Namaku Emmanuela Gresilea.
Hari ini kepulanganku ketanah air setelah enam tahun menempuh pendidikanku di Luar Negeri. Berkat kepintaranku,aku mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ku sampai S2. Perasaanku begitu bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan papaku.
Tibanya aku di depan rumah,aku di buat bingung dan bertanya tanya kenapa banyak sekali orang orang bertamu di rumahku,Aku keluar dari mobil lalu menyeret koper masuk menuju kedalam.
"Emma.." hiks hiks..bibik ku sambil menangis menghampiriku.
"Ada apa ini bik?" tanyaku sedangkan bibikku masih menangis belum menjawab pertanyaanku.
"Emma...Papamu emma.." hiks..hiks.. "Papamu meninggal emma.."
Duar....
Bagai tersambar petir siang bolong emma terkejut mendengar ucapan bibiknya.Emma berjalan cepat masuk kedalam rumah,saat sampai di tengah ruangan keluarga Emma lansung mematung, matanya belum percaya di dalam peti itu adalah papanya. Emma mendekat dengan pikirannya sangat tak karuan.
"Bibik ini bukan papa kan..?" Emma berjongkok dan tangan Emma mencoba memegang tubuh papanya sudah terbujur kaku sedangkan Bibiknya terus menangis.
"Emm kuatkan hatimu sayang.." ucap bibiknya mengelus belakang Emma. Emma terduduk lemas,matanya mulai berlinang air matanya.
Hiks..hiks.."Tidak Bik ini hanya mimpikan bik.." Emma membelai wajah pucat papanya.
"PAPA...!!TIDAK...TIDAK.." Hiks...hiks...
"Papa....,tidak...ini tidak mungkin.... Papa bangun pa.. Ini tidak mungkin." tangis Emma histeris,bibiknya lansung membantu menenangkan Emma.
"Iklaskan nak,papamu benar tidak ada lagi nak.." bibik Emma memeluk tubuhnya.
Hiks...hiks...hiks.." tidak bik,papa cuman tidurkan bik,papa cuma tidurkan bik..?" tanya Emma masih tidak menerima kematian papanya.bibiknya mengelengkan kepalanya menyadarkan ponakannya.
"Dengarkan bibik nak,papamu sudah tiada nak." ucap bibiknya memegang kedua pipi Emma,membuat dia kembali menangis histeris. Emma mendekati tubuh papanya.
"Papa kenapa tinggal emma pa,kenapa pa.. Emma sudah pulang pa..emma sudah pulang pa.." emma benar benar terpukul atas meninggalnya papanya kembali membuatnya mengingat kejadian mamanya dulu meninggal karena sakit juga.Emma menghapus air matanya lalu melihat kearah bibiknya.
"kenapa kalian tidak memberitahu aku bik..?" tanya Emma.
"Kami sudah menghubungi kamu berulang kali nak bahkan mengirim pesan sama kamu juga tapi nomor kamu tidak aktif dan pesan kami juga tidak kamu balas." mendengar itu Emma melihat ponselnya mati membuat Emma kembali menangis.
"Yang sabar nak,iklaskan papamu." ucap bibiknya menguatkan Emma,Emma tidak bisa lagi bicara, dia menyalahkan dirinya atas kematian papanya.
Hiks..hiks..."Maafin Emma pa..maafin Emma pa.." Emma mencium kening papanya.
Satu jam kemudian mereka bersiap siap mengantar peristirahatan terahkir papa Emma,dengan perasaan yang hancur,
bersalah dan terluka Emma dengan berderai air matanya mengantar papanya.
Upacara sembayang pun di lakukan,
setelah itu papanya mulai di turunkan kebawah,perlahan tanah mulai menutupi tempat papanya. Saat semuanya sudah selesai bibiknya mengiring Emma menabur bunga,air dan meletakan poto papanya disana.
Emma terduduk lemas dengan air matanya terus mengalir.
"Papa.." hiks..hiks...hiks...
"Sekarang papa bahagia sudah bersatu dengan mama,Emma..." hiks..hiks.. Emma tidak bisa meneruskan lagi ucapannya, sungguh dia sangat terpukul atas kepergian papanya.
