Ra Popo tadinya sudah terlelap tiba-tiba terbangun karena hasrat haus di tenggorokan yang ingin segera dialiri air. Wanita itu mau beranjak ke dapur untuk mengambil minum, namun di depan pintu kamar, samar-samar telinganya mendengar seseorang sedang berbincang. Asal suara itu sepertinya dari luar rumah. Mata yang baru terbuka itu melirik ke kasur samping, ternyata tempat tidur Anda kosong.
"Apa itu suara Papah? Tapi, tengah malam begini sedang bicara dengan siapa?" ucap Ra Popo lirih.
"Suaramu terdengar merdu, aku yakin, wajahmu pasti sangat cantik."
Deg ....
Ra Popo yang hampir mendekat pada Anda terpaksa menghentikan langkah dan berdiam diri di balik pintu. Kalimat Anda membuat hatinya memanas, jelas sekali suaminya itu sedang memuji wanita lain. 'Beraninya kau, Anda!' geramnya.
"Iya, kapan-kapan kita vc. Jabatan ku sebagai kades membuatku sangat sibuk. Istri orang mau beranak tapi aku yang sibuk. Belum lagi urusan warga yang ingin membuat surat tanah dan surat penting lainnya, harus melalui tanda tanganku. Pokoknya jabatan ku sebagai kepala desa membuatku sangat sibuk."
'Oh, di luar sana kau mengaku sebagai kepala desa? Kepala desa pala lu benjol, Bang! Jabatan mu cuma nge-print surat dan data sensus warga! Gaji juga tiga juta kurang! Ternyata luar biasa sekali mulutmu berbohong. Dan apa lagi? Istri orang mau beranak tapi kau yang urus? Cih, aku ngelahirin Kuat saja kau malah pingsan.' Ra Popo semakin menandu rasa geram mendengar kalimat Anda. Tangannya terkepal. Jika tidak bisa menahan geram, maka pintu kayu di depannya bisa jadi berlubang dan buat keluar masuk untuk jalan kucing.
"Mau diisikan kuota berapa? Nanti aku kirim segera. Kau tahu, aku sampai bingung harus menghabiskan tabungan di apl Dana ku buat apa karena terlalu banyak uang yang aku simpan."
Rasa geram Ra Popo hampir jembol mendengar kebohongan Anda. Seenak itu Anda ingin membelikan wanita lain kuota, padahal dia yang sebagai istrinya hanya diberi uang belanja sepuluh ribu rupiah selama sehari. Benar-benar kurang ajar pria seperti itu!!!
"Kenapa-kenapa? Kau ingin tidur sekarang? Ah, padahal aku masih ingin berbicara denganmu, Puspa."
Ra Popo di balik pintu menengadahkan wajah. Kedua matanya hampir meloloskan air mata. Selama hampir sebelas tahun mereka membina rumah tangga, setega itu Anda mengkhianatinya. Kurang apa dia sebagai istri? Segala kekurangan suami selalu dimaklumi, tidak menuntut apapun karena mengerti dengan keadaan Anda. Dan kesetiaannya selama ini dibalas dengan seperti ini?
Ketika Anda mengakhiri pembicaraan dengan wanita bernama Puspa, Ra Popo langsung masuk ke kamar dan kembali berbaring. Pura-pura tidur agar Anda tidak curiga bila dia tadi menguping pembicaraannya.
Satu jam berikutnya, suara dengkuran Anda memenuhi ruang kamar. Itu tandanya Anda sudah terlelap. Sedangkan Ra Popo yang masih memanas hatinya sama sekali tidak bisa tidur.
Ra Popo meraba-raba bawah bantal, dia mencari ponsel Anda yang biasanya disimpan disana.
Aha, dia menemukan benda pipih yang ujungnya dibalut lakban coklat. Jantung Ra Popo mulai berdebar.
Ah, sayang sekali, ponselnya dikunci dengan kode. Ini kebodohannya yang terlalu percaya pada Anda, sama sekali tidak mengira jika Anda akan tega bermain wanita dibelakangnya. Selama ini dia tidak pernah mengecek ponsel suaminya, dia pikir Anda juga setia dengan pernikahan mereka.
Ra Popo mencoba mengetik tanggal lahir Kuat, mungkin saja tanggal itu yang dijadikan kode ponsel Anda. Namun tidak cocok.
Dia diam sebentar. Tanggal lahir Kuat juga salah, tanggal lahirnya apalagi. Bahkan tanggal lahir Mak Pong maupun Anda sendiri juga salah. Lalu apa, dong? Ra Popo memutar otak, harus segera menemukan kode ponsel Anda sebelum dia kehilangan kesempatan.
Beberapa kali mencoba, tetap belum terbuka. Karena sudah sangat kesal, dia asal menekan tombol 0 sampai 6 kali. Dan ajaib, tiba-tiba ponsel itu malah terbuka.
Ra Popo langsung mengecek WhatsApp Anda, mencari panggilan terakhir. Namun disana tertera nama Boimen, yang dia tahu itu adalah teman Anda sama-sama bekerja di kelurahan.
Tapi, dilihat dari riwayat jamnya sama persis di saat Anda tadi menelpon wanita bernama Puspa. Akhirnya Ra Popo menyimpan nomor itu ke ponselnya.
Ketika mengecek menu ponsel, dia melihat satu aplikasi aneh. Dia Ra Popo yang sangat penasaran langsung membuka aplikasi itu. Dan, dia terkejut melihat Anda chatting dengan banyak wanita. Membaca satu per satu malah membuatnya semakin naik darah.
Ra Popo melirik Anda yang masih tertidur. Ingin rasanya dia memukul suaminya sampai babak belur.
'Jadi ini kelakukanmu di belakangku, Mas?! Kau sering mengirim perempuan gatal dengan kuota dan pulsa! Awas saja, kau!' geram Ra Popo dalam hati.
•
Pagi hari.
"Mas, sarapan, dulu." Ra Popo mendekati Anda yang sedang duduk di ruang tamu. Nada suaranya dibuat semerdu mungkin. Namun hal itu justru membuat Anda mengernyit aneh.
"Kesambet apa istriku bisa bersikap lemah lembut begitu? Biasanya lebih galak dari badak, bahkan lebih sengak dari ayam kalkun," gumam Anda lirih.
"Masih ada tiga puluh menit lagi." Anda menjawab ajakan Ra Popo.
"Pah, pagi ini kau terlihat tampan sekali," puji Ra Popo dengan memasang senyum menawan.
Anda berkedip keheranan. "Baru sadar kalau suamimu tampan? Pasti ada maunya, nih," tebak Anda langsung.
Ra Popo menyengir lebar. "Punya uang tidak? Kuota ku habis."
"Ndak ada. Kau tau sendiri aku gajian masih minggu depan."
'Em, begitu ya?! Untuk berbagi kuota dengan wanita gatal saja kau punya uang. Tapi dengan istri mu sendiri kau pelit bin kikir?' Ra Popo memendam kesal. 'Liat saja nanti. Jangan panggil aku Ra Popo kalau aku tidak bisa membalas mu. Dasar suami bobrok!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments