“Sial!!!”
*DUKK!!!
Agen itu sangat kesal dan menutup pintu mobil taksi dengan kencang.
Empat orang agen yang berada di sana terlihat sangat kesal karena Joko yang hanya satu orang, dapat mengelabui mereka semua.
***
Di tempat lain, terlihat Joko yang baru turun dari taksi. Mobil taksi itu tepat berhenti di sebuah pelabuhan yang hanya berjarak 10 KM dari bandara Soekarno Hatta.
Setelah Joko keluar dari taxi, Joko melihat 2 orang satpam penjaga pantai yang sedang berdiri di pintu gerbang yang juga melihatnya saat itu.
Karena Joko adalah seorang agen maka ia langsung mengetahui bahwa dua orang satpam itu adalah agen lainnya yang sedang menyamar dan mendapat perintah untuk mengawasi Joko.
Joko pun menunggu dan berpura-pura mengangkat telepon untuk mengalihkan perhatian 2 orang agen yang menyamar sebagai satpam penjaga pantai itu.
Saat dua satpam itu memeriksa orang yang akan masuk, Joko menggunakan kesempatan itu dengan berlari menjauh dari keramaian.
Begitupun dengan dua agen yang melihat Joko berlari, mereka berdua meninggalkan semua orang yang sedang mengantri untuk diperiksa, lalu mengejar Joko.
Joko berlari dan bersembunyi di ruangan yang masih berada di sekitar pelabuhan itu, dan bersembunyi di balik pintu.
Saat kedua orang itu sampai di ruangan, dengan cepat Joko keluar dari balik pintu, dan melumpuhkan salah satu agen dengan memukul leher bagian belakang.
Saat satu orang lainnya akan menyerang Joko, Joko menghindar dengan lincah dan menarik dasi agen itu, sampai orang itu tak sadarkan diri karena kehabisan nafas.
Setelah berhasil melumpuhkan kedua agen itu, Joko pun kembali berjalan ke pintu masuk pelabuhan dengan seolah-olah tak terjadi apa-apa.
Joko pergi ke loket yang dan membeli tiket untuk pergi ke China, sembari orang yang menjaga loket itu memeriksa paspor dan visa Joko.
Setelah mendapatkan tiket, Joko bergegas menuju ke kapal yang akan berangkat ke China di hari itu, karena Joko ingin menyelidiki kematian dua orang koleganya secara sendirian, tanpa bantuan siapapun.
Dan begitulah Joko, dia adalah orang yang bisa dibilang gegabah dan menyelesaikan semua pekerjaannya secara sendirian. Ia tak suka membuang waktu dan memilih untuk lebih cepat bertindak.
Akan tetapi, semua yang dilakukan Joko tak sesuai dengan yang diharapkan, setelah ia melihat Aji yang sudah lebih dulu berada di dalam kapal dan menanti Joko di balkon yang berada di luar kabin kapal.
Aji tersenyum kepada Joko dan berjalan melangkah mendekatinya.
“Hahaha. Astaga, Joko. Kenapa kau tampak terkejut? Kau melihatku seolah-olah telah melihat hantu.”
Joko pun masih tetap diam dan menatap Aji.
“Mari, ikutlah denganku.”
Aji berjalan menuju cafe privasi yang hanya digunakan untuk membicarakan sesuatu yang cukup penting di kapal itu.
“Duduklah. Aku akan memesan minuman untukmu.”
Joko pun duduk menunggu Aji yang sedang memesankan minuman untuknya.
Beberapa saat kemudian, Aji pun telah datang dengan membawa dua cangkir kopi untuk mereka.
“Astaga, Joko. Ternyata kau belum berubah sama sekali, saat melihatmu dapat mengelabui dan melumpuhkan kedua agen yang menyamar itu.”
Joko pun masih diam dan tak menyentuh cangkir kopi itu sama sekali.
“Lama tak bertemu denganmu, Joko. Bukankah seharusnya kau berpura-pura senang saat melihatku?”
“Kenapa kau datang jauh-jauh kemari, Pak?” tanya Joko datar.
Sepertinya Joko belum sepenuhnya nyaman dan belum percaya kepada Aji karena sebagian ingatannya yang hilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments