Chapter 12

Keesokan harinya, Clara terbangun dan shock saat melihat ke samping.

"What the...." Clara menganga tidak percaya jika semalam dia tidur bersama bodyguard nya sendiri.

Wanita itu kembali mengingat kejadian semalam, dimana ia dengan tidak tau malu mencium Boy dan mengajaknya bercinta.

"Aku pasti sudah gila! Bagaimana bisa aku tidur dengan pria impoten ini." gumam Clara merutuki kebodohan nya.

"Tunggu, kalau dia impoten kenapa ada darah di sini?!" Banyak pertanyaan yang ada di benak Clara, namun semua ia tepis saat melihat ponselnya terus bergetar.

"Kakak..." dengan segera Clara bangkit dan menyingkirkan tangan Boy yang sejak tadi melingkar di perutnya.

Perlahan Clara menarik selimut untuk membungkus tubuhnya dan masuk ke kamar mandi. 

"Oh, God! Rasanya benar-benar sakit sekali. Kalau tau begini aku tidak akan pernah--'' ucapan Clara terhenti saat melihat banyak tanda merah terukir di hampir sebagian tubuhnya.

"Dasar pria impoten menyebalkan!" gerutu Clara mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Siapa yang kau bilang impoten, hum? Apa aku perlu membuktikan lagi, seberapa gagah dan perkasanya diriku?"

Clara memutar bola mata malas dan masuk ke dalam bathub. Ia berendam air hangat yang sudah di siapkan sejak tadi.

"Pergilah, aku tidak ingin melihat wajahmu."

"Siapa juga yang ingin melihat wajahmu. Aku kemari karena ingin mandi." jawab Boy masuk ke dalam bathub yang sama dengan Clara.

"Hey, apa yang kau lakukan!"

"Tentu saja mandi."

"Iya aku tau kau sedang mandi, tapi kenapa harus berada di tempat yang sama denganku."

"Untuk menghemat air." Boy memejamkan matanya tanpa menatap Clara sama sekali.

"Apa kau bilang, menghemat air? Dasar pria miskin, pelit!"

Clara yang mulai kesal beranjak dari sana dan memakai handuk yang berada tidak jauh darinya.

"Itu milikku, Nona."

"Kau pikir aku peduli. Sama sekali tidak!" ketus Clara melilitkan handuk tersebut di dada, lalu keluar meninggalkan Boy.

Boy menghela nafas. Lagi-lagi ia harus mengalah pada seorang Clara. 

"Sekarang, aku harus mencari alasan yang tepat agar Darren tidak curiga padaku.''

"Tidak perlu, karena aku tidak akan mengatakan apapun padanya bahkan tentang apa yang sudah kita lakukan semalam." ucap Clara melempar handuk ke wajah Boy.

"Kau tidak takut hamil?" Boy menaikan satu alisnya.

"Aku tidak akan pernah hamil.'' elak Clara dengan penuh percaya diri.

"Tapi aku memasukan banyak sekali di dalam sana."

"Kau pikir aku percaya?'' Clara mendekat ke arah Boy. "Kita memang melakukannya berkali-kali. Dan belum tentu kan kalau aku hamil, karena kita tidak tau benih mu itu super atau kw." celetuk Clara membuat Boy mengeraskan rahangnya menahan emosi.

"Seandainya aku hamil, kau tidak perlu bertanggung. Karena sampai kapanpun aku tidak mau menikah dengan pria miskin sepertimu."

Boy mengepalkan tangannya dengan erat mendengar semua ucapan Clara. Bagaimana bisa wanita itu menghina dirinya setelah apa yang sudah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir ini.

"Lihat saja nanti, ku pastikan kalau kita akan menikah dan aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku, Clara Alfred!" seringai Boy tipis.

.

.

.

"Argh, brengsek! Kau benar-benar menjijikan Clara. Apa tidak ada pria lain?! Kenapa harus dia!" Clara mengusap perut datarnya.

"Bagaimana kalau aku memang hamil? Tidak! Kau harus menghilangkannya sebelum semuanya terlambat." mobil yang di kendarai Clara melaju dengan cepat menuju ke sebuah minimarket terdekat.

Namun sebelum itu, ia mencari informasi terlebih dahulu tentang pil kontrasepsi tersebut.

"Ini bagaimana cara minumnya?"

Tanpa mau ambil pusing, Clara mengambil satu pil dan hendak meneguknya, namun suara ketukan kaca mobil membuatnya kaget.

"Boy? Apa yang dia lakukan disini." gumam Clara menurunkan sedikit kaca mobilnya.

"Buka pintunya!"

"Tidak mau!"

"Buka atau aku pecahkan kaca mobilnya!" bentak Boy dengan nada penuh penekanan. Mau tidak mau Clara menuruti ucapan Boy.

Pria itu langsung masuk ke dalam dan duduk di jok samping kanan Clara.

"Jangan melakukan hal bodoh! Aku tidak akan membiarkanmu menghabisinya!"

Clara tersenyum geli melihat ekspresi wajah Boy, ia merasa mereka seperti sepasang kekasih yang baru saja melakukan sebuah kesalahan besar.

Boy merebut pil yang berada di tangan Clara lalu membuangnya keluar.

"Mau atau tidak, aku akan tetap bertanggung jawab!"

Brak!

Setelah mengatakan itu, Boy keluar dan menutup pintu mobilnya dengan kasar.

...-----------------...

mohon maklum jika banyak typo, akan saya perbaiki.

jangan lupa dukungannya...

yuk mampir juga yaaa...

Terpopuler

Comments

kholifah ifah

kholifah ifah

Clara pasti ntar kamu Hamidun secara kecebong Boy kelas premium pasti langsung to cer🤭🤣

2023-01-10

3

jaran goyang

jaran goyang

💪💪❤❤😡😀😀😀😀😀boy

2023-01-10

0

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

semangat boy 💪🤣

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!