Sementara Miabella sibuk mencari keberadaannya, Carlo ternyata tengah duduk di kursi pertemuan dalam ruangan kantor milik Grigori Kostya. Dia datang ke sana dengan perasaan berkecamuk. Carlo masih tak menyangka bahwa Adriano telah mengusirnya begitu saja. "Ah, Bella," desah pria rupawan dengan jaket jeans bikers tersebut tanpa sadar, ketika bayangan cantik si pemilik mata abu-abu itu kembali hadir dan menari-nari di dalam benaknya.
"Maaf jika menunggu terlalu lama, Tuan. Aku harus menjelaskan sesuatu pada klienku," terang Grigori yang sudah berdiri di belakang Carlo. Ucapan pria tadi membuyarkan lamunan pria tampan yang sedang asyik memikirkan sang kekasih tercinta.
Carlo menoleh, lalu bangkit dari duduknya. "Apa kabar?" sapa anak asuh Adriano tersebut. Dia memaksakan diri untuk berbasa-basi kepada Grigori seraya mengulurkan tangan.
"Aku merasa senang karena Anda memutuskan untuk datang kemari. Perasaanku mengatakan bahwa Anda menerima tawaran dariku, untuk mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi hakmu," jawab Grigori dengan seutas senyuman di bibirnya. Pria dengan wajah yang sangat khas dan menunjukkan bahwa dia keturunan asli Rusia itu, terlihat begitu sopan dan juga hormat kepada Carlo yang berusia jauh lebih muda darinya.
"Jelaskan dulu segala sesuatu yang kau ketahui dengan detail, barulah aku bisa memutuskan langkah apa yang akan diambil untuk selanjutnya," pinta Carlo. Dia kembali duduk di kursi tadi. Begitu juga dengan Grigori. Dia mengambil tempat di sebelah Carlo, agar bisa menjelaskan segala sesuatunya secara nyaman dan tidak terlalu formal serta kaku.
Grigori menatap mata Carlo untuk sejenak, sebelum akhirnya dia tersenyum. "Nama asli Anda adalah Karl Volkov. Anda merupakan putra dari tuan Nikolai Volkov, penguasa klan Serigala Merah yang menikahi wanita Italia bernama Fabiola Miraldi. Dari pernikahannya tersebut, tuan Nikolai dikaruniai tiga orang anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Anda merupakan putra bungsunya," terang Grigori mengawali kisah hidup Carlo yang tak pria itu ketahui.
"Di malam berdarah itu, Viktor Drozdov menyelinap ke dalam acara pesta ulang tahun pernikahan yang kelima antara tuan Nikolai dengan nyonya Fabiola. Sebelumnya, tuan Nikolai telah mengusir Viktor karena membuat keonaran di dalam organisasi," tutur pria itu lagi.
"Viktor Drozdov mengadu domba anggota dan membuat organisasi terbelah menjadi dua. Sebagian merupakan pengikut setia Viktor, yang salah satunya adalah pria bernama Czar. Sedangkan yang lain tetap mengabdi pada penguasa sebenarnya, yaitu tua Nikolai," lanjut Grigori.
"Siapa sebenarnya Viktor ini? Apa yang melatarbelakangi dirinya melakukan perbuatan sekeji itu terhadap ayahku?" tanya Carlo tak mengerti.
"Semua berawal dari kakek Anda, ayah dari tuan Nikolai yang bernama Vladimir Volkov. Dia memiliki banyak gundik di belakang istri sah. Salah satu gundik itu melahirkan bayi yang kemudian diberi nama Viktor. Bayi itu tumbuh menjadi seseorang yang sangat berbahaya. Dia memiliki ambisi menakutkan," jawab Grigori seraya memicingkan mata. Wajahnya menggambarkan kengerian yang luar biasa.
"Dia ingin merebut tahta tuan Nikolai yang merupakan saudara tirinya, dengan berbagai cara. Hingga pada malam itu, sepertinya telah dia rencanakan selama bertahun-tahun, karena dirinya bergerak dengan sangat leluasa. Sebuah taktik yang sangat matang. Viktor datang dan memporakporandakan pesta serta membantai ayah Anda. Beruntung, tuan Nikolai masih sempat menyembunyikan nyonya Fabiola dan juga Anda di lorong rahasia. Sayang, kedua kakak Anda yang masih balita pun tak lepas dari sasarannya. Betapa bejat dan kejam."
"Tuan Nikolai juga menitipkan kalung liontin dan pisau lipat asli milik Yuri Volkov, yang diwariskan secara turun temurun. Tuan besar Yuri Volkov merupakan generasi pertama Serigala Merah yang hidup pada tahun 1818," terang Grigori.
"Waktu itu, nyonya Fabiola sempat berkata bahwa dia akan mengganti nama bayinya, dari Karl Volkov menjadi Karl Mikhailov, agar Viktor tak dapat mengetahui identitas Anda. Setelah itu, dia memutuskan untuk melarikan diri keluar dari Rusia dengan bantuanku," jelas Grigori lagi.
"Namun, belum sampai separuh perjalanan, Viktor berhasil mengejar nyonya Fabiola serta bermaksud untuk membunuh bayinya. Beruntung aku bisa menghadang dan melawan iblis itu. Dia menghajarku habis-habisan, kemudian membuangku ke sungai. Viktor mengira aku telah mati. Namun, lihatlah. Aku masih berdiri tegak di sini," Grigori terkekeh pelan, lalu memandang serius ke arah Carlo.
"Hanya keturunan langsung dari pernikahan sah lah yang boleh memiliki pisau lipat itu. Artinya, benda tersebut merupakan hak Anda dan nantinya wajib diwariskan kepada putra atau putri Anda," sambungnya.
Carlo tersenyum getir saat mendengar Grigori menyebut kata putra dan putri. Seketika angannya melayang pada Miabella. "Beritahu aku seberapa kuat organisasi Serigala merah?" tanyanya, setelah beberapa saat terdiam.
"Bisa dikatakan bahwa Serigala Merah adalah kekuatan rahasia Rusia. Organisasi terselubung yang turut mengatur perekenomian dan pertahanan negara adidaya itu. Mereka bergerak dalam diam, tak terlihat dan senyap. Namun, Viktor Drozdov yang membuat Serigala Merah kehilangan taringnya. Dia membuat organisasi tersebut menjadi mafia jalanan yang brutal. Viktor bermain kasar, sehingga pemerintah berbalik memusuhi klan Serigala Merah. Polisi dan tentara nasional sudah mengumumkan untuk memerangi organisasi yang telah berdiri selama ratusan tahun, diakibatkan ulahnya."
"Oleh karena itulah, Viktor berkeinginan untuk keluar dari Rusia dan mengibarkan sayapnya di seluruh Eropa. Dia berniat untuk menundukkan organisasi-organisasi mafia besar yang lain. Salah satunya adalah di Italia," jelas Grigori panjang lebar.
"Begitu rupanya." Carlo mengangguk-angguk mendengarkan penuturan Grigori. "Lalu, seandainya aku berhasil menumpas Viktor, apakah itu artinya diriku yang meneruskan kepemimpinan organisasi?" tanyanya.
"Tentu saja, Tuan. Serigala Merah adalah milik Anda," jawab Grigori dengan yakin.
"JIka aku sudah menjadi penguasa klan, apakah aku bisa melakukan apapun yang kumau?" tanya Carlo lagi.
"Ketua klan berarti raja! Andalah rajanya, Tuan. Seorang penguasa dapat berbuat apapun yang dia kehendaki."
"Termasuk membawa pergi Miabella," gumam Carlo pelan saat menanggapi ucapan Grigori begitu saja.
"Maaf, Tuan? Apa yang baru saja Anda katakan? Aku tidak dapat mendengarnya dengan baik," tanya Grigori hati-hati.
"Tidak ada. Lupakan." Carlo menggeleng sambil berdiri. "Terima kasih untuk semua informasinya. Mungkin besok atau nanti, aku akan datang lagi kemari," pamitnya sebelum melangkah gagah menuju pintu keluar. Namun, sesaat setelah membuka pintu, Carlo kembali membalikkan badan ke arah Grigori. "Perusahaan apa yang kau miliki ini?" tanyanya.
"Ah, ini hanya perusahaan investasi kecil-kecilan, Tuan. Sebagai kedok saja," jawabnya.
"Lalu, apakah bisnis kalian yang sebenarnya?" Carlo mengernyitkan kening.
"Kami bertugas memasok dan mendistribusikan segala macam batu permata. Secara ilegal tentunya," jawab Grigori sembari tersenyum lebar.
"Hm." Carlo mengangguk, kemudian segera berlalu dari sana. Dia memasuki lift dengan pikiran berkelana. Salah satunya pada Miabella. Sambil mengempaskan napas, Carlo merogoh ponsel yang dia simpan di dalam jaket. Dia mengusap layar dan mencoba menghubungi gadis itu. Sampai berkali-kali nada sambung, gadis yang telah membuatnya jatuh cinta teramat dalam itu tak jua mengangkatnya.
Carlo menyimpan kembali ponselnya sesaat setelah pintu lift terbuka. Dengan gagah dia berjalan ke bagian depan gedung, di mana dirinya memarkirkan motor. Tanpa pria itu sadari, gadis yang sedari tadi berusaha dia hubungi, tengah memarkirkan kendaraannya di area parkir di basement gedung tersebut.
Miabella bergegas keluar dari kendaraannya, kemudian berlari memasuki lift. Beberapa menit kemudian, pintu lift itu terbuka di lantai yang sudah dia pilih. Dia lalu keluar dari sana dengan setengah berlari, kemudian mengetuk pintu yang dirinya ingat sebagai ruangan milik Grigori Kostya.
Pintu besar bersepuh emas tadi terbuka perlahan. Seorang pria berkepala plontos dengan setelan rapi, keluar dari sana dan menyapa Miabella. "Apakah ada yang bisa kubantu, Nona?" tanyanya sopan.
"Ya. Aku mencari Carlo. Apakah dia ada di sini?" Miabella balik bertanya.
"Tidak ada siapa-siapa di sini semenjak tadi, Nona," sahut pria tinggi besar itu dengan tenang.
"Apa kau yakin?" Miabella menatap pria di hadapannya dengan sorot tidak percaya.
"Aku sangat yakin, Nona. Aku sudah berada di sini sejak tadi pagi," jawab pria itu.
"Di mana tuan Grigori Kostya? Aku ingin menemuinya." Tanpa berpikir panjang, Miabella merangsek masuk ke dalam. Namun, tentu saja pria tadi langsung menahannya.
"Tuan Grigori sudah pergi beberapa menit yang lalu, dia ... aduh!" Pria itu tiba-tiba membungkuk kesakitan, karena Miabella menendangnya tepat di ulu hati. Saat itulah, putri Matteo de Luca itu menerobos masuk ke dalam ruangan sambil meneriakkan nama Carlo. Namun, ternyata apa yang dikatakan pria tadi benar adanya. Tak ada siapa pun di ruangan itu. Carlo tak ada di rumah singgah atau di kantor tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Esther Nelwan
bner2 De luca y bar 2😂
2023-01-05
1