The Town of Sochi

Setelah menempuh sekitar dua jam empat puluh sembilan menit, akhirnya Carlo tiba di bandara internasional kota Sochi (AER). Dengan berbekal alamat yang diberikan oleh Isadora sebelum dia berangkat tadi, Carlo segera mencari taksi yang akan membawanya ke tempat tujuan.

Sochi, kota kecil yang berada di Karsnodar Krai dan dinobatkan sebagai kota terpanjang kedua di dunia. Letaknya di tepi Laut Hitam dan Pegunungan Kaukasus dengan puncak yang selalu tertutup salju. Sochi merupakan kota terpanas di Rusia, karena wilayahnya yang berdekatan dengan laut.

Kota Sochi adalah tempat dengan ratusan legenda. Dari semenjak masuk dan duduk di dalam taksi, sang sopir tak henti-henti bercerita tentang banyak kisah. Meski menggunakan bahasa Inggris yang terdengar kaku, tapi Carlo masih dapat memahaminya. Pria tampan dengan banyak tato itu pun terkadang menanggapi, tapi lebih seringnya dia hanya tersenyum sambil mengangguk-angguk.

Setelah beberapa saat berada di perjalanan, akhirnya si sopir menghentikan laju kendaraan di depan sebuah bangunan tiga lantai, yang diapit oleh dua gedung apartemen puluhan tingkat. Sebelum turun, Carlo sempat melihat keluar dari jendela kaca yang sengaja dibuka. "Anda yakin ini tempatnya?" tanya kekasih Miabella tersebut sambil menoleh kepada sang sopir.

"Ya, Tuan. Aku sering melewati daerah ini. Jadi, aku tidak mungkin keliru," jawab pria yang sudah berusia sekitar enam puluh tahun itu dengan yakin.

"Baiklah," balas Carlo. Setelah membayar ongkos taksi, dia pun keluar. Masih dengan ransel besar di punggung dan sepasang sepatu hiking boots berwarna cokelat, Carlo melangkah gagah ke depan bangunan berlapis cat abu-abu tiga lantai tadi. Namun, dia tak segera masuk meskipun pintunya tampak terbuka. Carlo terpaku beberapa saat, hingga dirinya benar-benar yakin. Dia pun melanjutkan langkah hingga ke depan pintu.

Di dalam sana, suasananya terbilang sepi. Carlo bergegas masuk dan melihat keadaan sekeliling. Rupanya, tempat yang dia datangi kali ini merupakan sebuah penginapan sederhana. Entah dirinya datang ke tempat yang tepat atau bukan. Carlo pun memutuskan untuk mendekat pada meja resepsionis. Dia menekan bel yang ada di atas meja tersebut.

Tanpa harus menunggu lama, seorang pria berambut cokelat yang tertata rapi ke samping, datang menghampiri. Postur tubuh pria bermata cokelat terang itu mengingatkan Carlo kepada sosok Benigno. Namun, bedanya pria ini terlihat sangat bersih. "Добрый день (dobryy den'/selamat sore)" sapanya dengan wajah datar tapi masih terkesan ramah. Sikapnya pun terlihat tidak dibuat-buat.

Berhubung tak mengerti dengan apa yang pria itu ucapkan, Carlo pun hanya membalas dengan sebuah anggukan. "Can you speak english?" tanyanya yang mengisyaratkan bahwa dia tak bisa berbicara dalam bahasa Rusia.

"Of course. Can I help you?" tanya si pria kemudian, dengan aksen yang terdengar sedikit aneh. Bibirnya yang tipis, hanya bergerak sedikit saja saat berbicara.

"Um ... ya." Carlo mengangguk ramah. Dia lalu menunjukkan alamat yang didapat dari Isadora kepada pria tadi. "Apakah ini alamat yang benar?" tanyanya setelah meletakkan secarik kertas di atas meja.

Pria dengan rambut cokelat yang telah memutih di bagian sampingnya itu segera mengambil kertas tadi, kemudian memeriksanya. Setelah membaca tulisan dalam kertas tadi, si pria kemudian menatap Carlo untuk sejenak. "Ya. Ini alamat yang tepat," ucapnya kemudian.

Sementara Carlo tak segera menanggapi. Dia kembali mengedarkan pandangan, ke setiap sudut ruangan di lantai pertama bangunan tersebut. Setelah itu, barulah dia kembali mengarahkan perhatian pada pria di balik meja resepsionis. "Di mana aku bisa bertemu dengan Igor?" tanya pria itu dengan sedikit berbisik.

"Igor?" ulang pria bermata cokelat terang tadi.

