"Bagaimana Rahel?" Tanya Bara kepada asisstennya.
"Saya sudah mendapatkan semua informasi yang Anda minta Bos." jawab Rahel lalu memberikan satu map kehadapan Atasannya itu. Bara lansung membuka map tersebut lalu membacanya.
"Ternyata dia yatim piatu,Dia juga pemilik restoran EGM.wanita yang sangat menarik." Guman Bara lalu menutup map itu lagi.
"Terimakasih Rahel,Siapkan mobil,kita makan siang kerestoran EGM." ucap Bara.
"Baik Bos.." jawab Rahel lalu keluar dari ruangan Bara.
Lima menit kemudian mereka berdua turun kebawah menuju mobil,setelah itu mereka berdua lansung berangkat menuju restoran milik Emma. Lima belas menit kemudian mereka sampai disana.
"Ruangan berapa Tuan?" tanya pelayan.
"Kami belum memesan,ruangan mana yang masih kosong?" tanya Rahel.
"Silahkan Tuan,ruangan nomor 3 masih kosong.." jawab pelayan itu lalu mengantar Bara dan Rahel.
"Silahkan Tuan." Pelayan itu meletakan data menu makanan.Bara dan Rahel memberitahu pelayan itu pesanan mereka.
"Apa pemilik restoran ini ada disini?" Tanya Bara.
"Ada Tuan." jawab pelayan itu.
"Katakan pada atasanmu bahwa Tuan Bara Gazumadhi menunggu disini."
Ucap Rahel.
"Baik Tuan.kalau begitu saya permisi." Ucap pelayan itu lalu pergi dari hadapan Bara dan asisstennya.
Tuk..tuk..
"Masuk." Ucap Emma mempersilahkan yang mengetuk pintunya untuk masuk keruangannya.
"Ada apa seli..?" tanya Emma.
"Maaf mbak,di ruangan Vip3 Ada dua orang pria ingin bertemu dengan Mbak, pria itu mengatakan namanya Bara Gazumadhi." mendengar itu Emma mengeryitkan keningnya lalu mencari tau siapa Bara Gazumadhi itu,apakah dia pernah bertemu sebelumnya pikirnya.
"Kamu boleh keluar seli, nanti mbak segera kesana.." ucap Emma yang di angguki Seli.
"Bara Gazumadhi..?" Emma masih mencari tau nama tersebut di ingatannya namun dia tidak juga menemukannya, Emma merapikan penampilannya lalu berjalan keluar menuju ruangan Vip3.
"Selamat Siang Tu__" ucapan Emma terhenti karena melihat wajah Bara yang tidak asing baginya.
"Ibu Emmanuela Gresilea.." Ucap Bara.
"Anda tau nama lengkap saya.?" tanya Emma.
"Ibu tidak mengingat saya,padahal saya sangat ingat sekali dengan ibu." Ucap Bara tersenyum tipis.
"Maaf saya benar benar tidak mengenal anda sama sekali,apa kita pernah bertemu sebelumnya..?" tanya Emma.
"Kemarin kita bertemu,Anda memberikan tugas kepada kami setelah mengajar kami buku bab 308." ucap Bara membuat Emma teringat.
"O jadi kamu salah satu mahasiswa yang saja ajarkan kemarin..?" Tanya Emma.
"Benar sekali.silahkan duduk.." ucap Bara, mendengar itu Emma duduk di depan Bara.
"Restoran ibu sangat nyaman dan makanannya juga enak.." ucap Bara memuji tempat Emma dan juga makanannya.
"Terimakasih pujiannya,tapi dari mana kamu tau saya pemiliknya?" Ucap Emma lalu bertanya balik.
"Apa yang tidak bisa aku ketahui." Ucap Bara sedikit sombong.
"Sepertinya sangat Aneh jika saya memanggil Anda dengan sebutan ibu, umur kita tidak jauh berbeda." sambung Bara.
"Saya tidak keberatan dengan itu." jawab Emma.
"Bagaimana kalau saya memanggil anda dengan sebutan nama jika di luar begini." ucap Bara meminta ijin dari Emma mengenai panggilannya kepada Emma.
"Bisa..panggil saja saya Emma." Ucap Emma tidak keberatan.
"Okey.." ucap Bara.
"Maaf ya Bara jika tidak ada lagi yang di bicarakan,saya mau permisi dulu karena saya ada kerjaan." Ucap Emma Ramah.
"Baiklah,Emma apa kamu ada waktu untuk pergi sore besok.." tanya Bara.
"Sepertinya tidak ada,biasanya malam minggu disini sangat ramai,saya tidak bisa meninggalkan restoran." ucap Emma menolak dengan halus.
"Baiklah." Ucap Bara.
"Saya permisi." ucap Emma lalu keluar dari ruangan Bara.
saat dia berjalan menuju ruangannya, ponsel Emma berdering,ternyata Dea sedang menghubunginya.
"Cie kau kenapa menanyakan Nama Bara Gazumadi?" tanya Dea.
"Tadi ada pria mencariku di resto eh taunya Dia anak didikku cie,barusan aku bertemu dengannya,dia makan disini." ucap Emma.
