Chapter 10

"Nicholas, aku mohon lakukan sekarang. Jangan menyiksaku seperti ini." pinta Clara dengan tatapan mata sayu.

"Sudah ku katakan, aku bukan Nicholas! Kenapa kau masih saja memanggilku dengan nama menjijikan itu. Sebenarnya seberapa banyak kau minum, hah?!" Boy merasa tidak terima Clara memangilnya seenak jidatnya sendiri. 

"Hanya dua botol...." ucap Clara mengangkat ke lima jarinya dan menunjukannya pada Boy.

"Hanya kau bilang? Sebenarnya kau ini kenapa?! Semua orang mencari mu, kau malah bersenang-senang sendiri."

"Stth! Diam lah, kau berisik sekali. Aku begitu tersiksa sekarang. Kumohon segera lakukan...." lirih Clara membenamkan kepalanya di leher Boy dan mengendusnya, lalu memberikan gigitan-gigitan kecil di sana.

Boy memang tidak mencintai Clara, tapi pria mana yang tidak tergoda jika dihadapkan dengan wanita seperti dirinya. Apalagi saat ini posisi mereka begitu intim.

Clara terus saja menggesekkan pahanya hingga menyentuh miliknya yang sejak tadi sudah terbangun akibat ciuman panas beberapa menit yang lalu.

"Clara! Hentikan!" bentak Boy dengan suara berat. Pria itu sedang berusaha menahan hasratnya mati-matian.

Clara mendongak, tangan kecilnya menyentuh bibir pria itu dan mengusapnya lembut. Ia bisa melihat dengan jelas, jika pria yang bersamanya saat ini bukan Nicholas, melainkan Boy.

"Kau lumayan tampan juga. Tapi sayang kau impoten, menyebalkan dan selalu saja membuat mood ku hancur. Bahkan kaumphh..''

Berani sekali wanita ini mengumpatnya di depan wajahnya, pikir Boy.

Tak mau menunggu lama lagi, Boy kembali melajukan mobilnya dengan posisi bibir mereka yang masih menyatu. Beruntung jalanan kota malam ini sedikit sepi jadi pria itu masih bisa mengendalikan situasi.

Lima belas menit kemudian, mereka sampai di sebuah apartemen yang sudah di pesan oleh Mark beberapa hari sebelumnya. Mengingat kepergiannya ke London juga karena ada tugas penting.

Boy sempat menghubungi Mark untuk meminjam apartemennya, karena ia tidak mungkin membawa Clara kembali ke hotel dengan keadaan menyedihkan seperti ini.

"Selamat datang, Tuan." sapa Mark yang sudah menunggu Boy di lobby.

"Dimana kunci kamarnya."

"Ini, Tuan. Mari saya antar."

Boya mengangguk, lalu berjalan di belakang Mark. Mereka berdua segera masuk ke dalam lift menuju lantai sepuluh.

Selama berada di dalam lift, Clara melakukannya lagi bahkan wanita itu tidak peduli kalau di sana ada Mark yang tengah menganga tidak percaya melihat tingkah adik Darren tersebut.

"Tuan, apa anda perlu bantuan?" tanya Mark sedikit gugup.

"Tidak perlu! Karena aku bisa melakukannya sendiri." Boy menahan kepala Clara agar tidak menciumnya.

"Boy, aku mau bibirmu dan juga ini." racau Clara sambil menunjuk bibir kemudian leher Boy.

Mark begidik ngeri, karena saat ini leher milik Boy sudah mirip seperti macan tutul. Banyak tanda merah keunguan di sana.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Mark?!"

"T-tidak, Tuan. Hanya saja saya merasa jika akan ada masalah besar setelah ini."

"Kau pikir aku akan membiarkan masalah itu terjadi, hah?! Hidup ku sudah bermasalah sejak dekat bersamanya, sekarang malah bertambah." gerutu Boy.

Siapapun pasti akan emosi jika berada di samping Clara.

"Tadi nona Alice menghubungi saya, karena ponsel anda sibuk." lirih Mark sedikit ketakutan jika sudah menyebut nama Alice di depan Boy.

"Lalu, apa yang kau katakan padanya?"

"Tidak ada. Tapi dia bilang kalau ingin segera mempercepat--"

Ting! 

Belum selesai Mark melanjutkan kalimatnya, pintu lift terbuka. Dengan cepat Boy membopong Clara dan masuk ke dalam apartemen. Karena jarak pintu kamar mereka tidak begitu jauh dari sana.

"Katakan pada Alice, aku sedang dalam misi penting dan akan segera menghubunginya."

"Baik, Tuan." jawab Mark.

Namun pria itu masih terdiam, belum beranjak dari sana.

"Ada apa lagi?!"

"Bagaimana kalau tuan Darren menanyakan tentang adiknya pada saya, Tuan?"

Boy berdecak kesal. Bisa-bisanya pria yang berada di hadapannya ini sama bodoh dengan Clara!

''Kau tinggal bilang, Clara ada bersamaku. Dia pasti langsung diam, Mark!'' seru Boy menatap tajam asisten nya tersebut.

Mark kembali mengangguk dan benar-benar pergi dari sana. Meski jauh di dalam pikirannya ia merasa tidak tenang. Karena Darren bukan orang yang bisa diajak kompromi begitu saja.

.

.

.

Boy membaringkan Clara yang masih meracau dan menggeliat di ranjang. Sementara dirinya sibuk melepaskan gaun yang menutupi tubuh wanita itu lalu menyelimutinya.

"Shitt!" umpat Boy memalingkan wajah saat melihat bagian tubuh Clara yang hanya tertutup braa dan kain segitiga.

Saking gugupnya, Boy terpeleset dan jatuh tepat di atas Clara.

"Boy! Apa yang kau lakukan di atas ku?" tanya Clara.

Kenapa Clara selalu menanyakan hal bodoh yang membuat nya ingin menghilang setiap berada di sampingnya.

''Aku akan membawamu berendam, agar pengaruh obat itu hilang.'' Boy bangkit dan hendak membopong Clara, namun wanita itu sudah terlebih dahulu menahannya agar tidak pergi.

''Boy..bantu aku..kumohon..''

''Aku tidak akan pernah melakukannya!''

''Apa kau tega melihatku tersiksa seperti ini,'' Clara menarik tengkuk leher Boy mendekat, lalu menempelkan bibirnya di bibir Boy. ''Lakukanlah..''

...----------------...

Terpopuler

Comments

kholifah ifah

kholifah ifah

apa Boy itu kekasih Alice dan akan segera menikah???
wah pasti setelah ini gagal pernikahan Alice dan Boy😅
Kalau liat filmya Maksimo yang hot hot pop ikutan traveling dech ni otak🤭🤣🤣

2023-01-10

0

auuBee??

auuBee??

satu lagi dong mom please.. Otw 2 vote😭😭

2023-01-09

1

Sayang Author

Sayang Author

mampir nih , LAPOR KOMANDAN INGIN MENGINFORMASIKAN BAHWA AKU KANGEN BANGET SAMA CS MOMMEYYY❤️❤️❤️ laporan selesai semoga buat cs lagi 🙂🙏🏻❤️

2023-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!