"Ya. Igor," sahut Carlo membenarkan. "Aku tidak tahu apa nama belakangnya."

"Tidak ada yang bernama Igor di sini. Maaf, karena aku sedang sibuk," pungkas si pria dengan segera. Dia lalu membalikkan badan dan bermaksud untuk berlalu dari hadapan Carlo.

Sikap yang ditunjukkannya tadi, membuat Carlo menjadi sedikit curiga. "Tunggu!" cegah Carlo. "Aku sudah melalui perjalanan yang sangat panjang hanya untuk bertemu dengan Igor. Semoga apa yang telah kulakukan tak sia-sia. Lagi pula, Isadora sendiri yang memberikan alamat ini kepadaku," ujar Carlo setengah membujuk.

Setelah mendengar nama Isadora, pria dengan perawakan tinggi besar tadi kembali menoleh dan menatap tajam kepada Carlo. "Isadora? Kenapa dia memberikan alamat ini padamu?" tanyanya penuh selidik.

"Karena aku tak menemukan Igor di Moskow. Seharusnya aku bertemu dengan dia di sana, sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Grigori Kostya," jelas Carlo apa adanya.

Setelah mendengar nama kedua yang Carlo sebutkan tadi, si pria pun kembali mendekat ke arahnya. "Grigori Kostya?" ulang pria itu. Tanpa menjawab, Carlo hanya mengangguk dengan tegas. Sedangkan si pria tampak diam dan berpikir tanpa mengalihkan pandangan dari putra dari Nikolai Volkov tersebut. "Siapa kau sebenarnya?" selidik si pria berambut cokelat itu dengan penuh curiga.

Sebelum menjawab pertanyaan tadi, Carlo terdiam sejenak. Dia menghela napas dalam-dalam, kemudian mengempaskannya perlahan. "Aku adalah Karl Volkov. Putra dari Nikolai Volkov dan Fabiola Miraldi," jawabnya dengan yakin.

Seketika, pria tadi bergerak mundur dan seakan tak percaya. Sementara tatap matanya kian menajam, menghujam langsung kepada pria muda yang berdiri gagah tak jauh dari tempatnya berada. "Tidak mungkin! Apa buktinya jika kau adalah putra dari tuan Nikolai Volkov?" tanya pria itu ragu.

Sejenak, Carlo berpikir. Dia lalu teringat pada pesan dari Grigori yang mengatakan bahwa Igor bukan tipe orang yang mudah percaya dengan seseorang yang baru dia temui. Carlo pun menyunggingkan senyuman kecil di sudut bibir berhiaskan kumis tipis itu. "Jadi, itu artinya kau adalah Igor yang sedang kucari saat ini," ujarnya.

"Tak penting apakah diriku merupakan orang yang kau cari atau bukan. Katakan sesuatu, bagaimana bisa kau mengaku sebagai putra dari tuan Nikolai Volkov?"

Pria yang Carlo curiga sebagai Igor, tetap menunjukkan sikap tak percaya di hadapannya. Namun, Carlo tetap terlihat tenang. Dia lalu mengeluarkan kalung yang tersembunyi di balik pakaian. Pria berambut hitam itu kemudian membuka liontin yang menghiasinya. Selain itu, Carlo juga menunjukkan pisau lipat yang menjadi penanda, bahwa dirinya merupakan keturunan asli dari Yuri Volkov.

Dengan napas memburu, pria tadi kembali maju dan mendekat. "Tuan muda," ucapnya sambil menunduk sopan dan penuh hormat.

"Apa kau memang Igor yang sedang kucari?" tanya Carlo meyakinkan.

"Benar sekali. Aku adalah Igor. Namun, semenjak pindah kemari, diriku sudah mengganti identitas dengan yang baru. Orang-orang di sini mengenalku dengan nama Helge Boshirov," terangnya.

"Syukurlah," ujar Carlo yang akhirnya dapat bernapas lega. Perjalanan panjang yang telah dia lalui dalam beberapa hari ini, akhirnya terbayar juga. Rasa lelah yang sudah mendera pun tak sia-sia, dengan pertemuan antara dirinya dan Igor.

"Sebentar, Tuan. Duduklah dulu di sana," tunjuk Igor pada bangku kayu berlapis busa yang cukup tebal di pinggir ruangan. Tanpa banyak membantah, Carlo pun mengangguk, selagi Igor beranjak ke bagian dalam penginapan itu. Dia menunggu di sana untuk beberapa saat, hingga pria tadi kembali.

"Karyawanku sedang menyiapkan kamar untuk Anda. Maaf karena di sini bukan hotel berbintang, tapi aku sengaja memilihkan ruangan terbaik di penginapan ini," ucap Igor sambil duduk di sebelah Carlo. Rasa curiga dan waspada yang tadi sempat dia tunjukkan kepada putra dari Nilolai Volkov tersebut, sudah tak terlihat lagi. Igor tampak jauh lebih rileks kali ini.

"Jadi, tempat ini milikmu?" tanya Carlo berbasa-basi.

"Ya, Tuan muda. Aku mengelola tempat ini dari semenjak diriku pergi meninggalkan Moskow," jawab Igor diiringi sebuah helaan napas panjang. "Rupanya selentingan yang kudengar memang bukan isapan jempol semata. Itulah yang membuatku harus semakin waspada, karena Viktor sudah menyebar anak buahnya hampir ke seluruh Rusia untuk menyisir sisa-sisa dari para pengikut tuan Nikolai," tutur Igor sembari mengarahkan pandangan pada lantai kayu yang dia pijak.

"Isadora juga mengatakan hal yang sama padaku. Namun, itu akan jauh lebih baik. Dengan demikian, kita bisa menyingkirkan sedikit demi sedikit para pengikut dari si pengkhianat itu," balas Carlo menanggapi.

"Maksud Anda?" Igor mengalihkan perhatian kepada sang tuan muda tampan di sebelahnya.

Carlo tak segera menjawab. Pria dengan banyak tato tersebut menatap pintu yang terbuka. Pikirannya menerawang jauh, melewati ribuan kilometer yang telah dia lewati. Namun, wajah cantik Miabella nyatanya tak bisa dia tinggalkan dengan mudah. Carlo pun tersenyum samar. Setelah itu, paras menawan sang kekasih kemudian berganti dengan raut pucat sang ibu, yang menahan duka atas rasa kehilangan besar dari kematian suami dan putra kembarnya.

"Kau tidak berpikir bahwa kedatanganku kemari hanya untuk merasakan seberapa dinginnya Rusia, kan?" Sepasang mata biru milik Carlo, terarah kepada Igor yang sepertinya mulai dapat menangkap arah pembicaraan sang pewaris tahta tersebut.

"Grigori sudah menceritakan semuanya, tentang apa yang terjadi pada puluhan tahun silam. Bagaimanapun juga, sudah menjadi tanggung jawabku sebagai calon pewaris tahta untuk mengembalikan kembali kejayaan, serta nama besar Klan Serigala Merah. Namun, tentunya aku tidak bisa bergerak sendiri. Karena itulah, aku ingin agar kau bisa membantu dalam misi ini. Rusia adalah tempat kelahiranku, tetapi kau jauh lebih mengenal negara ini dengan segala seluk-beluknya," tutur Carlo panjang lebar.

Igor tampak mengangguk-angguk. "Aku senang karena akhirnya Anda telah berhasil ditemukan. Aku juga sudah merasa gemas dengan ulah anak buah Viktor. Namun, sayangnya diriku tak bisa melakukan apapun. Kekuatan yang kumiliki saat ini jelas tak sebanding dengan mereka," sesal Igor seraya membungkukkan setengah badannya.

"Jangan khawatir. Setelah ini, kita akan menyusun rencana yang matang terlebih dahulu, barulah bergerak." Carlo terdiam. Dia lalu mengangkat kaki kanan, kemudian meletakkannya di atas paha sebelah kiri. Pria itu memainkan jemari pada lutut yang tertekuk. "Apakah kau masih berkomunikasi dengan para pengikut setia ayahku?" tanyanya.

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Thor di episod sebelumnya , Isadora bilang perjalanan dengan pesawat empat jam, tapi di awal episod ini telah sampai ke tempat Igor dengan naik pesawat dua jam empat puluh sembilan menit, typokah ? 🤔🙏

