Dengan santainya, Joko melangkah dan masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol, dan pintu lift pun kembali tertutup.
Joko berdiri di depan 2 orang pria dewasa yang masih terus berdebat satu sama lain menggunakan bahasa asing.
“Apa kalian pemilik kartel narkoba di daerah ini?”
Joko memutar balik badannya dan bertanya pada kedua orang itu.
“Siapa kau?”
Salah salah satu pria itu memegang pundak Joko dan bertanya balik menggunakan bahasa Indonesia.
Joko mengeluarkan pisau kecil dari jaketnya dan menarik tangan salah satu pria yang memegang pundaknya, lalu menusuk paha pria itu hingga berteriak kesakitan di dalam lift.
Saat pria satu lagi mengambil pistolnya dari balik jaket, Joko lebih dahulu mengeluarkan pistolnya dan,
*DOR!!! DOR!!! DORR!!!!
Tiga peluru Joko dapat merenggut nyawa kedua pria. Satu peluru menembus jidat pria yang masih berdiri, dan dua peluru lainnya menembus jantung pria yang menyentuh pundaknya.
Betapa sadisnya Joko saat ia sedang menjalankan tugas dan menghabisi semua musuhnya. Ia bahkan hanya memerlukan waktu 30 detik untuk menghabisi kedua orang itu di dalam lift.
*CLING!!!!
Pintu lift kembali terbuka saat lift telah sampai di lantai utama. Di luar lift, 2 orang kolega sekaligus bawahan Joko telah menunggunya.
Dua orang itulah yang bernama Al dan El, bawahan Joko sekaligus koleganya yang terbunuh setelah mereka melenyapkan kartel Narkoba milik warga negara Indonesia yang terletak di China.
Mereka berdua langsung memasuki lift dan mengidentifikasi mayat kedua orang itu dan memastikannya, bahwa mereka berdua adalah buronan besar yang harus dilenyapkan.
Joko keluar dari lift dan menunggu koleganya yang sedang mengidentifikasi dan mengambil barang bukti yang penting, sembari berjaga agar tak satupun warga sipil yang mengetahui apa yang sedang mereka lakukan.
Setelah berhasil memastikan identitas kedua buronan dan mendapatkan barang bukti yang cukup, mereka bertiga segera pergi dari gedung apartemen itu dan meninggalkan mayatnya.
Mereka bertiga pun menaiki mobil, lalu menuju ke suatu tempat untuk melanjutkan misinya.
Beberapa saat kemudian, mobil yang mereka kendarai telah sampai di gudang tua yang cukup besar dan luas. Gedung itu lebih terlihat seperti rumah hantu dengan lumut yang telah memenuhi dinding.
Sepertinya gudang kosong itu adalah markas yang digunakan oleh kartel narkoba.
Saat mereka memasuki gedung itu, terlihat semua antek-antek yang bekerja untuk kartel itu telah dilumpuhkan dan diikat satu sama lain agar tak bisa melarikan diri saat mereka tersadar.
“Dimana barangnya?” tanya Joko pada Al.
“Disana!” jawab Al sambil berjalan menunjukkan suatu tempat kepada Joko.
Mereka bertiga pun mulai berjalan ke tempat yang ditunjukkan oleh Al.
Di tempat itu, terlihat sebuah tumpukan Narkotika berbentuk sabu yang sudah tertumpuk dan hampir menyentuh atap gudang.
Di ruangan itu juga terdapat banyak sekali alat dan bahan yang sangat lengkap yang digunakan untuk memproduksi sekaligus memakai narkotika.
Joko mengambil bensin, lalu menyiramkan bensin itu secara merata kepada bagian bawah tumpukan sabu.
Setelah bensin disiramkan secara merata, Joko mengeluarkan korek api, lalu membakar semua tumpukan sabu itu secara menyeluruh.
Begitupun dengan Al dan El yang membantu Joko membakar semua alat dan bahan yang juga berada di ruangan itu.
Dan begitulah cara kerja Joko. Saat ia bekerja, ia tidak banyak berbicara dan hanya fokus dan komitmen pada tujuannya, hingga dua orang koleganya pun sangat segan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments