Istri Cerdas Tahu Bagaimana Cara Memeras Suaminya Secara Halus.

Setelah menyembur mertuanya dengan air kembang tujuh rupa, Ra Popo mencium telapak tangan Mak Pong untuk meminta maaf. Anda dan Nur Cahaya juga meminta maaf, ternyata dugaan mereka salah, Mak Pong bukan ketempelan setan, tapi sedang mendengarkan musik memakai hanset. Haduh, salah kaprah.

"Aku harus mandi luluran gara-gara kamu sembur aku, Po. Ji**ngmu menempel semua di wajahku," omel Mak Pong kesal.

"Po udah minta maaf, Mak, jangan ngomong terus. Lagian, salahin tuh Nur Cahaya yang bilang Mak ketempelan, kalau bukan aduan dari dia, ndak mungkin aku berani sembur-sembur wajah Mamak. Aku sembur juga cuma berusaha buat sembuhin Mamak." Ra Popo tak mau disalahkan sendirian, dia melirik Nur Cahaya yang mencebik ke arahnya. Menurutnya, Nur Cahaya lah yang besar kesalahannya karena adik ipar lucnut itu yang memberi laporan.

"Sudah-sudah. Semua cuma salah paham. Nanti Anda belikan Mamak lulur buat mandi. Sekarang yang terpenting Mamak nggak kenapa-napa," ujar Anda menengahi.

"Nur Cahaya, nih uang buat beli lulur Mamak. Cepat sana ambilkan di warung mu." Anda memberi uang dua puluh ribu pada Nur Cahaya.

"Kok cuma dua puluh ribu, Bang? Harganya 26 ribu," kata Nur Cahaya.

"Elah, kurang enam ribu doang, kan bisa kau tambahin. Kau juga anaknya," cibir Ra Popo.

"Enam ribu juga uang kaleee! Nur Cahaya nggak mau rugi. Juga Abang sendiri yang bilang mau beliin kan, kenapa harus aku yang tambahin." Keduanya berpandangan sengit. Sama-sama mencebikan mulut, geram.

Anda menghela napas sambil mengelus dada. Ada dendam apa mereka berdua selalu ribut seperti musuh bebuyutan. Tiada waktu untuk berdamai jika mereka bertemu.

"Dah, nih Abang tambahi." Anda menarik lagi uang pecahan sepuluh ribu rupiah. Memberikan pada Nur Cahaya.

Melihat itu hati Ra Popo semakin memanas. "Bah, sama aku saja kau pelit, sama adikmu enak sekali kau mencabut uang dari dompet," gerutunya dengan wajah garang bercampur kesal.

"Bang, sisanya di ikhlasin ya." Nur Cahaya tersenyum senang sambil melirik lagi ke arah kakak iparnya yang seperti kebakaran bulu ketiak.

"Enak saja di ikhlasin! Empat ribu juga bisa dapet tempe 2 biji, lumayan buat lauk 4 hari," celetuk Ra Popo. Enak saja nyuruh ikhlasin.

"Aha, betul! Ternyata kau mulai pandai berhemat, istriku," puji Anda.

"Kalian ini, uang empat ribu diributkan," sahut Mak Pong. Wanita itu mengangkat pinggiran kasur dan meraba-raba ke dalam. "Nih, buat kalian." Mak Pong memberi Anda, Nur Cahaya, dan Ra Popo uang senilai lima puluh ribu rupiah. Ketiga orang itu saling pandang dan kebingungan.

"Mak banyak uang dari mana?" tanya Nur Cahaya.

"Hasil piara tuyul." Mak Pong menyahut cepat.

Ketiganya terkejut.

"Mak, inget umur. Udah tua, jangan nambah dosa. Tobat Mak tobat. Ingat mati!" ujar Anda.

"Hust! Beraninya ceramahin orang tua. Mak juga gak mungkin piara tuyul, dari mana Mak dapet tuyul. Ada tuyul bukannya bikin untung malah bikin buntung," gerutu Mak Pong lagi.

"Maksud Mamak?"

"Si Kuat ngalah-ngalahin tuyul milenial, apa-apa mau dijadikan uang. Sama nenek sendiri di suruh sewa hanset lima puluh ribu rupiah. Mahal betul."

"Anak itu ...," desis Anda.

"Iya, anak kalian itu, Bang, bah ... makin besar makin pintar mencari uang. Tapi dengan cara memeras orang," sahut Nur Cahaya.

"Kau salah, anak itu mulai pintar cari uang buat tambah-tambah dia jajan," celetuk Anda yang membuat Nur Cahaya dan Mak Pong mengernyit dalam. Dasar! Bapaknya saja seperti itu, wajar kalau anaknya juga menurun.

"Kuat! Kuat!" Ra Popo berteriak memanggil anak semata wayangnya. Padahal dia baru turun dari berbonceng motor dengan Anda.

Anda tidak menggubris urusan istri dan anaknya, setelah memarkirkan motor di depan rumah. Dia duduk di lincak depan rumah. Mengeluarkan rokok dan juga ponselnya.

Ketika membaca pesan masuk dari seseorang, buru-buru bibir tebal sexy itu mengembang, seperti hatinya yang juga berbunga-bunga.

[Kau mengelak terus kalau diajak vc, padahal aku sudah tak sabar ingin melihat wajah tampan seorang kades.] isi pesan yang masuk melalui apk zechat.

[Maaf, cantik, sebagai kades aku banyak kesibukan. Jika sudah ada waktu, nanti ku vc duluan.] Anda membalas sambil cengar-cengir.

Angin sepoi sore hari tak lengkap jika waktu santainya tidak ditemani secangkir kopi.

"Ayang Po! Ayang! Bikinin ayah kopi, dong!" Anda berteriak dari luar, menyuruh istrinya untuk membuatkan kopi, sedangkan dia asik berbalas pesan dengan janda gatal yang haus garukan. Kurang ajar!

Tidak mendapat sahutan, Andalan Kami kembali memanggil lebih keras. "Ra Popo!"

"Apa, Bang? Teriak kencang sekali, aku lagi nanggung benerin bh ku yang talinya putus." Ra Popo keluar sambil menenteng kaca mata besar yang sedang dipermak ala-ala idenya.

"Apa-apaan kau ini? Macam mana b h mu kau tali begitu pakai tali rafia."

Ra Popo mencebik. "Kau tidak tau saja, ini tren terbaru mirip linjeri yang dipakai wanita-wanita malam. Selain itu, beginilah penampakan b h super hemat. Asal masih bisa dipakai, tali yang putus bisa diganti pakai rafia pun tak masalah. Anggap saja sebagai hiasan."

Anda menggaruk kepala yang tidak gatal. Semakin hari, definisi hematnya semakin salah kaprah. Bukan hanya makanan, tapi mulai merambat ke style pakaian.

"Gantung saja b h buruk mu itu di tiang listrik! Nanti Abang belikan linjeri yang sungguhan! Tak sedap sekali aku memandang tutup mainan ku."

Mendengar itu, Ra Popo tersenyum menang. 'Kau kira aku tak punya ide untuk melawan definisi pelitmu, Yang. Istri yang cerdas, tau bagaimana memeras suaminya secara halus. Hi hi hi.' Ra Popo cekikikan dalam hati.

"Tidak beli sekarang saja, Pah, mumpung masih sore," tawar Ra Popo.

"Besok saja pulang dari kantor kelurahan. Hari ini aku capek sekali. Kau buatkan aku kopi," perintah Anda lagi.

Ra Popo mengangguk dan segera masuk ke dalam rumah. Namun, tak berapa lama sudah melongokan kepala di samping pintu. "Kopinya abis, Yah."

"Masak sedikit saja tak ada? Cari yang ada!" jawab Anda.

Beberapa detik Ra Popo masuk, eh, kepala itu nongol lagi. "Gula pun juga habis, Pak!"

"Ah, miskin-miskin! Kenapa ngepasin semua-semua abis? Apa tandanya aku pesan kopi di warkop ujung pengkolan aja," celetuk Anda.

"Yang ada janda gatelnya?! Berani kesana, kabel listrik di depan itu aku lepasin buat ganti ikat kau disana. Mau?!" garang Ra Popo dengan wajah bengis.

Anda mengerut takut. "Aku cuma becanda tapi kau tanggapi serius. Tidak berani aku macam-macam. Lagian, kenapa semua-semua abis!" gerutu Anda.

"Kau pikir saja uang sepuluh ribu dapatkah beli kopi dan gula? Belum lagi di bagi sama lauk-pauk dan jajan si Kuat. Kalau kau jadi aku, aku yakin, gak sampai satu bulan kepala kau sudah botak, Bang! Jantung kau kebakar dan paru-paru kau pun ikut gosong. Kau tak tau saja, sekarang bukan lagi jantungku yang berdenyut tapi kepalaku yang berdenyut serasa hampir meledak!" decit Ra Popo yang terpancing emosi karena ucapan Anda.

"Selalu saja kotbah tentang uang belanja. Baiklah-baiklah, besok aku tambah uang belanjamu."

"Nah, begitu dong. Kalau bisa tambah sepuluh kali lipatnya."

Anda melirik. "Kalau kau ingin ditambah sepuluh kali lipat, tunggu pohon karet belakang rumah jadi pohon uang, baru imajinasi mu terkabul."

Ra Popo mendengus kasar. "Lama-lama aku stres berbicara sama kau, Pah. Negosiasi bagaimanapun gak mampu melawan pelit mu."

Ra Popo masuk ke dalam rumah untuk ke empat kalinya. Anda kembali duduk dan menyambung chatingan yang tertunda.

"Woi, bapak, senyum-senyum sendiri. Tak liat-liat hampir mirip Wak Deden." Entah dari mana tiba-tiba Kuat muncul sambil menenteng sendal karetnya.

"Hust! Bocah ndak jelas! Bapak sekeren ini dibilang mirip Deden yang gila. Ku pukul mulut kau, Kuat!"

Mendapat kemarahan dari ayahnya, bukannya takut, Kuat malah cekikikan. Dasar!

Terpopuler

Comments

inayah machmud

inayah machmud

🤭😂😂😂😂😂😂

2023-04-19

0

Apriyanti

Apriyanti

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!