Chapter 14

Bugh!

Bugh!

Beberapa pukulan mendarat di wajah dan perut Boy. membuat pria itu jatuh tersungkur ke lantai dan tidak berani membalasnya.

Meski usia pria tua itu sudah menginjak hampir tujuh puluh tahun, namun tenaganya tidak kalah kuat dengan para bodyguard andalan nya.

"Stupid!" Suara lantang pria tersebut menggema di seluruh ruangan. "Aku menyuruhmu untuk memberi cucuku yang manja itu sebuah pelajaran, bukan malah menidurinya!"

Boy yang masih duduk bersimpuh di lantai hanya diam tanpa berani membatah ucapan tuan Jhon.

Bagaimana pun juga, semua yang terjadi tidak luput dari kesalahannya sendiri yang tidak bisa menahan hasratnya saat bersama dengan Clara.

"Aku memang berniat menjodohkan Clara denganmu, tapi tidak seperti ini caramu mendapatkannya, Boy! Kau harus bisa menaklukan hatinya!"

"Maafkan saya, Tuan! Saya berjanji akan bertanggung jawab dan menikahi Clara." Boy tau kalau dirinya sama sekali tidak mencintai wanita itu.

Semua ia lakukan karena paksaan dari tuan Jhon, karena yang pria tua itu tau, hanya Boy saja yang bisa mengatasi seorang Clara.

Sebuah perjanjian di masa lalu mengharuskan Boy terpaksa menerima perjodohan tersebut. Meski tuan Jhon tau kalau saat ini Boy sudah memiliki seorang kekasih. Lebih tepatnya, calon istri.

"Aku tidak mau tahu, kau harus segera mengakhiri hubunganmu dengan wanita itu dan nikahi cucuku! Atau aku akan membuat hidup kekasihmu itu menderita!"

Ancaman tuan Jhon membuat Boy sama sekali tidak bisa berkutik. jangan lupakan siapa pria tua itu, salah satu mafia penguasa dunia atas dan juga bawah. Yang terkenal bengis dan kejam.

"Baik, Tuan!" Boy mengepalkan tangannya dan pergi dari sana.

Tidak hanya sekali tuan Jhon mengancamnya dengan berbagai cara agar Boy berpisah dengan sang kekasih.

Meski sampai sekarang mereka masih tetap berhubungan, walaupun harus sembunyi-sembunyi.

"Bagaimana, Mark?" tanya Boy pada asisten nya yang saat ini sedang bersama dengan Clara.

"Nona meminta saya untuk menyiapkan tiket pesawat. Ia ingin kembali ke indonesia."

"Lalu?"

"Saya terpaksa menuruti kemauan nya Tuan, karena dia terus saja mengancam akan meminum pil itu lagi."

Boy memijat pelipisnya seraya menghela nafas. "Baiklah, pesan juga satu tiket untukku. Dengan tempat duduk yang sama dengannya. Karena saat sampai di Indonesia aku akan segera menikah dengannya."

"A-apa? Jadi anda benar-benar serius ingin menikahi nona Clara?"

Boy mengangguk lemas. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan, akan seperti apa hidupnya nanti menikah dengan wanita seperti Clara.

"Lalu bagaimana dengan nona--"

"Jangan membahasnya saat ini, aku sendiri nanti yang akan bicara dengannya." Boy mengakhiri panggilan lalu bangkit dari duduknya. "Sekarang tinggal menghadapi Darren dan calon mertuaku. Habislah kau sekarang, Boy!"

.

.

.

Saat ini Clara sudah berada di dalam pesawat bersama dengan Mark yang duduk tidak jauh darinya.

"Kenapa kau duduk di sini, Mark. Ayo ke sana dan temani aku!" pinta Clara menarik lengan Mark agar pria itu mau ikut dengannya.

"Tidak, Nona! Saya tidak bisa duduk bersama anda." tolak Mark menyingkirkan tangan Clara yang sejak tadi tidak mau melepaskannya.

"Aku takut mabuk udara Mark, jadi bisakah kau--" ucapan Clara terhenti saat melihat seorang pria duduk di sebelah kursinya.

"Hei, Bung! Tempat ini milikku dan asistenku, jadi bangun dan carilah tempat duduk yang lain." usir Clara dengan nada sedikit membentak.

"Aku sudah memesannya jauh-jauh hari sebelum asisten anda itu, Nona."

Clara yang merasa tidak asing mendengar suara pria tersebut melepas paksa topi dan masker yang di kenakan olehnya.

Deg!

"Boy! Apa yang kau lakukan di sini, hah?!" suara teriakan Clara membuat para penumpang menoleh ke arahnya dan ada pula yang menegurnya agar tidak berisik.

Boy meraih pinggang Clara, membuat wanita itu duduk di pangkuannya.

"Diam dan cepatlah duduk! Karena sebentar lagi kita akan segera terbang ke Indonesia!"

"Kita?"

"Ya, kita. Aku tidak akan membiarkanmu pergi kemanapun tanpa pengawasanku, calon istri." ujar Boy melempar tubuh Clara kesamping lalu memejamkan matanya.

"Apa dia bilang tadi, calon istri?" gumam Clara. "Tidak, sepertinya pendengaran ku sedang terganggu!"

Clara melirik Boy yang sudah tidur terlelap. Banyak yang ingin wanita itu tanyakan, namun ia urungkan.

"Aku akan menanyakan padanya saat tiba di Jakarta."

Clara ikut memejamkan mata, dan memakai earphone di telinga.

Boy yang sejak tadi hanya pura-pura tertidur membuka matanya dan melirik Clara.

"Wanita aneh!"

...----------------...

Terpopuler

Comments

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

maaf kan aku boy🙏🙏 Krena aku ikut seneng kalau kamu gak jadi sama kekasih mu dan nikah sama Clara 🤭😂
untuk kekasih ny boy semoga dapet jodoh yg lebih baik lagi dari boy 💪

2023-01-11

2

jaran goyang

jaran goyang

💪💪❤❤❤ciao" boy... nak hantm lg😀

2023-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!