Chapter 19

Malam semakin larut. Clara tidak bisa tidur dengan nyenyak, di tambah lagi besok adalah hari pernikahannya dengan Boy. Pria yang sangat ia benci.

"Kenapa harus dia, apa di dunia ini tidak ada lagi pria yang mau menikah denganku." gumam Clara. "Miris sekali hidupmu, menghabiskan malam pertama dengan bodyguard mu sendiri lalu dipaksa menikah dengannya."

Clara benar-benar muak memikirkan hidupnya yang seperti tidak pernah menemukan kebahagiaan.

Tok Tok!

Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Clara segera beranjak dan membukanya.

"Bolehkan aku masuk?" ternyata wanita itu adalah Jean, kakak iparnya.

Clara mengangguk dan mengijinkan Jean masuk ke dalam kamarnya. Jean duduk di pinggir sofa sambil terus menatap Clara yang terlihat sedang banyak pikiran.

"Apa kau tidak bahagia?" tanya Jean.

Clara berdecak kesal. Pertanyaan macam apa yang di lontarkan oleh kakak iparnya itu. Tentu saja ia tidak bahagia, bahkan kalau bisa ingin rasanya Clara menghilang dari muka bumi agar besok pernikahan mereka gagal.

"Tidak perlu menjawabnya, karena aku tau apa yang kau rasakan."

"Lalu untuk apa Kakak datang kemari? Apa Kakak berniat menertawakan aku?" seloroh Clara menatap tajam ke arah Jean.

Jean menghela nafas. "Kau tau seperti apa hubunganku dulu dengan Darren, 'kan? Aku bahkan sama sekali tidak mencintainya. Tapi kau lihat sekarang, kami memliki dua bocah kembar yang menggemaskan."

Clara tersenyum kecut. Bagaimana bisa Jean menyamakan Boy dengan Darren. Jelas sekali status mereka berbeda.

"Kakakku kaya. Sedangkan Boy, dia hanya seorang bodyguard yang tidak memiliki apapun. Aku tidak mau hidup menderita bersamanya, Kak."

"Tidak semuanya bisa dibeli dengan harta, Clara." Jean mencoba membuat Clara mengerti situasinya. Namun keras kepala dan ego wanita itu sangat tinggi.

"Tapi bagiku harta yang paling penting! Kakak pikir menjalani sebuah hubungan ke jenjang lebih serius itu hanya bisa dilakukan atas dasar cinta, begitu?! Tidak sama sekali!" jelas Clara lalu berdiri dari duduknya.

"Clara, aku--"

"Kalau Kakak datang kemari untuk membantuku kabur, maka aku akan menerimanya dengan senang hati. Tapi jika hanya untuk menceramahi ku, silahkan keluar," potong Clara membuka pintu dan meminta Jean untuk segera pergi.

Jean menghela nafas kasar, percuma berbicara dengan seorang Clara karena apa yang ia ucapkan sama sekali tidak di dengar olehnya.

Setelah Jean pergi, Clara melihat Boy yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari kamarnya dan sepertinya mendengar semua percakapan mereka.

Clara melirik Boy sekilas lalu masuk dan menutup pintu tersebut sedikit kuat. Hingga menimbulkan suara yang membuat Boy mengelus dada.

"Sepertinya aku akan cepat mati terkena serangan jantung kalau nanti hidup bersama dengannya." gumam Boy berlalu dari sana.

.

.

.

Di dalam sebuah club malam, seorang wanita sedang menari mengikuti alunan musik yang menggetarkan telinganya.

Tubuh seksi dengan balutan gaun merah ketat terlihat begitu pas dipakai olehnya. Ditambah lagi belahan dadanya yang terekspos begitu jelas.

"Nona, sebaiknya anda segera pulang. Kalau tuan Boy tau anda tidak ada di apartemen, dia pasti akan sangat marah." Mark ditugaskan oleh Boy untuk menjaga dan mengikuti kemanapun Alice pergi.

"Benarkan? Bahkan sekarang dia sudah tidak peduli lagi padaku. Kau lihat aku sangat rapuh Mark." Alice meneguk wine yang baru saja ia tuangkan ke dalam gelas.

"Tuan sangat mencintai anda, Nona."

"Cinta seperti apa yang kau bicarakan, Bahkan dia sudah tidur bersama wanita lain, Mark! Dia tidak mencintaiku. Rasanya aku ingin mati--"

"Apa yang kau katakan!" seorang pria menarik lengan Alice lalu memeluk tubuhnya.

"Boy..."

"Kita pulang, aku tidak mau melihatmu ada di sini lagi besok!"

Alice menepis tangan Boy lalu mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.

"Lepaskan aku! Pergilah bersama wanita itu." ucap Alice dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. Hatinya hancur berkeping-keping.

"Jangan bersikap seperti anak kecil, Alice!"

"Aku mencintaimu, Boy! kumohon batalkan pernikahanmu dengan wanita itu."

Boy terdiam, ia memang ingin membatalkannya. Namun, Boy takut jika Clara nanti hamil dan banyak yang mempertanyakan status anak mereka nanti.

"Berikan aku waktu satu tahun."

"Kau gila Boy! Apa kau pikir aku akan menunggumu selama itu, hah?!" Alice memukul dada Boy berulang kali karena merasa selama ini sudah dipermainkan olehnya.

"Aku hanya ingin memastikan Clara hamil atau tidak," Boy berusaha menenangkan Alice yang mulai mabuk dan menyerangnya membabi buta.

Mendengar penjelasan Boy membuat Alice mengerti. Seketika wanita itu diam membenamkan kepalanya di dada Boy.

"Aku mau pulang." Boy mengiyakan, lalu membopong Alice keluar dari club.

Sedangkan Mark hanya bisa menggeleng melihat tuannya yang bisa mendapatkan wanita sekaligus. "Anda sangat beruntung tuan. Tapi semoga saja tuan Jhon tidak mengetahui semua ini. Atau anda akan ada dalam masalah besar."

...----------------...

Terpopuler

Comments

yuliyuli

yuliyuli

alice pakaiannya juga terbuka sm dong dengn clara

2023-10-26

0

kholifah ifah

kholifah ifah

sabar ya Mark pasti nanti juga ada jodoh untukmu yang dipersiapkan Othor🤭😁😁

2023-01-18

0

jaran goyang

jaran goyang

mmmm.... moga alice km baik dan gk jd wnt jht🥰❤💪

2023-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!