Chapter 4

Siang ini Clara sudah berada di sebuah toko buku yang terkenal di kota Berlin, Ocelot. Wanita itu berniat untuk mencari buku novel yang baru saja terbit.

Selama berada di sana, Clara menghabiskan banyak waktu untuk membaca novel dengan genre romantis. Dimana ia selalu membayangkan jika dirinya menjadi salah satu tokoh wanita yang beruntung karena di cintai pria kaya.

Berbeda sekali dengan keinginan sang Daddy yang ingin putrinya itu bekerja dan meneruskan bisnis nya di Jakarta. Wanita itu malah sibuk bersenang-senang.

"Apa yang sedang kau cari." tanya Boy yang sudah berada di samping Clara dan ikut melihat-lihat.

"Kau tidak melihat di sini banyak tumpukan buku?" ketus Clara. Jari-jarinya kembali bergerak lincah mencari sesuatu.

"Seharusnya kau membereskan barang-barang mu karena pukul empat sore, kita akan berangkat ke London."

Boy mengambil salah satu buku dan duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Kita?'' Clara menautkan kedua alisnya. "Kau tidak berniat untuk ikut denganku 'kan, Boy?!"

Boy menggidikan bahu acuh dan lanjut membaca, sambil menyeruput kopi yang berada di atas mejanya.

Clara yang melihat itu hanya bisa berdecak kesal. Dia pikir akan pergi ke London tanpa ada gangguan dari Boy, tapi kenyataannya berbeda. Pria berwajah datar itu akan selalu mengikutinya.

Setelah menemukan buku novel yang dia cari, Clara duduk tidak jauh dari Boy dan memesan Vanilla Latte, minuman kesukaannya.

''Andai saja di dunia ini ada pria seperti Leonardo, tampan, kaya dan memiliki segalanya.'' ujar Clara dengan tersenyum membayangkan tokoh novel yang baru saja ia baca.

"Kaya tapi tidak memiliki cinta untuk apa, yang dibutuhkan dari sebuah hubungan itu adalah rasa nyaman. Harta bisa di cari bersama-sama." celetuk Boy tanpa menatap Clara.

"Tapi aku butuh uang, bukan cinta. Kau pikir cinta akan membuatmu kenyang?" sewot Clara. Bisa-bisanya Boy menyahut sedangkan ia tidak mengajaknya bicara.

"Sudahlah, duduk berlama-lama di sini bersama denganmu membuatku pusing. Lebih baik aku menemui Clark." Clara bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar.

Boy menghela nafas kasar. Sampai kapanpun berdebat dengan wanita manja dan keras kepala seperti Clara tidak akan pernah ada habisnya.

.

.

"Maafkan aku. Sepertinya kita tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini." ujar seorang pria yang diketahui bernama Clark, kekasih Clara.

"Tapi kenapa, apa salahku? Kita bahkan baru menjalin kasih selama satu bulan. Kau juga berjanji bukan akan melamar ku,'' Clara memegang lengan Clark dan memohon agar pria itu memikirkan kembali hubungan mereka.

Meski banyak pria yang berada di sisinya, tidak berarti Clara memiliki perasaan untuk mereka. Ia hanya mencari seseorang yang bisa membuatnya bahagia dengan uang. Dan salah satunya adalah Clark.

"Jujur aku tidak kuat lagi, kau selalu berfoya-foya, boros dan tidak bisa menahan diri saat berbelanja. Sedangkan aku mencari seorang istri yang bisa mengatur keuanganku," ujar Clark dengan nada penuh penyesalan. Ia sebenarnya sangat mencintai Clara, hanya saja wanita itu selalu meminta sesuatu di luar kendalinya.

"Tapi kau sendiri yang bilang bersedia memberikan apapun padaku, sayang. Kenapa baru sekarang kau mengatakan semua ini. Keluargamu kaya bukan, jadi kita--"

"Sekali lagi maafkan aku. Lebih baik kita akhiri semua, karena aku sudah memiliki wanita dari kalangan biasa yang lebih baik darimu,'' setelah mengucapkan itu Clark pergi dari sana, meninggalkan Clara yang menganga tak percaya dengan ucapannya.

"Apa dia bilang, aku boros dan tidak baik? Matanya benar-benar katarak! Aku ini cantik, seksi dan pintar menghabiskan uang, dasar cupu!" gerutu Clara kesal dan masuk ke dalam mobil, dimana Boy sudah menunggunya.

"Sekarang mau kemana lagi?" tanya Boy melirik Clara dari kaca spion depan. Ada rasa kasian saat melihat raut wajah wanita saat ini, namun ia tidak mau ikut campur terlalu dalam.

"Pulang."

"Kau yakin ingin pulang?"

"Kenapa masih bertanya, tentu saja aku yakin.'' jawab Clara ketus.

"Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat.''

"Aku sedang tidak ingin pergi kemanapun, kecuali kalau kau mau mengantarku ke mall dan membayar semua tagihan belanjaku, bagaimana?" Clara menaik turunkan alisnya. Raut wajahnya langsung berubah saat mengucapkan kata belanja.

"Tidak mau!" cetus Boy.

"Ck! Kalau tidak punya uang jangan sok mengajakku pergi. Kau harus kaya dulu baru--"

"Lagipula jika aku kaya, aku tidak akan pernah tertarik pada mu!'' potong Boy membuat Clara mengepalkan tangan menahan emosi.

"Seharusnya kau itu menghiburku, bukan malah membuatku tambah down!"

Clara menyandarkan tubuhnya dan menatap keluar jendela. Lalu tanpa sadar memejamkan matanya yang terlihat sembab.

"Pantas saja mereka semua meninggalkanmu, kau begitu angkuh dan menilai semuanya dari segi materi.'' gumam Boy melajukan mobilnya menuju ke apartemen, karena satu jam lagi mereka akan segera berangkat ke London.

...----------------...

To be Continued.....

Terpopuler

Comments

Ika Ratna🌼

Ika Ratna🌼

Dimana mana body guard kan patuh dan nurut...lah ini koq kayak tom Jerry.Yang cewek bar²...lah yg cowok ngeyelan,pas wez🤣

2023-01-25

2

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

ngakak astaga 🤣🤣

2023-01-06

1

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

😈 𝑄𝑢𝑒𝑒𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑙 😈

ternyata kita sama 🌚🤣

2023-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!