Chapter 13

Clara sudah berada depan pintu kamar sebuah apartemen. Lebih tepatnya tempat dimana sahabatnya tinggal.

Clara terus mengetuk pintu kamer tersebut, namun sejak tadi Arabella belum juga keluar. Entah apa yang sedang dia lakukan di dalam sana.

"Bella, kau harus menjelaskan semuanya padaku. Juga tentang minuman yang aku teguk malam itu," gumam Clara mengepalkan tangan nya erat.

Mulai tumbuh rasa curiga dalam hati Clara, dan ia yakin kalau obat perangsang yang membuatnya menggila semalaman akibat perbuatan Bella.

Tak berapa lama pintu tersebut terbuka, Bella keluar hanya mengenakan handuk tipis yang menutup tubuhnya. Dengan rambut acak-acakan dan juga berkeringat.

"C-clara, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bella sedikit gugup namun mencoba untuk bersikap tetap seakan tidak terjadi apapun.

Clara menatap curiga ke arah Bella. Wajah sahabatnya ini tidak terlihat seperti biasa. Apalagi banyak tanda merah hampir di seluruh bagian tubuhnya. Bisa dipastikan kalau Bella semalaman menghabiskan waktu di ranjang bersama seorang pria.

"Apa aku mengganggumu?" Clara balik bertanya. Bella mengangguk samar namun langsung menggeleng cepat.

"Tidak, kau tidak menggangguku."

"Lalu, kenapa kau membiarkanku berdiri di luar seperti seorang rentenir yang sedang menagih hutang?" Clara mendorong pundak Bella dan berniat masuk ke dalam.

"Kau tidak boleh masuk, di dalam ada kekasihku..."

Clara tersenyum dan mengusap pipi Bella dengan lembut. "Ijinkan aku masuk kedalam dan duduk sebentar, rasanya masih sakit dan perih." pinta Clara dengan wajah memelas.

Bella menghela nafas dan terpaksa mengijinkan Clara masuk tanpa peduli jika setelah ini keduanya dipastikan akan bertengkar hebat.

"Siapa yang datang, Honey." Seorang pria keluar dan menghampiri Bella lalu memeluk wanita itu dari belakang. "Aku menginginkanmu lagi, ayo kita lakukan."

Degh!

"Nicholas!" Clara menganga tidak percaya melihat kekasih yang sangat ia cintai bersama dengan sahabatnya sendiri.

Sedangkan Nicholas, sama sekali tidak bergeming dan tidak peduli jika di hadapan nya sekarang ada Clara.

"Jelaskan padaku, Bella!" Suara berat, namun terdengar menahan emosi yang menggebu keluar dari bibir Clara.

"Bukankah sudah jelas antara aku dan Nicho?! Jadi pergilah, jangan ganggu kami berdua." Bella memalingkan wajahnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa tidak enak hati karena sudah membuat Clara menangis.

"Dan kau, Nicho. Bisakah kau menjelaskan semua padaku?!" Kini Clara menatap pria yang sejak tadi enggan menatap wajahnya.

"Tidak ada yang perlu di konfirmasi lagi, karena kita sudah tidak ada hubungan apapun sejak malam itu."

Clara benar-benar tidak menyangka kalau kedua orang yang begitu berarti, mengkhianatinya.

Clara menghela nafas panjang, memejamkan mata sekilas dan mencoba mengatur emosi yang sudah berada di puncak. "Baiklah. Semoga kalian bahagia. Mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, Bella."

Setelah mengatakan mengatakan itu, Clara keluar. Ia memutuskan untuk tidak lagi mengingat mereka berdua.

"Kau keterlaluan Nicho! Kita sudah menyakitinya," Bella memukul dada Nicho berulang kalu, meluapkan kekesalannya pada pria itu.

"Bukankah ini yang kau inginkan, hum? Terlepas dari seorang Clara. Aku membantumu dan kau memberikan imbalan padaku, tubuhmu."

"Tapi tidak dengan cara seperti ini, kita bahkan tidak--''

Nicholas membungkam bibir Bella dan mellumatnya dengan kasar.

"Berhentilah membahas wanita sombong itu dan lakukan tugasmu!" ucap nya seraya melepas handuk yang melilit di tubuh Bella dan kembali menerjangnya.

.

.

.

"Persiapkan penerbangan ku malam ini, karena aku akan kembali ke negara asal ku," perintah Clara pada seorang pria yang tak lain adalah Mark.

"Baik, Nona."

"Dimana pria impoten itu?"

"Uhuk..." Mark yang sedang meneguk air tiba-tiba saja tersedak mendengar ucapan Clara. "Pria impoten? Siapa maksud anda, Nona?''

"Siapa lagi kalau bukan, Boy!" Clara melempar majalah yang ia pegang ke arah Mark dan tepat mengenai wajahnya.

"Oh, tuan Boy dia sedang menemui kakek Anda," jawab Mark mengusap wajahnya yang sedikit memerah.

"Kakek?"

"Ya, Nona."

"Cih! Kurang kerjaan sekali."

"Sepertinya tuan sedang meminta restu untuk menikahi anda." celetuk Mark dengan begitu santai.

"What?!"

...----------------...

Jangan lupa mampir ya di karya kak navidza....

Terpopuler

Comments

kholifah ifah

kholifah ifah

oh Boy laki2 impoten yang bisa buat Clara melem melek ternyata sat set wat wet AE cuss minta restu kakek untuk menikahi Clara 🥰🥰
Kau lihat Clara Nicho bulan laki2 yang baik,laki2 yang baik yang tepat untukmu adalah Boy yang bertahun2 jadi bodyguardmu, melindungimu, menghormatimu tapi juga telah kau ajar ninu ninu🤣🤣🤣

2023-01-18

0

jaran goyang

jaran goyang

💪💪💪❤😀😀😀😀❤❤❤uda aq duga bela dan nikol

2023-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!