Cup..Emma mencium nisan papanya.
"Emma akan berusaha mengiklaskan kepergian papa pa,papa bahagia bersama mama,berkati Emma menjalani semua ini tampa kalian pa.." Emma berjalan mendekati kuburan mamanya lalu mencium nisan mamanya.
"Mama senang sudah melihat papa bersama mama sekarang,Emma ikut bahagia ma..,terimakasih kalian sudah memberikan kehidupan bahagia kepada Emma semasa hidup kalian,Emma akan mengiklasan menjalani hidup ini perlahan pa..ma..." Emma masih bicara dengan kedua orantuanya.
Semua orang yang ikut mengantar kepergian papa Emma mulai berpamitan pulang,kini tinggal Emma dan bibiknya masih disana.
Sampai satu jam kemudian bibiknya membawa Emma pulang, dengan langkahnya yang berat Emma berjalan menjauh rumah baru papanya.
Saat sampai di rumah, Emma kembali menangis mengingat kenangannya dengan papa mamanya,Emma berjalan menuju kamar orangtuanya lalu berbaring disana. Air matanya masih mengalir di pipinya.
"Papa..mama..." hiks..hiks..
Bibik Emma juga ikut menangis melihat ponakannya begitu terpukul atas kepergian papanya. dia mendekati Emma lalu mengusap kepalanya.
"Bibik tau saat ini kamu sangat terpukul nak atas kepergian papa.u,tapi jangan berpikir kamu sendiri,masih ada bibik bersama kamu nak.." Emma melihat kearah bibiknya,dia bangun lansung memeluk tubuh bibiknya dengan erat.
Hiks..hiks.."Terimakasih bik." ucap Emma.
"Iya sayang.." jawab bibiknya mengelys belakang Emma.
*
*
*
Dua bulan sudah kepergian papanya, wajah cantik Emma masih di selimuti awan hitam yang gelap. Emma tengah duduk di depan rumahnya. Bibiknya berjalan keluar mendekati Emma dengan membawa sebuah kotak di tangannya. Hari ini Bibiknya berpikir sudah waktunya menyerahkan semua barang milik papanya Emma untuk Emma.
"Emma.." panggil bibiknya, emma menoleh kearah bibiknya.
"Sebelum papamu meninggal,papamu menitipkan ini kebibik untuk memberikan ini untuk kamu nak." bibik menyerahkan kotak tersebut kepada Emma yang lansung dia sambut lalu membukanya.
Terlihat sebuah buku tabungan dan beberapa sertipikat tanah dan lainnya di dalam sana,Emma mengambil surat yang sepertinya papanya tuliskan.
Nak setelah kamu membaca surat ini berarti papa sudah bersama mamamu, papa ingin mengatakan kepadamu, mulai hidupmu dengan keinginanmu. Pergilah kekota yang kamu inginkan dan mulailah hidupmu disana dengan cita citamu. papa juga sudah menyiapkan rejeki yang akan membantu kehidupanmu berapa tahun kedepan. Jangan berlarut dalam kesedihan,
Berbagialah. Papa mama tetap akan bersamamu sayang.
Begitulah bunyi surat papanya,Emma membuka Dua buku tabungan milik papanya,betapa terkejutnya dia melihat saldonya yang ada didalam sana. Emma kembali menutup kotak itu.
"Bik Apa Emma harus mengikuti keinginan papa mama bik?" tanya Emma.
"Menurut bibik kalau itu keingin kamu, dan orangtua kamu juga ingin melihat kesuksesan kamu tentu saja kamu harus mewujudkannya nak." jawab bibiknya.
Emma berpikir saat itu mengenai apa yang papanya katakan dalam surat itu. Emma melihat kearah bibiknya lalu memegang tangan bibiknya.
"Bik.. Bibik ikut Emma ya,hanya bibik satu satunya keluarga Emma disini bik." ucap Emma membuat bibiknya tersenyum.
"Apa tidak apa bibik bersama kamu nak, nanti akan menambah beban kamu." jawab bibiknya.
