“Rekaman ini diambil pukul lima pagi tadi dari kapal yang mengapung dari pantai utara kita.”
“Astaga. Siapa dia?” tanya Bowo.
Direktur utama itu mengambil kacamatanya, lalu melihat rekaman video dengan itu karena faktor umurnya yang sudah mulai menua dan penglihatannya yang sudah memudar.
“Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi dia adalah Joko,” jawab Aji.
“Wahhh. Dia lebih terlihat seperti Yesus.”
“Apa maksudmu, Pak?” tanya Aji yang kebingungan dengan ucapan Bowo.
“Bukan begitu. Maksudku, coba kau berpikir, dia dapat bangkit dari kematiannya dengan rambut gondrong seperti itu.”
“Hahahahahaha.”
Semua petinggi lainnya pun tertawa saat mendengar celotehan yang dilontarkan oleh Bowo.
“Aduh. Ini sangat membuatku sakit kepala. Kenapa kalian menangani masalah ini dengan sangat buruk? Kalian membuat pria yang sehat dan hebat berubah menjadi seperti mayat sekarang.”
Bowo kembali melepas kacamatanya dan memegangi kepalanya yang memang sakit memikirkan masalah yang terjadi.
“Kami sedang membawanya saat ini, Pak. Jika kau beri kami waktu sedikit lagi, kami akan segera menyelesaikan masalah ini,” ucap Rini sebagai kepala sekertaris.
“Baiklah. Tentu saja kita tidak boleh membesarkan masalah ini. Karena kalian semua ahli dalam bidang ini, tolong urus masalah ini dengan cara yang tepat dan cepat menurut kalian.”
Bowo pun akhirnya memberikan keputusan dengan mempercayakan kepada orang yang akan menangani kasus ini.
“Baiklah. Kalian boleh kembali bekerja. Terimakasih atas waktu kalian.”
“Baik, Pak.”
Semua orang pun mulai meninggalkan ruangan perkumpulan itu dan kembali melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
***
Beberapa saat kemudian, Tri dan beberapa anak buahnya telah berhasil membawa Joko ke kantor ARN dengan selamat.
Tri turun dari mobilnya, lalu membuka borgol yang masih menahan tangan Joko, lalu membawanya ke dalam kantor secara diam-diam.
Tri langsung membawa Joko ke tempat khusus untuk dianalisa dan diambil beberapa fotonya untuk dijadikan dokumenter.
Setelah mengambil semua foto tubuh Joko yang penuh luka dan bekas darah yang mengering, Tri memberikan Joko pakaian dan menyuruhnya untuk membersihkan diri.
Setelah membersihkan dirinya, Tri membawa Joko ke klinik yang berada di dalam kantor gedung ARN.
Joko diberikan perawatan khusus bersama dokter yang cukup ahli di dalam bidangnya.
Setelah Joko selesai diobati secara medis, dokter pun menyuruhnya kembali beristirahat di ruangan khusus yang telah disediakan untuknya.
Dokter pun segera menemui Tri setelah memeriksa keadaan Joko untuk melaporkannya pada Tri yang menunggu di luar.
“Bekas luka di tubuhnya menunjukkan dia disiksa dan dikurung untuk waktu yang sangat lama.”
Sang dokter pun melapor hasilnya kepada Tri setelah memeriksa Joko.
“Ia juga mengalami dehidrasi yang cukup berat. Akan tetapi, ia memiliki fisik dan kondisi tubuh yang cukup kuat untuk mengalami kejadian yang buruk itu.
“Aku juga menemukan beberapa zat kimia yang berada di dalam peredaran darah tubuhnya.”
“Zat kimia?” tanya Tri yang terkejut pada ucapan dokter.
“Ya, zat kimia. Zat itu termasuk zat yang cukup berbahaya. Zat itu sepertinya telah mempengaruhi otaknya dan menghapus ingatannya.”
“Beberapa ilmuwan telah mengembangkan zat itu menjadi obat untuk mengobati gangguan stres dan depresi pasca trauma.”
“Astaga. Aku tidak mengerti maksud ucapanmu dok,” ucap Tri.
“Dengan kata lain, seseorang telah sengaja menyuntikkan obat itu ke dalam tubuh Joko dengan dosis yang cukup besar untuk menghapus ingatannya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments