“Aku belum tahu pastinya, Pak. Saat ini aku sedang bersama asistenku menuju ke pantai untuk menjemputnya. Sepertinya, pasukan polisi SWAT sudah membawanya saat ini. Aku harus cepat menjemputnya.”
“Baiklah. Aku percayakan semuanya kepadamu. Kau tahu bukan, jika informasi ini tidak boleh bocor? Kau harus melakukan apapun untuk membawanya kemari. Aku akan kembali ke kantor dan mengadakan perkumpulan bersama para petinggi lainnya.”
“Kau tak perlu khawatir, Pak. Aku akan membawanya kemari dengan selamat.”
Tri pun langsung mematikan teleponnya dan mobil yang dikendarainya terus melaju kencang menjemput Joko.
Mobil yang dikendarai oleh Tri dikawal dengan beberapa mobil lainnya yang mengikuti dari belakang.
Di tengah perjalanan, Tri melihat mobil pasukan SWAT yang membawa Joko melintas.
Dengan cepat, Tri langsung membanting setir mobil dan memutar mobilnya, mengejar mobil SWAT yang membawa Joko. Begitupun dengan mobil yang dikendarai oleh anak buah Tri.
*TIIN!!!!
*TIIN!!!!!
*TIIN!!!!
Tri menekan klakson mobilnya berulang kali untuk memberi kode kepada mobil SWAT untuk berhenti.
Akan tetapi, mobil SWAT pun terus melaju dengan kencang tanpa menghiraukan klakson dari Tri.
“Sial!!!”
Tri menginjak pedal gas lebih dalam, lalu menyalip mobil SWAT dan berhenti tepat di depan mobil SWAT yang membuat mobil Tri hampir tertabrak.
Saat mobil Swat telah berhenti, semua mobil yang mengawal Tri pun mulai menghadang mobil SWAT dari sisi samping kanan, kiri, depan, dan belakang, agar mobil SWAT tak bisa lari.
Tri dan semua anak buahnya yang juga bekerja sebagai agen rahasia pun turun dari mobil dan langsung mengetuk jendela mobil SWAT, sambil menunjukkan identitasnya.
Setelah salah satu anak buah Tri menunjukkan identitasnya kepada polisi SWAT, pihak polisi pun langsung membiarkan mereka untuk memeriksa kondisi Joko yang sedang mereka bawa di mobil belakang.
*GREK!!!
Tri menggeser pintu mobil dan membukanya. Disana terlihat Joko dengan wajah yang terlihat seperti orang gila dan berpenampilan seperti gembel, dengan rambut gondrong yang cukup menutupi wajahnya dan dengan borgol di kedua tangannya.
“Joko?” sapa Tri.
Tri menatap Joko dari ujung rambut hingga ujung kakinya, begitupun dengan Joko yang masih diam dan menatap balik Tri dengan tatapan kosong.
“Bawa dia!!”
Tri pun menyuruh beberapa anak buahnya untuk segera membawa Joko ke dalam mobilnya dan membawanya ke kantor gedung ARN.
“Baik, Pak.”
Saat akan membawa Joko, semua anak buah Tri merasa ketakutan dan sangat segan dengan Joko, karena mereka semua tahu bahwa Joko bukan orang biasa.
Walau pangkat mereka sama sebagai agen, akan tetapi Joko tetap lebih unggul secara pangkat dan kemampuan dibanding anak buah Tri.
Joko bahkan mendapatkan julukan sang PREDATOR karena ia tak akan segan membunuh saat ia sedang bekerja menjadi intel yang memata-matai.
Joko bahkan juga terkenal di kalangan mafia, dari mafia Narkoba, hingga sindikat organisasi perdagangan organ tubuh manusia.
Karena, hanya Joko lah yang mampu dan sanggup menghadapi kalangan para mafia itu.
***
Di tempat lain, terlihat Aji sebagai Direktur umum yang menaungi para agen seperti Joko sedang berkumpul bersama para petinggi lainnya untuk membahas kembalinya Joko ke Indonesia.
Mereka semua berkumpul di dalam satu ruangan di kantor ARN. Disana terdapat 4 orang lainnya yang menjabat sebagai petinggi ARN, sekaligus atasan langsung Aji.
4 orang itu terdiri dari empat orang laki-laki dan satu orang perempuan. Mereka adalah Rizal yang menjabat sebagai Direktur di Divisi Keamanan Negara, Rina sebagai kepala sekretaris, Bowo sebagai penasihat dan Sugeng sebagai Direktur Utama dengan jabatan yang paling tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments