Chapter 9

Clara sudah berada di Lobby hotel. Ia mengambil ponselnya dan segera menghubungi seseorang.

"Bagaimana, apa pria itu sudah ada di dalam sana?" tanya Clara pada Isabella dari sebrang sana.

"Langsung masuk saja, dia menunggumu. Jangan lupa gunakan pengaman kalau kau tidak ingin hamil."

Clara tersenyum tipis mendengar ucapan Isabella, bagaimana bisa sahabatnya menjerumuskan dirinya seperti ini. Tapi bagaimanapun juga, Isabella pernah berjasa dalam hidupnya.

Jadi tidak masalah bukan jika dirinya membalas kebaikan Isabella, meski dengan cara yang salah. Pikiran nya sedang ruwet sekarang, ia hanya ingin ada seseorang yang menghiburnya malam ini.

Setelah yakin dengan keputusan yang ia ambil, Clara segera mematikan sambungan ponselnya, lalu menuju ke kamar hotel. Dimana pria yang bernama Damian sudah menunggu kedatangannya.

Clara kini berada di lantai dua sekarang dan berdiri tepat di depan pintu kamar, sesuai seperti yang Isabella katakan.

Saat hendak masuk, tiba-tiba seorang pria menghentikan langkahnya.

"Nona, Clara?" tanya pria dengan seragam pelayan itu.

Clara mengangguk. "Ada apa?"

Pria itu memberikan satu gelas teh hangat pada Clara. Lalu meminta untuk segera meminumnya tanpa tersisa sedikitpun.

"Aku tidak mau! Singkirkan saja." tolak Clara lalu mengabaikan pelayan tersebut.

''Tapi ini adalah salah satu prosedur pelayanan hotel kami, Nona. Jika anda menolaknya, dipastikan kami akan kehilangan pekerjaan besok.''

Clara mengernyit bingung, sejak kapan ada peraturan aneh macam ini di hotel mewah dengan kelas internasional.

Karena kasihan, Clara terpaksa menghabiskan minuman tersebut. Tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Maklum saja, selain manja dan menyebalkan Clara juga bodoh.

Buktinya semua mantan kekasih yang pernah di kencani oleh Clara, selalu saja menipu dan membawa kabur barang-barang berharga miliknya.

"Shhh...." desis Clara.

Wanita itu mulai merasa pusing dan jantungnya berdebar kencang. Ada getaran-getaran aneh yang terjadi dalam dirinya. Apalagi bagian bawah sana yang terlihat mulai berkedut.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku," gumam Clara berniat masuk ke dalam namun tangan kekar seseorang berhasil menahan pinggangnya. Lalu menarik paksa Clara pergi dari sana.

Di dalam mobil gadis itu mencoba memberontak tidak terima dan memaki pria yang sudah berani membawanya kabur tanpa ijin.

"Lepaskan aku, kumohon. Ada seseorang yang sudah menungguku di dalam sana."

Clara menarik lengan Boy yang sedang fokus menyetir. Entah kemana pria itu akan membawanya.

"Kenapa kau selalu saja menyusahkan ku, Clara Alfred!" gerutu Boy menonyor dahi Clara agar menjauh darinya.

Karena sejak tadi, Clara terus saja menyentuh bagian sensitifnya. Dan Boy yakin jika wanita yang berada di sebelahnya ini sedang dalam pengaruh obat perangsang.

"Berhenti melakukan ini, Clara!'' Bentak Boy.

Tangan Clara saat ini sedang bermain-main dengan dada Boy dan membuka kancing bagian atasnya.

"Clara! Sudah kukatakan untuk tidak mphh--"

Semuanya sudah terlambat, Clara dengan berani naik ke pangkuan Boy dan mencium bibir pria itu.

Dengan terpaksa Boy menepikan mobilnya dan membalas ciuman Clara yang begitu kaku. Ya, tentu saja karena itu pertama kalinya bagi Clara.

Boy mellumat bibir Clara,memasukan lidahnya dan mengobrak abrik bagian dalam sana. Ia benar-benar sudah tertutup kabut gairah sekarang, bahkan sama sekali tidak peduli jika Darren bisa menghabisinya nanti.

"Kau yang memancingku, jadi jangan salahkan aku, kalau aku berbuat lebih padamu!"

Clara mengangguk pasrah. "Lakukan sekarang Nicholas. Aku sudah siap, sayang."

Degh!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***