"Bik.. Bibik satu satunya keluarga yang Emma miliki,Emma sudah anggap bibik sebagai mama Emma juga,Emma nggak mau ninggalin bibik sendiri disini.Emma sama sekali tidak pernah berpikir begitu bik."
"Bibik juga begitu Nak,Baiklah bibik akan mengikuti kamu nak." Emma lansung memeluk erat tubuh bibiknya karena bahagia bibiknya mau ikut bersamanya.
"Besok kita akan berangkat ya bik."
"Iya Nak.kalau begitu kita menemui Bu Rt bilang kita akan pergi,jadi kita bisa menitipkan rumah dan juga rumah papa mama kamu nak." ajak bibiknya yang di angguki Emma, mereka berdua menuju rumah Bu Rt, sampai disana mereka disambut oleh ibu Rt.
Emma menjelaskan kepergiannya bersama bibiknya,Ibu Rt memahami apa yang Emma katakan,dia mendoakan semoga apa yang ingin Emma lakukan di lancarkan,dia juga menyematkan candaan agar tidak melupakan kampung halamannya.
Setelah itu Emma dan bibiknya kembali kerumah untuk berberes beres menyiapkan barang barang mereka.
Hari ini Emma bersama bibiknya berangkat menuju Negara yang akan menjadi tempat tinggal mereka yang baru,Negara yang akan mengubah hidupnya nanti.
Mereka berdua sudah berada dalam pesawat,Emma memegang tangan bibiknya karena ini pertama kalinya bibiknya menaiki pesawat.
"Benaran kita akan baik baik saja nak?" tanya bibiknya membuat Emma tersenyum tipis.
"Kita akan baik baik saja bik,Bibik tenang saja" ucap Emma terus memegangi tangan bibiknya.
"Bibik malu maluin kamu Emma.." Bisik bibiknya.
"Nggak sama sekali bik,bibik kan belum terbiasa nanti juga akan terbiasa bik." jawab Emma.
Mereka sampai ketempat pertama setelah menempuh perjalanan selama tiga jam,kemudian lanjut lagi menuju tempat tujuan sebenarnya,bibiknya Emma kembali gemetar saat pesawat kembali membawa mereka mendarat. Sepanjang perjalanan itu bibiknya terus meminta Emma memegang tangannya.
Setelah menempuh perjalanan dua kali menaiki pesawat,ahkirnya mereka sampai di Negara A.
Emma membawa bibik keluar dari bandara,sampainya di depan terlihat Dea sahabatnya melambaikan tangannya kearah mereka,Emma membawa bibiknya mendekati Dea sahabatnya.
"Cie...aku kangen..." Dea memeluk erat tubuh Emma melepaskan rindunya.
"Sama aku juga" jawab Emma membalas pelukan Dea.
"Aku turut berduka ya atas meninggalnya papa kamu,yang sabar cie. Jangan berpikir kamu sendiri,kamu masih punya aku." ucap Dea mengusap belakang sahabatnya.
"Iya cie." jawab Emma,mereka berdua melepaskan pelukan.
"Dea ini bibikku saudara papaku." mendengar itu Dea lansung menyalami tangan bibik Emma.
"Selamat datang di kota ini bibik. Senang bertemu dengan bibik,Namaku Deanesya Grabiela H." ucap Dea memperkenalkan namanya sama bibiknya Emma.Bibik Emma tersenyum kearah Dea.
"Iya nak..bibik..bibiknya Emma." jawab bibiknya Emma.
"Iya Bik."
"Ayolah cie." Dea mengajak Emma dan bibiknya lansung menuju apartemennya.
"Ayolah" jawab Emma lalu menuntun bibiknya sedangkan barang barang mereka sudah di bawa supir pribadi Dea kedalam begasi mobilnya.
"Emma mengenai tempat yang kamu suruh aku cari,aku udah nemuin tempat yang strategis untuk kamu buka soalnya situ bagus banget,pasti nanti pengunjung akan ramai kesitu." ucap Dea menjelaskan kepada Emma.
"Iya Cie..,menurut kamu baiknyalah.
Makasih ya kamu selalu membantuku." Emma memeluk tubuh Dea.
"Sama sama selagi bisa, aku akan selalu membantu kamu sampai kita menua bersama Cie." ucap Dea tulus.
Bibik Emma sangat bahagia melihat ponakannya kembali tersenyum setelah kepergian papanya,Emma tidak pernah lagi mengeluarkan senyumannya.
Tidak lama mereka sampai di parkiran apartemen milik Dea. Bibik Emma tercengang melihat gedung bertingkat itu.
"Emma ini pasti sangat mahal..,?" ucap bibik Emma membuat Emma dan Dea tersenyum.
"Bibik tenang saja kalian menginap di tempatku gratis bik,Emma sudah biasa menginap disini." ucap Dea.
"Benarkah??"
"Emma?" tanya bibiknya.
"Iya bik,apa yang Dea bilang memang benar bik." jawab Emma kemudian mereka bertiga naik keatas menuju tempat tinggal Dea. Sampainya diatas Mereka lansung masuk kedalam,lagi lagi bibik Emma di buat melongo melihat isi dalam apartemen Dea.
"Ya ampun...ini mahal semua perabotannya." Tangan bibik Emma menyentuh satu persatu pajangan dinding sampai kedapur luas milik Dea. "Nggak sayang apa di duduk atau di gunakan?" Guman bibik Emma tidak henti hentinya membuat Dea tertawa kecil.
"Maafin bibik aku ya Cie,Bibik pertama kali melihat beginian,naik pesawat baru pertama kali ini." ucap Emma merasa tidak enak dengan sahabatnya.
"Nggak apa apa kok,santai aja. Ayo kita duduk dulu." ucap Dea tidak mempersalahkan itu,dia membawa Emma duduk.
"Aku buatkan minum dulu ya." Dea melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Bibik mau Dea buatkan minuman apa?" tanya Dea mengejutkan bibik Emma.
"Eh nak Dea,bibik mau minum kopi aja kalau ada." jawab bibik Emma.
"Oke..akan Dea buatkan. Bibik duduk dulu disana,bibik pasti capekkan?.." bibik Emma menganggukan kepalanya menuruti keinginan bibiknya.
"Emma teman kamu pasti anak orang kaya ya,lihat isi rumahnya mewah semua kaya di di tv tv itu, bibik takut lama disini nanti bisa bisa mengotori barang dia.." bisik bibiknya membuat Emma tersenyum lalu memegang tangan bibiknya yang terasa dingin.
"Dia memang anak orang kaya bik,tapi dia sangat baik sekali denganku,bibik jangan khuatir ya.. Mudah mudahan besok kita menemukan rumah untuk kita tinggal." penjelasan Emma membuat bibik menganggukan kepalanya.
"Baiklah nak kalau begitu." jawab bibik Emma.
Tidak lama Dea datang dengan tiga cangkir kopi dan cemilan di tangannya.
"ini dia minumannya, silahkan di minum ya cie..,bik.." ucap Dea menyuruh Emma dan bibiknya meminum minuman yang dia bikin.
"Terimakasih Nak Dea." bibik Emma mengambil satu minuman itu lalu meneguknya begitu juga Emma dan Dea.
"Cie mamyku barusan menyuruhku pulang,kalian nggak apakan aku tinggal?" ucap Dea.
"Nggak apa apa kok Dea,nanti sampaikan salamku sama mamymu ya." jawab Emma.
"Gampang.., kalian mau masak apa, masak aja semuanya sudah ada di dalam kulkas." ucap Dea lagi.
"Iya cie" jawab Emma.
Mereka masih meminum minuman itu dengan sambil mengobrol. Dua puluh menit kemudian Dea berpamitan dengan Emma dan bibiknya Emma untuk pulang sebentar kerumahnya,besok pagi dia akan kembali kesitu lagi. Dea pun keluar dari apartemenya menuju rumah orangtuanya. Setelah kepergian Dea, Emma mengajak bibiknya menuju kamar.
"Bagus sekali Kamar ini nak,bibik beruntung sekali kamu bawa kesini kalau nggak bibik nggak pernah lihat senyata ini,palingan lihat di tv." ujar bibiknya melihat kamar yang akan menjadi tempat mereka berdua tidur.