"Oh...soal nama itu,Bara Gazumadhi. Dia putra pertama Tuan Johan Gzumadhi cie penguasaha nomor 3 terkaya di negara ini." jelas Dea.
"Emm begitu Iya Cie.." Ucap Emma.
"Iya..Cie..."
"Iya ngapa cie?" tanya Emma dia sampai di ruangannya lalu duduk.
"Kamu ngerasa nggak sih dia itu kayak tertarik dengan kamu..?"tebak Dea membuat kening Emma mengeryit.
"jangan Aneh aneh Deanesya..," Ucap Emma mengingatkan sahabatnya itu.
"Ih..kamu gitu Deh,kamu ingat nggak sama Andre yang ngejar ngejar kamu dulu..,awalnya kan gitu juga kan kayak si Bara ini,Aku yakin dia pasti udah nyari informasi mengenai kamu cie soalnya dia aja sampai tau kamu pemilik restoran EGM kan..?." Ucap Dea.
"Hmmms...Biarkan saja cie,selagi tidak menganggu kehidupanku urusan dialah." Ucap Emma selalu dengan pendiriannya yang tidak mudah menerima seorang laki laki di hidupnya.
"Itu memang Benar cie.Eh udah dulu ya aku ada kerjaan bentar..by.." ucap Dea lalu mematikan sambungan teleponnya dengan Emma.
"kebiasaan ini anak.Oh ya ngomongin soal Andre,kemana anak tu sekarang ya..?nggak pernah dengar dia lagi.." Guman Emma,Namun detik kemudian dia melupakan itu lalu kembali melihat pekerjaannya.
****
Di Perusahaan Handaranata,Hari ini Dego seperti singa yang kelaparan, dia terus mengamuk kepada semua karyawannya,Reza sangat bingung melihat atasannya hari ini sangat aneh sekali.
Hanya karena kesalahan kecil karyawannya lakukan,Dego lansung memotong Gaji mereka.
Huuuuuhs.."Tuan muda kenapa ya..,Bisa bisa gila kalau tiap hari begini." Guman Reza baru merasakan yang duduk seharian itu karena ulah atasannya.
"Apa aku kasi tau Nyonya saja ya.." Guman Reza,Dia mengambil ponselnya lalu mencari nomor mamy Rosa.
"Lebih baik aku menghubungi Nyonya saja." Guman Reza lalu menghubungi mamy Rosa.
"Ya Reza ada apa??" tanya mamy rosa.
"Nyonya,Bisakah Nyonya kekantor saya sangat kelelahan menghadapi Tuan muda Hari ini." Ucap Reza.
"Memang apa yang terjadi dengan Dego?" tanya mamy masih tenang.
"Nyonya akan saya ceritakan." Reza menceritakan dari Awal kejadian sampai sore ini mengenai Dego yang seharian itu marah marah. Mamy Rosa serius mendengar apa yang Reza ceritakan sambil kadang kadang kening mengernyit bingung.
"Oke..,Saya akan kesana.." Ucap Mamy Rosa.
"Baik Nyonya." Mamy mematikan sambungan telepon menyudahi pembicaraannya dengan Reza. Mamy lansung berangkat menuju perusahaan, sebelumnya dia menghubungi Dea mengatakan jika dirinya kekantor menemui kakaknya. Setelah menempuh perjalanan berapa belas menit, ahkirnya mamy sampai disana.
"Selamat sore Nyonya" Sapa resipsionis terkejut melihat istri dari pemilik perusahaan itu datang kekantor.
Mamy Rosa lansung naik kelantai atas menuju ruangan Dego. Tampa mengetuk pintu mamy lansung masuk namun lansung mendapatkan amarah dari Dego.
"Sudah aku peringatkan kau Reza,ketuk pintu dulu sebelum masuk!!." Triak Dego.
"Son..." Dego terkejut mengetahui jika mamynya yang masuk keruangannya.
"Mamy.." Ucap Dego.
Mamy Rosa mendekati putranya,lalu lansung memeluk Tubuh putranya.
"Kendalikan dirimu son,kendalikan dirimu.." Ucap Mamy mengusap pelan belakang putranya.Dego memeluk erat tubuh mamynya.
"Mamy..." Ucap Dego sedikit tenang. Mamy Rosa memegang kedua pipi putranya.
"Ada apa son?,sudah lama ini tidak terjadi dengan kamu,ceritakan sama mamy apa yang membuat kamu kesal dan ketakutan seperti ini? Hmm.." tanya mamy.
Dego terdiam,Dia kembali memeluk tubuh mamynya. Saat itu Dea datang kesana.
"Kak..." panggil Dea lalu mendekati mamy dan kakaknya,dia lansung memeluk tubuh kakaknya.
"Ayo kita duduk.."Ucap mamy mengajak anak anaknya duduk. Mereka duduk di bangku sofa.mamy kembali memegang tangan putranya.
"Mau mamy panggilkan psikiater?" tanya mamy lembut,Dego mengelengkan kepalanya.
"Kalau begitu ceritakan sama mamy apa pun yang ada disini kamu.." ucap mamy menunjuk dada putranya. Dego mengangkat wajahnya lalu menatap mamy dan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments