“Sebelum melamar kemari, dia pernah menjadi salah satu karyawan terbaik yang bekerja untuk perusahaan Amazon, lalu dia memutuskan untuk resign karena ingin mengurus orang tuanya yang sedang sakit.”
“Dia tidak hanya menerima evaluasi tinggi dari mengenai pekerjaannya, tapi evaluasi semua rekannya sangat bagus. Saat ini dia melamar untuk menjadi salah satu tim pendukung lapangan yang berada di salah satu cabang kita.”
“Siapa itu?” tanya Tri yang melamun.
“Bagaimana maksudmu, Pak?” tanya balik asistennya.
“Tidak. Aku hanya penasaran, kenapa dia melamar disini dengan latar belakang seperti itu? Kenapa dia harus melamar di posisi cabang yang sangat tak berguna itu?”
Tri bertanya-tanya, kenapa wanita dengan latar belakang yang cukup bagus harus melamar di posisi yang kurang berkontribusi untuk perusahaan.
“Entahlah, Pak. Aku juga tak mengerti. Mengingat para petinggi sudah menyetujui, pasti mereka punya alasan untuk itu,” jawab asisten Tri.
“Selain itu, dia juga akan bekerja dan satu tim sekaligus partner bersama Joko yang baru dipindahkan kesana oleh Direktur Aji.”
“Baiklah kalau begitu. Apa Joko sudah kembali bekerja?”
“Ya, Pak. Tadi pagi aku melihatnya di depan gedung.”
“Suruh dia datang ke ruanganku!”
“Baik, Pak.”
“Tunggu. Siapa namanya?”
Tri kembali bertanya siapa nama wanita yang melamar itu.
“Namanya Tini, Pak.”
“Baiklah. Suruh dia datang ke ruanganku juga.”
“Baik, Pak.”
Asisten Tri pun segera pergi keluar dari ruangan Tri untuk memanggil Joko dan Tini.
Beberapa saat kemudian, Joko pun terlihat berjalan memasuki gedung pusat dan menuju ke ruangan Tri yang berada di lantai utama.
Saat Joko berjalan di gedung itu, semua mata para agen lain pun tertuju padanya.
Raut wajah mereka menunjukkan kekesalan yang sangat dalam pada Joko yang selalu bersifat gegabah dan selalu bekerja dengan sendirinya.
Akan tetapi, Joko pun terus berjalan tanpa menghiraukan mereka sedikitpun.
Para agen lain pun hanya mampu menatap Joko dengan kesal, karena mereka juga tak ingin dan tak berani melawan Joko yang bukan merupakan tandingannya.
Mereka pun juga tak ingin membuat Joko merasa kesal pada mereka, karena mereka juga mengerti, Joko akan membabi buta dengan siapapun yang berani bermacam-macam dengannya.
*TOK TOK TOK!!!
Joko mengetuk pintu ruangan Tri yang tertutup.
Tak lama kemudian, Tri membuka pintu dan menyuruh Joko untuk masuk ke dalam ruangannya.
“Kau datang? Masuklah!”
Tri kembali menutup pintu setelah Joko memasuki ruangan Tri.
“Duduk dan tunggulah! Aku akan membuatkan kopi untukmu.”
Joko pun duduk di sofa ruangan Tri dan menunggu Tri membuatkan kopi.
Beberapa saat kemudian, Tri datang dengan membawa dua cangkir kopi.
“Ini. Minumlah.”
Tri pun duduk di sofa yang berada di depan Joko.
Walau Joko mempunyai sifat dingin dan brutal dan egois, ia masih memiliki etika saat ada orang yang menawarkan minuman kepadanya.
Joko pun meletakkan kembali cangkir itu ke meja setelah menyeruputnya.
“Astaga. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” tanya Tri yang berbasa-basi karena melihat Joko terus diam dan tak akan berbicara jika tak ada yang bertanya padanya.
“Ya,” ucap Joko sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Hubungan manusia sangatlah menarik. Aku sangat terkejut kau bisa selamat dan kembali dari kematian, tapi siapa sangka kita akan berakhir seperti ini?”
“Setelah kejadian yang menimpamu tiga tahun lalu, seluruh divisi menjadi kacau, dan saat aku melihat tim ku hancur, aku berpikir itu semua adalah akhir dari semuanya.”
Tri kembali berusaha mengingatkan Joko bahwa ia pernah berada di satu tim yang sama dengan Tri menjadi ketua Tim itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Puput
Othor aku punya Sedikit kritik nih, kata "dan" itu sebaiknya jangan diulangi 2 kali di antara dua kata lainnya.
Sifat dingin dan brutal dan egois, Sebaiknya Sifat dingin dan brutal serta egois atau Sifat dingin,brutal dan Egois.
Maaf bila ada salah dalam penulisan atau hal lain
2023-05-17
1