"Iya bik..terimakasih bibik sudah mau ikut Emma kesini" ucap Emma memeluk erat tubuh bibiknya,dia menangis di pelukan bibiknya,bibiknya mengusap belakangnya untuk menenangkannya.
"Jangan sedih sayang,bibik akan selalu bersama kamu sampai kapan pun." ucap bibiknya.
"Iya bik" bibiknya menghapus air mata Emma.
"mandi lah dulu,biar kamu terasa lebih segar." ucap bibiknya menyuruh Emma duluan mandi.
"Baik bik." Emma berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
sepuluh menit kemudian Emma selesai, Dia memberitahu bibiknya cara penggunaan barang barang yang ada di dalam kamar mandi itu,bibiknya lansung mengerti penjelasan Emma. Setelah bibiknya selesai dengan mandinya,
mereka berdua menuju dapur memasak menu makanan untuk mereka makan malam itu.
*
*
*
Di tempat lain,Deanesya Gabriela Handaranata sampai di kediaman utama Handaranata.
"Mamy aku pulang.." panggil Dea berteriak.
"Dea..Dea bisa tidak kamu tidak berteriak?" ucap mamynya menegurnya sambil menurunkan anak tangga.
Hehehe...."kebiasaan my,mamy nyuruh Dea pulang kenapa?" tanya Dea kepada mamynya saat itu sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Kamu ini..memangnya mamy nggak boleh nyuruh anak mamy pulang?" ucap mamy bertanya balik.
"Boleh boleh aja sih my..,Oh ya hampir lupa,Emma sudah balik sini my sama bibiknya." ucap Dea mengejutkan mamanya.
"Oh ya..?, Kenapa nggak di ajak kesini? Mama kangen sama dia,kasian dia sendirian setelah papa mamanya nggak ada lagi." ucap mamy pilu dengan keadaan Emma.
"Emma bilang nanti akan main kesini. Dia lagi capek my" ucap Dea.
"Baiklah.kamu pasti belum makan kan?,
kita makan yok sayang..," ajak mamynya.
"Belum my,Nggak nunguin kakak my?"
"Kakak kamu nggak pulang kesini sayang tadi ada ngasi tau mamy,dia masih sibuk dengan pekerjaannya jadi dia menginap di Apartemen." ucap mamy sambil mengambil nasi untuk putrinya dan dirinya sendiri.
Mereka berdua makan bersama malam itu.
Pagi ini Emma,bibiknya dan Dea setelah sarapan bersama di Apartemen, mereka bertiga pergi menuju tempat yang akan di jadikan restoran Utama milik Emma sedangkan yang lama akan di jadikannya cabang restorannya.
Saat dia kuliah,Emma membuat usaha kecil kecilan yang sekarang sudah lumayan meningkat penjualannya,kini dia akan memindahkan pusat usahanya itu ketempat yang jauh lebih strategis berharap nanti usahanya akan berkembang dengan lebih pesat lagi.
Emma,dia wanita yang Gemar sekali memasak,manu makanan yang di sediakan di restorannya adalah menu buatan Emma sendiri yang sangat di sukai banyak sekali orang orang di Negara itu.
Sekarang Emma ingin mewujudkan keinginan papanya membuka usaha restoran sejak dulu namun karena terbatasnya biaya membuat papanya tidak bisa membuat usaha tersebut.
Mereka sampai di tempat yang akan mereka lihat.
"Cie ini Tempatnya." ucap Dea.
Emma melihat tempat itu dengan meneliti kiri kanannya.
"Ini sih bagus banget Cie.."ucap Emma mengangumi tempat tersebut.
"Iya nak..bagus banget tempatnya." ucap bibik Emma ikut bicara.
"Ayo kita lihat kedalam." ajak Dea, mereka bertiga masuk kedalam untuk melihat lihat setiap ruangan yang di dalam sana.
"Tempat ini di bagi tiga Cie,ruangan terbuka,ruangan dalam dan Vip1,jadi tamu tamu yang ingin makan disini sambil mengerjakan pekerjaanya atau ingin bersantai juga bisa semua cie." jelas Dea.
mereka lanjut melihat ruangan dapur,
kemudian lanjut menuju ruangan yang bisa menjadi tempat tinggal di tempat itu.