2024-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 A Night in Casa de Luca
2 Outcast
3 Lucky Charm
4 Where Are You?
5 Dark Stories
6 Twisted Destiny
7 Under The Rain
8 Among the Glass Room
9 Perfect Plan
10 Ti Amo, Carlo
11 In Moscow
12 The Town of Sochi
13 Invisible Man
14 Bloodless Pain
15 Secret Chamber
16 Connecting
17 Party Invitation
18 Matteo's Incarnation
19 The Seer
20 Emotional Overflow
21 Longing Hug
22 Crystal Night
23 A Prophecy
24 Bad Dream
25 Old Building
26 Small Hole
27 Bleeding
28 Without You
29 Something Bad
30 Sadness in the Last of Summer
31 Pasukan Kucing
32 Shadow of the Beloved
33 Moonlight
34 Cycle of Life
35 Back to Life
36 The Dawn Attack
37 Promise of The Heir
38 Victory Smile
39 Invitation from St. Petersburg
40 Top of the World
41 Coronation Prince
42 To Meet You
43 Morning Greeting
44 Bring You Back
45 White Lily
46 Persuasion
47 The Bodyguard
48 Period
49 Fear
50 Great Idea
51 Want to Take You Away
52 Sweet Touch
53 Dissappointed
54 The Stranger
55 Ridiculous Plan
56 Braslav Mosaic
57 Lavender Field
58 Dark Side
59 Little Church
60 New Couple
61 Rejection
62 Hot Dinner
63 Suprising Words
64 Bull's Eye
65 Yes, Sir!
66 Taken
67 Unexpected
68 A Father's Anger
69 New Target
70 Fireplace
71 Old Library
72 The Clues
73 Best Father
74 Skull Cabinet
75 Inside the Glass House
76 Volch'ya Kletka
77 Creatures in the Dark
78 Panic Night
79 Waiting for Tomorrow
80 Death Pool
81 Kudeta
82 Explosion
83 Hidden Secrets
84 Parasites
85 Fair Price
86 Hard Work
87 At Lunch
88 False Invitation
89 Something to Remember
90 Beautiful Devil
91 Burgundy Lips
92 Unified Partner
93 Hidden Marbles
94 Embattled
95 Interrogation
96 Fearless
97 Pretty Prisoner
98 Bullet Rain
99 Last Command
100 Payback
101 Blood Sample
102 Like A Black Panther
103 The Result
104 Finding Her
105 Forced Kiss
106 Run Out
107 An Identity
108 Missed Call
109 Great Expectations
110 City of Kiel
111 Knifepoint
112 Kill Miabella!
113 Eventually
114 Tied
115 Exchange
116 In The Dark
117 Deep Regret
118 Last Meeting
119 Arrangement
120 Sweet Potato
Episodes

Updated 120 Episodes

1
A Night in Casa de Luca
2
Outcast
3
Lucky Charm
4
Where Are You?
5
Dark Stories
6
Twisted Destiny
7
Under The Rain
8
Among the Glass Room
9
Perfect Plan
10
Ti Amo, Carlo
11
In Moscow
12
The Town of Sochi
13
Invisible Man
14
Bloodless Pain
15
Secret Chamber
16
Connecting
17
Party Invitation
18
Matteo's Incarnation
19
The Seer
20
Emotional Overflow
21
Longing Hug
22
Crystal Night
23
A Prophecy
24
Bad Dream
25
Old Building
26
Small Hole
27
Bleeding
28
Without You
29
Something Bad
30
Sadness in the Last of Summer
31
Pasukan Kucing
32
Shadow of the Beloved
33
Moonlight
34
Cycle of Life
35
Back to Life
36
The Dawn Attack
37
Promise of The Heir
38
Victory Smile
39
Invitation from St. Petersburg
40
Top of the World
41
Coronation Prince
42
To Meet You
43
Morning Greeting
44
Bring You Back
45
White Lily
46
Persuasion
47
The Bodyguard
48
Period
49
Fear
50
Great Idea
51
Want to Take You Away
52
Sweet Touch
53
Dissappointed
54
The Stranger
55
Ridiculous Plan
56
Braslav Mosaic
57
Lavender Field
58
Dark Side
59
Little Church
60
New Couple
61
Rejection
62
Hot Dinner
63
Suprising Words
64
Bull's Eye
65
Yes, Sir!
66
Taken
67
Unexpected
68
A Father's Anger
69
New Target
70
Fireplace
71
Old Library
72
The Clues
73
Best Father
74
Skull Cabinet
75
Inside the Glass House
76
Volch'ya Kletka
77
Creatures in the Dark
78
Panic Night
79
Waiting for Tomorrow
80
Death Pool
81
Kudeta
82
Explosion
83
Hidden Secrets
84
Parasites
85
Fair Price
86
Hard Work
87
At Lunch
88
False Invitation
89
Something to Remember
90
Beautiful Devil
91
Burgundy Lips
92
Unified Partner
93
Hidden Marbles
94
Embattled
95
Interrogation
96
Fearless
97
Pretty Prisoner
98
Bullet Rain
99
Last Command
100
Payback
101
Blood Sample
102
Like A Black Panther
103
The Result
104
Finding Her
105
Forced Kiss
106
Run Out
107
An Identity
108
Missed Call
109
Great Expectations
110
City of Kiel
111
Knifepoint
112
Kill Miabella!
113
Eventually
114
Tied
115
Exchange
116
In The Dark
117
Deep Regret
118
Last Meeting
119
Arrangement
120
Sweet Potato

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!