Chapter 8

Hingar bingar suara dentuman musik Dj terdengar di telinga. Banyak pria dan wanita berlenggak lenggok mengikuti alunannya.

Di sinilah Clara berada. Ia sedang duduk bersama dengan Isabella, teman baiknya. Entahlah bisa dikatakan teman atau tidak. Karena setiap Clara sedang ada masalah, wanita itu selalu mengajaknya ke Club malam.

"Ada apalagi? Apa ini tentang Nicholas?" ucap Bella lalu menuangkan whiskey ke dalam gelas dan memberikannya pada Clara.

"Tidak, Bella. Malam ini aku sedang tidak ingin minum.'' tolak Clara, lalu meraih ponsel dari clutch bag. Ia berniat untuk menghubungi Boy dan meminta pria itu menjemputnya.

Bella menahan tangan sahabatnya. "Hei, minumlah sedikit. Kita sudah sampai di sini, sayang bukan jika tidak melakukan apapun." Bella menggigit bibit bawahnya dengan sensual, karena sejak tadi ada seorang pria yang mencuri-curi pandang ke arah mereka.

Clara yang tau kemana arah pandang Bella hanya bisa menggeleng pelan dengan tingkah sahabatnya. ''Baiklah, hanya kali ini saja."

Bella tersenyum puas karena sudah berhasil membuat Clara tetap tinggal. ''Karena kau sedang patah hati, aku akan mengenalkan seorang pria padamu.''

Mata Clara membola sempurna mendengar tawaran sahabatnya yang sangat menggelikan itu. "Gigolo?"

"Ya, bisa dibilang seperti itu." ucap Bella santai sambil menggoyangkan gelas berisi whiskey di tangannya.

"Aku memutuskan untung melajang seumur hidupku." ketus Clara mengeluarkan dua lembar uang dan meletakkannya di atas meja, berniat pergi dari sana. Ia sedikit gugup mengatakan kalimat itu, tapi mencoba untuk menyembunyikannya.

"Jangan bilang kalau sampai saat ini kau masih belum terjamah oleh pria, sayang.'' ucapan Bella sontak membuat Clara menghentikan langkahnya dan menghela nafas. Memang benar selama ini dia masih virgin.

Clara hanya ingin memberikan keperawanannya pada suaminya kelak. Kedua orangtuanya memang tidak mempermasalahkan tentang kehidupan pribadinya yang selalu berkencan dengan banyak pria. Mereka hanya meminta satu hal agar Clara bisa menjaga diri.

"Ayolah, Clara kita tinggal di Berlin. Dengan gaya hidup yang berbeda dari tempat asal mu. Kau berhak bahagia, sayang." Bella mencoba meyakinkan Clara. Meskipun mereka baru kenal beberapa taun terakhir, sedikit banyak ia tau apa yang sahabatnya itu rasakan.

Ucapan Bella mungkin ada benarnya. Dia harus berani mencoba hal baru, tidak hanya diam di tempat seperti ini tanpa kepastian.

"Baiklah, antar aku menemui pria itu." Clara menghabiskan satu gelas whiskey lalu menganggukkan kepalanya.

"The Royal Hotel, kamar nomor 69. Dia sudah menunggumu di sana, bersenang-senanglah,'' Bella memberikan sebuah kunci akses masuk. ''Kabari aku jika kau membutuhkan sesuatu."

"Kau benar-benar tidak waras." ketus Clara. "Bahkan kau sudah menyiapkan kamar hotel untuk kami?"

"Tentu saja. Kau pasti tidak akan kecewa. Dia tampan, servisnya juga memuaskan. Aku pastikan kau akan melupakan Nicholas malam ini." Bella tersenyum menyeringai saat Clara memutuskan untuk menurut kemauannya dan beranjak dari sana.

"Stupid!" setelah Clara tidak terlihat lagi, Bella menghubungi seseorang untuk memastikan kalau Clara benar-benar masuk ke kamar hotel tersebut.

.

.

.

Sedangkan di dalam mobil, Boy sangat gelisah dan khawatir. Baru saja dia mendapat laporan jika Clara menuju ke sebuah hotel.

Namun, sebelum itu Clara terlihat sedang berbicara dengan Isabella. Dan Boy sangat tau siapa wanita itu.

"Sebenarnya apa yang dia pikirkan," gumam Boy mengusap rahangnya. Ia segera menyuruh beberapa anak buahnya yang bertugas di sekitar sana untuk menahan Clara.

Tapi Boy tidak begitu yakin jika mereka bisa mengatasi Clara. Wanita itu selalu punya banyak cara untuk melarikan diri. Apalagi sekarang dia sedang patah hati.

Sebuah pesan masuk membuat Boy mengalihkan pandangannya sesaat dan meraih ponsel yang berada di jok samping.

[Jika terjadi sesuatu pada adikku, kau akan menerim akibatnya!]

Pesan singkat yang dikirim oleh Darren membuatnya semakin pusing. Inilah alasan kenapa Boy dulu sempat menolak menjadi bodyguard Clara.

[Saya janji akan membawa nona Clara kembali, Tuan]

Setelah membalas pesan tersebut, Boy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju hotel. Semoga saja ia sampai terlebih dahulu dan bisa mencegahnya melakukan hal bodoh.

...----------------...

Hai Kakak... sambil menunggu update yuk mampir di karya author Ayi..... ceritanya seru loh.. jangan lupa dukungannya🥰

Sinopsis...

I Love You, Ibu Guru

Author: AYi

Raka, 18 tahun, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita yang ditolongnya. Dia tidak tahu jika wanita itu adalah guru baru di sekolahnya, dan juga anak pengusaha sukses yang terkenal di kota sebelah.

Setelah dia tahu jika wanita yang pernah ditolongnya adalah guru barunya, akankah dia tetap memendam perasaan itu atau dia akan memperjuangkan cintanya?

Shafiyah (22 tahun) atau biasa disapa Shofie, baru saja dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri. Memilih melamar pekerjaan sebagai guru di SMA swasta di kota lain.

Selama di kota baru itu, dia selalu ditolong oleh muridnya. Akankah rasa cinta tumbuh di antara mereka?

Ikuti kisah mereka di I Love You, Ibu Guru!

Terpopuler

Comments

auuBee??

auuBee??

masyallah ukhti

2023-01-07

1

jaran goyang

jaran goyang

🤣🤣🤣💪💪❤❤🥰nnt mrk tdr sama... ters ktauan dareen kk

2023-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!