Volume 01, Chapter 06.

Setelah berkenalan dengan anggota Bheara familia Raymond mulai berbicara pada mereka bahwa dia ingin menjadi seorang petualang, pemimpin mereka bernama Simon dia sudah mencapai level 2 dan Bheara Familia adalah sebuah familia yang berasal dari kerajaan beltane sebuah kerajaan yang jaraknya beberapa hari dari orario.

Raymond merasa mereka paham akan kemampuannya jadi mereka menawarkan untuk dirinya ikut masuk kedalam familia mereka. tapi setelah mendengar bahwa mereka hanya tinggal di kerajaan beltane dan bukan di orario Raymond menolaknya dengan arogan.

Ajakan mereka membuat Raymond menjadi besar kepala, tetapi setelah berjalan hampir setengah hari tiba tiba karavan diserang oleh kerumunan goblin dan kobold yang bekerja sama.

Raymond sangat percaya diri dan ingin menyombongkan kemampuannya, jadi dia langsung lompat dari gerobak dan melesat ke arah monster terdekat.

Meskipun serangan Raymond mengenai monster itu, monster itu tidak langsung mati melainkan menyerang Raymond kembali.

Raymond yang terkejut hanya bisa terjatuh tapi tiba-tiba sebuah teriakan terdengar dari sebelah kanannya.

"aku akan membantu" teriak seseorang dari sudut kanan beberapa meter dari Raymond.

Sosok itu terlihat seperti seorang pemuda dengan kaos hitam celana hitam dengan sepatu hitam dan kain putih yang dililitkan di kakinya, pemuda itu juga mengenakan sebuah pakaian seperti jaket bermotif kotak kotak berwarna hijau dan hitam.

Sepertinya sosok itu baru saja membunuh beberapa kobold Karena di belakangnya terlihat beberapa batu sihir terjatuh.

graghhh..

Disaat Raymond sedang melamun tiba-tiba lamunan Raymond diputuskan oleh suara kobold yang sudah mengangkat senjatanya ke arah Raymond siap untuk membunuhnya.

AHHHHH

Raymond hanya bisa berteriak sampai terlihat di sudut matanya tiba tiba pemuda yang dilihatnya beberapa saat lalu sudah memenggal kepala kobold yang akan menyerangnya.

Darah menyembur dari kobold yang terpenggal kearahnya, mata Raymond tidak bisa melihat sementara karena cipratan darah.

"maaf apa kau tidak apa-apa?" terdengar pemuda itu mencoba menanyakan keadaannya.

Tetapi karena masih ketakutan Raymond hanya bisa terdiam dan gemetar.

"..."

Pemuda itu meminta Raymond untuk berdiri dan mengikutinya ke arah gerobak di caravan bersama non petarung lainnya.

Tapi si sombong Raymond saat ini karena rasa takut, harga dirinya yang tinggi benar benar hilang digantikan dengan seorang pengecut yang takut akan monster hanya karena hampir dibunuh oleh mereka.

saat melihat dari dekat Raymond bisa melihat penampilan dari wajah pemuda tersebut, kulitnya agak kecoklatan dan dia memiliki rambut hitam atau burgundy ( merah keunguan ) yang sedikit acak acakan disisir ke belakang memperlihatkan dahinya. di bagian dahi kiri atasnya pemuda itu memiliki sebuah tanda seperti api berwarna merah. tetapi hal yang lebih menarik adalah matanya yang terlihat seperti Ruby matanya yang terlihat sangat lembut saat menanyakan keadaannya, yang mana membuat Raymond merasa akan baik baik saja jika bersamanya.

Raymond memilih untuk mengikut pemuda itu tetapi tiba tiba pemuda itu menyuruhnya untuk mundur sedikit dan pemuda itu melesat ke arah monster yang menghalangi mereka.

Raymond melihat dia menyerang 4 goblin yang sudah berkumpul di depan mereka. tetapi pemuda itu tetap tenang dan menyerang goblin pertama dengan serangan rendah, lalu kemudian pemuda itu melompat lalu berputar sambil menyerang ketiga goblin lainnya dalam posisi tubuh terbalik.

Tebasannya sangat cepat tetapi terlihat mengalir indah layaknya air. saat itu juga Raymond terkesima dengan teknik berpedang yang digunakan pemuda, setelah beberapa panggilan dari pemuda itu Raymond tersadar bahwa dia masih dikelilingi monster jadi dia berlari dan langsung bersembunyi di dalam gerobak tanpa peduli cemoohan yang diperlihatkan orang lain di dalam gerobak karavan.

Raymond sadar orang orang yang melihatnya dengan cemoohan adalah orang-orang non petarung yang diremehkannya sebelumnya.

................

"aku tidak tahu apa petualang..tapi kurasa aku bukan salah satunya" ujar Tanjiro.

"mana mungkin?" tanya salah seorang tidak percaya.

"benar itu tidak mungkin, dengan kemampuan seperti itu kau-" sebelum seseorang menyelesaikan perkataannya tiba tiba pemimpin mereka berteriak pada mereka "HENTIKAN...untuk sekarang fokuslah pada monster didepan kalian" potong pemimpin kelompok tersebut.

"baik"

"mohon maaf karena tidak sopan, bolehkah aku meminta tolong padamu untuk menjaga bagian kanan anak muda" minta pemimpin tersebut pada Tanjiro.

"aku mengerti" jawab Tanjiro dan bergegas pada sepuluh monster didepannya.

'Ada sepuluh monster didepanku, jika dilihat ada beberapa kobold dan goblin disana' pikir Tanjiro sambil melihat situasi 'aku akan mengakhirinya dengan cepat supaya tidak ada yang terluka'

shhhhh....

Zen Shuchu ( Konsentrasi Penuh )

Mizu no Kokyu : San no Kata Ryuryu Mai ( Pernafasan Air : Teknik Ketiga Tarian Mengalir )

Sama seperti sebelumnya Tanjiro menggunakan teknik ketiga dari pernafasan air untuk membunuh kesepuluh monster di depannya, dengan meniru gelombang permukaan air Tanjiro berhasil memutar tubuh dan pedangnya sambil menebas para monster dengan indah dan anggun layaknya sebuah tarian yang bergelombang.

Tidak ada satupun dari kesepuluh monster tersebut yang berakhir lolos dari kematian cepat ditangan Tanjiro.

Setelah menyelesaikan bagiannya Tanjiro melihat bahwa monster telah berkurang banyak dan kelompok petarung sebelumnya berhasil mendorong mundur para monster hingga akhirnya kelompok kami menang dan beberapa monster melarikan diri.

"Simon haruskah kita mengejar mereka" tanya seseorang pada sosok yang terlihat seperti pemimpin.

"tidak perlu rawat saja yang terluka, kami terlalu kelelahan tidak ada gunanya mengejar mereka" jawab Simon menolak pertanyaan itu .

"Baik"

Setelah berbicara dengan anggotanya pria bernama Simon itu melihat ke arah Tanjiro.

Saat ini Tanjiro sedang berdoa karena telah menghabisi para monster sebelumnya, hal ini biasa dilakukan oleh Tanjiro karena dia telah membunuh makhluk hidup tentu saja Tanjiro merasa berkewajiban untuk menghormatinya.

Bahkan saat membunuh iblis pemakan manusia Tanjiro selalu mendoakan mereka agar dikehidupan selanjutnya mereka tidak akan menjadi iblis lagi.

Saat sedang berdoa Tanjiro mendengar seseorang mendekat ke arahnya dan pria tersebut adalah Simon , sosok pemimpin yang mengomandoi pasukan tadi.

"sebelumnya aku ingin berterima kasih padamu"

Dengan senyuman tulus Tanjiro menjawab "bukan masalah, aku hanya kebetulan lewat barusan bahkan tanpa diriku aku yakin kalian bisa mengatasinya" jawab Tanjiro sedikit merendah.

"tidak perlu merendah tanpa bantuanmu pasti akan ada korban jiwa"

"..."

"oh iya.. perkenalkan namaku Simon siapa namamu" tanya Simon pada Tanjiro sambil menyodorkan lengannya.

Tanjiro langsung membalas memegang tangan Simon untuk berkenalan "namaku kamado Tanjiro, anda bisa memanggil saya Tanjiro" jawab Tanjiro, dulu Tanjiro tidak tahu arti salaman dengan menggunakan tangan saat berkenalan.

Di Tempat asalnya dulu saat saling berkenalan mereka akan saling menundukkan kepala mereka, tetapi setelah tinggal cukup lama didesa edas, Tanjiro juga belajar tentang perkenalan seperti ini.

"sepertinya kau sedang bepergian Tanjiro, apa kau punya tempat tujuan" tanya Simon karena melihat ransel yang dibawa Tanjiro.

"ahh.. sebenarnya aku ingin pergi ke kota orario" jawab Tanjiro

"jadi begitu, tujuan kita sama apa kau ingin pergi bersama kami" tanya Simon meminta Tanjiro untuk ikut dengan caravan miliknya.

"jika tidak merepotkan, aku mohon bantuannya"

"hahaha tentu saja itu tidak merepotkan, kau adalah penyelamat kami"

Tanjiro dibawa Simon ke dalam gerobak dan caravan ini pun berjalan menuju kota orario.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!