhenti karena mendengar tawa Dea dan Emma mengelegar.

"Mbak nggak herankan lihat Dea sama Emma.?" Tanya Mamy rosa.

"Nggak nyonya,saya malah suka tertawa melihat mereka berdua,namanya juga anak gadis.." jawab Bibiknya Emma.

"Iya mbak,Dea itu semenjak bertemu dengan Emma,dia baru kembali ceria lagi.dulu berteman atau pun keluar aja dia nggak mau,sama dengan Dego kakaknya. Semenjak papi mereka meninggal,mereka berdua menjadi dingin sikapnya,tapi syukurnya sekarang Dea sudah menjadi dirinya sendiri lagi."ucap mamy Rosa menceritakan kaeadaan putrinya.

"Iya mbak,kalau Emma anaknya juga begitu tidak semua orang mau dia ajak berteman,dia sangat susah di dekati sejak kecil dulu." Ucap bibiknya.

"Iya Mbak..,Aku merasa bersyukur sekali Emma datang kekehidupan kami,

terutama Dea kami mbak." Ucap mamy rosa.

"Iya mbak."

Bibik Emma dan mamy Rosa masih mengobrol malam itu,namun kemudian melihat jam sudah semakin tengah malam,mereka berdua memutuskan untuk tidur.

****

Di Apartemen Dego masih berkutat dengan berkas berkasnya sampai tengah malam, dia masih membuka lembaran putih itu lalu membubuhkan tanda tangannya disana. Matanya melirik jam tangannya melihat pukul berapa waktu itu.

"Sudah jam 12 malam." Guman Dego.

Dego mengambil ponselnya untuk

menghubungi adiknya namun tidak di angkat oleh adiknya,sampai keempat kalinya barulah Dea mengangkat.

"Hmm...kenapa nelpon malam begini sih kak?." jawab Dea mengomel dengan matanya mengantuk.

"Dek jangan lupa baca pesan kakak." ucap Dego mengingatkan adiknya membuka pesannya.

"Hmm.."

"Kau dengar.." Tanya Dego.

"Iya bah aku dengar,udah aku mau tidur." Dea lansung mematikan sambungan telepon kakaknya. Dego tidak lagi mengganggu adiknya,dia menyakinkan pasti adiknya akan membaca pesannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!