"Besar sekali tempat ini nak.." ucap bibiknya Emma berjalan mengelilingi setiap ruangan itu.
"Gimana Cie,kamu mau ambil tempat ini?" tanya Dea menanyakan Emma apakah mau memilih tempat itu atau tidak.
"Aku suka sih tempat ini strategis banget,tapi Pasti sangat mahal cie." ucap Emma masih memikirkan biayanya.
"Kita Tanya dulu sama yang punya Gimana?, kebetulan dia temanku juga. Dia sama keluarganya mau pindah keluar jadi semuanya di jual cie." ucap Dea.
"Emm..Bolehlah." ucap Emma setuju, mereka berdua menemui bibik Emma membawanya keluar dari sana menuju ketempat orang yang memiliki tempat itu.
Tibalah mereka di tempat yang sudah Dea dan temannya tentukan tadi.
"Kak willian" panggil Dea.
"Silahkan duduk" ucap pria itu menyuruh mereka duduk.
"Ini teman kamu mau membeli tempatku itu?" tanya pria itu.
"Iya kak Wil,perkenalkan namanya Emma dan ini bibiknya." ucap Dea.
William mengulurkan tangannya yang lansung Emma balas begitu juga bibiknya Emma.
"Gimana Kak Wil bisalah kurangi sedikitlah biayanya..?" ucap Dea menyuruh temannya itu menurunkan sedikit harga jual tempat yang akan Emma beli. Mendengar itu wiliam melihat kearah Emma.
"Baiklah,Aku akan menguranginya 30% saja,lebih dari itu aku tidak bisa." ucap William setuju,mendengar itu Dea dan Emma sangat bahagia sekali.
"Terimakasih kak Will." Ucap Dea.
"Terimakasih Tuan.." ucap Emma merasa senang.
"Sama sama." William melihat kearah Emma lagi.
" Ini surat suratnya,untuk pengurusan membalikan namanya nanti aku bantu mengurusnya,Hmm oke..kalian sudah bisa lansung menempati atau pun lansung membuka usaha kalian disana.." ucap william.
"Baik Tuan,terimakasih banyak bantuan anda.." Ucap Emma tersenyum.
"Sama sama,semoga usahanya berjalan dengan lancar dan berkembang.." Ucap william lagi,mereka pun kembali berjabat tangan.
Mereka bertiga berpamitan dengan william untuk kembali menuju tempat tadi.
"Makasih banyak ya cie kamu selalu bantuin aku." ucap Emma.
Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil.
"Sama sama..sekarang gimana kalian lansung mau pindah kesitu kah atau masih mau tinggal di tempat aku..?" tanya Dea.
"Kayaknya pindah kesitu aja deh cie lagian sayang kan nggak di tempatin, jadi Besok pagi udah bisa kemas kemas depan.." ucap Emma memutuskan lansung pindah ketempat di belakang gedung yang akan dia jadikan restorannya nanti.
"Baiklah,kalau begitu aku ikut ya bantuin kalian,besok pagi aku suruh semua pengawalku membantu kamu berkemas.. Aku tidak menerima penolakan." ucap Dea yang membuat Emma terpaksa menyetujui kemauan sahabatnya itu.
"Baiklah.." ucap Emma.
Tidak lama mereka sampai ketempat tadi,Mereka masuk kedalam ruangan belakang lalu mulai membersihkan ruangan tersebut sampai bersih.
Huuuh... "Capeknya..." ucap Dea menyandarkan tubuhnya kelelahan di sofa.saat itu juga Emma memberikan Dea air minum yang lansung Dea minum sampai habis.
"Terimakasih cie" Ucap Dea.
"emm.Aku kan udah bilang nggak usah bantuin aku,kamu kan nggak biasa kerja beginian." ucap Emma.
"Nggak apalah cie,Aku suka melakukannya.kamu taulah kalau di rumah semua pelayan yang mengerjakannya." ucap Dea.
Dari depan bibik Emma membawakan sebuah bungkusan besar menghampiri Emma dan Dea.
"Nak ini ada yang mengantar kedepan tadi" ucap Bibik Emma memberitahu.
"Aa iya Aku yang pesanin makanan bik untuk kita makan siang.." jawab Dea.
"Ya sudah kalau begitu biar Bibik siapkan ya" ucap bibik Emma berjalan menuju dapur,dia menghidangkan makanan itu di atas meja makan. Setelah itu Bibik Emma kembali menghampiri Dea dan Emma.
"Mari kita makan.." Ucap Bibik Emma.
"Baik Bik" jawab mereka berdua bersamaan.
Mereka bertiga berjalan menuju meja makan lalu mulai memakan makanan itu.
"Nak Dea nanti tungggu bibik masakin makanan Nak Dea cobain ya..." ucap Bibik Emma.
"Emm Benar Cie..masakan Bibik juga sangat enak Cie,kamu mesti coba kalau bibik masakin pasti kamu ketagihan." ucap Emma.
" Baiklah tentu saja aku mau cie.." ucap Dea kembali mengunyah makananya.
setelah selesai,mereka kembali menuju Apartemen Dea untuk mengambil semua barang barang milik Emma dan bibiknya.
Setelah itu mereka kembali lagi menuju tempat tinggal Emma dan bibiknya sekarang.
Emma dan bibiknya lansung mengemas barang barang di kamar mereka berdua masing masing.
tempat tersebut memiliki 3 buah kamar tidur,satu ruangan keluarga,satu ruangan Tamu dan ruang dapur.
Emma sangat beruntung membelinya.
Hingga pukul sepuluh malam mereka baru selesai mengemasi semuanya.
Tut...tut..deringan ponsel Dea berbunyi.
"Hallo kak." jawabnya.
"Kamu dimana?,mamy bilang kamu belum pulang kerumah,kakak juga keapartemen kamu tapi kamu tidak ada disana.." tanya kakaknya.
"Siapa?" tanya Emma berbisik.
"Cie aku lupa mengabari orang rumah aku disini.." jawab Dea juga berbisik membuat Emma melototkan matanya.
"Bilanglah nanti mamymu khuatir." ucap Emma.
"Deanesya..!!" ucap kakaknya.
"Kak aku tempat Emma sahabatku. Maaf aku lupa mengabari kalian..ini aku bilang mamy.." mendengar itu kakaknya lansung mematikan sambungan teleponnya.
Yaakk "Dasar Harimau kutub" omel Dea kepada kakaknya karena suka sekali mematikan teleponnya.
"Aku telepon mamy dulu cie."
Dea lansung menghubungi mamynya.
"Mamy maafin Aku,aku lupa mengabari mamy.aku sekarang di tempat Emma, tadi bantuin dia pindahan my.." ucap Dea menjelaskan kepada mamynya.
"Syukurlah kalau kamu di tempat Emma,mamy kira kamu kenapa napa sayang..,kamu menginap disana kah?" ucap mamanya tidak marah dengan putrinya.
"Iya mamy,Aku menginap disini my. besok aku mau bantuin Emma mengemas restorannya my.." ucap Dea lagi.
"Baiklah,kalau begitu mamy akan kirim berapa pelayan kita kesana membantu Emma ya sayang.." ucap mamanya.
"Oke mamy,Good night mamy i love you."
"Night too love you too" jawab mamynya lalu mematikan sambungan telepon dengan Dea.
"Mamy kamu nggak marah..?" tanya Emma.
"Nggaklah,Mamy nggak bisa marah kalau menyangkut kamu." jawab Dea.
"Hmm baiklah,kamu duluan mandi gih pakai pakaian aku itu.." ucap Emma.
"Baik Tuan putri.." ucap Dea lalu berjalan menuju kamar mandi,
sedangkan Emma geleng geleng kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.
Emma sangat bersyukur di pertemukan dengan Dea,orang sangat baik bagi Emma,meskipun dari keluarga yang kaya raya tapi dia tidak sombong. Dia bahkan ramah kepada siapapun.
Berawal dari membantu Dea yang hampir di culik membuatnya menjadi sahabat Dea sejak lima tahun lalu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!