Apakah Salah Jika Pemburu Iblis Mencoba Memasuki Dungeon?
Setelah berjuang melawan kibutsuji muzan Tanjiro dan semua anggota pembasmi iblis berhasil mengalahkannya dengan bantuan cahaya matahari.
Tetapi korban dari pertarungan itu sangat banyak, keluarga oyakata-sama dan beberapa hashira juga harus gugur saat melawan upper moon dan kibutsuji muzan. Bahkan kamado Tanjiro pun berakhir menjadi korban karena kehilangan banyak darah.
'apakah aku akan mati disini' pikir Tanjiro sambil perlahan kehilangan kesadarannya dia bisa merasakan tomioka-san dan anggota medis dari kediaman kupu kupu menangis di sekitarnya.
'terima kasih semuanya' pikir Tanjiro
Tanjiro tidak menyesali kematiannya karena baginya kematian pasti akan datang kapan pun, jadi dia selalu siap terlebih Tamayo-san dan Shinobu-san mengatakan bahwa setelah bangun nanti nezuko akan kembali menjadi manusia sama seperti korban muzan yang ditangkap tamayo -san saat festival dulu.
'nezuko, kakak minta maaf karena harus meninggalkanmu'
'tapi kakak yakin nezuko akan baik baik saja karena inosuke, zenitsu, tomioka-san, urokodaki–san , kanao, aoi–san ,sumi -chan, kiyo-chan , dan naho-chan pasti akan menjaganya'
Dengan pikiran tenang Tanjiro pun meninggal dunia. Tapi tanpa diketahui, dia tiba tiba terbangun di kasur di tempat yang tidak diketahui.
"ehhh..bukanlah aku sudah mati" gumam Tanjiro
Tanjiro bangkit dari tidurnya dan melihat tubuhnya,saat ini Tanjiro tidak mengenakan pakaian hanya celana korps pembasmi iblis saja yang digunakannya.
Tetapi luka di tubuhnya juga menghilang semua, lengan kiri yang sebelumnya dihancurkan kibutsuji muzan juga telah tumbuh kembali, semua luka yang didapatkan dari pertarungan melawan upper moon peringkat enam daki dan gyuutaro juga menghilang, sebenarnya apa yang terjadi.
Tanpa Tanjiro ketahui sebenarnya saat sebelum kematiannya Tanjiro telah berubah menjadi iblis dan meregenerasi tubuhnya sendiri tapi disaat itu juga dia kehilangan akal sehatnya dan mulai mengamuk sehingga membuat giyu tomioka dengan terpaksa harus memenggal kepalanya.
Tanjiro yang saat itu sudah kehilangan jiwanya tidak mengetahui itu tapi jiwanya telah terlempar dengan kondisi tubuh terakhirnya .
Fwuuhhhh…
Menarik nafas untuk melakukan teknik pernafasan penuh Tanjiro tidak merasakan penolakan atau rasa sakit sama sekali.
"syukurlah, sepertinya tidak ada luka dalam yang terjadi pada tubuhku" gumam Tanjiro dengan tersenyum.
"ahh.. bagaimana dengan nezuko, yang lainnya bagaimana dengan muzan apa kami berhasil mengalahkannya?" lanjut Tanjiro mulai panik karena teringat saat pertarungannya dengan muzan.
"jika aku tidak salah ingat kami berhasil mengalahkan muzan dengan membuatnya tersengat sinar matahari terbit tapi setelah itu aku tidak ingat apapun" Tanjiro mulai mengingat ingat kembali pertarungan sebelumnya dan memang memastikan bahwa pertarungan saat itu memang dimenangkan oleh para korp pembasmi iblis "aku juga yakin kalau aku tidak akan bisa selamat terlebih aku telah kehilangan banyak darah karena lenganku telah dihancurkan oleh kibutsuji muzan tapi..?" disini Tanjiro melihat kearah lengan kirinya yang seharusnya telah tiada tetapi saat ini lengannya telah kembali dan tidak ada bekas luka apapun.
"Apakah ini sebuah mimpi?" Tanjiro mulai berpikir bahwa yang dirasakan saat ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
Untuk mengkonfirmasinya Tanjiro mencubit pipinya dengan sekuat tenaga untuk mencoba bangun.
"INI MENYAKITKAN!!" teriak Tanjiro " barusan aku merasakan sakit sepertinya ini bukanlah mimpi"
Disaat Tanjiro sedang merenung tiba-tiba terdengar seseorang mulai berlari mendekat ke arahnya.
"aku mencium seseorang sedang mendekat" dengan indra penciumannya yang luar biasa Tanjiro bisa merasakan bau seseorang yang mendekat lebih cepat dari suaranya.
Melihat kearah pintu Tanjiro mendengar seseorang membuka pintu dan melihat ke arahnya.
"sepertinya kamu sudah bangun anak muda, apa kau tidak apa apa kami mendengar kau berteriak barusan?"
Tanjiro melihat seorang pria tua dan gadis muda disampingnya mendekat ke arahnya dengan nada khawatir. "tidak, aku tidak apa apa, terima kasih karena mengkhawatirkanku"
"syukurlah kalau kau tidak apa apa?"
"anu…saya kamado Tanjiro bolehkah saya tahu nama anda dan orang disebelah anda"
"hahahaha maaf karena lupa memperkenalkan diri namaku caam dan ini putriku lina kamu saat ini berada di rumahku" jawab pria tua itu memperkenalkan dirinya dan putrinya.
'caam-san dan lina-san sungguh nama yang unik' pikir Tanjiro karena baru pertama kali mendengar nama yang terdengar berbeda.
"terimakasih karena mengijinkan aku tidur di tempat anda jika boleh bertanya dimana caam-san menemukan saya, karena jujur saya tidak bisa mengingat apapun" jawab Tanjiro sambil berjalan mendekat ke arahnya.
"kalau masalah itu tidak masalah, sebelumnya ada seseorang dari desa kami melihatmu pingsan di pinggir hutan pegunungan beol dan membawamu ke desa ini karena kebetulan aku adalah kepala desa ditempat ini, yang lebih penting apa kau sudah lebih baik jika kau merasa sakit sebaiknya kau tetap beristirahat"
"terima kasih caam-san anda sangat baik, tapi tidak apa-apa aku merasa tubuhku sangat baik meskipun kepalaku sedikit kebingungan dengan tempat ini karena aku benar-benar tidak tahu dimana tepatnya pegunungan beol ini" tanya Tanjiro dengan senyum meskipun Tanjiro jujur sangat kebingungan "caam-san kalau boleh tahu desa ini dimana apa anda tahu tempat letak gunung kumotori atau gunung sagiri?" tanya Tanjiro pada caam untuk memastikan
gunung kumotori adalah tempat tinggal Tanjiro dan keluarganya sebelumnya sedangkan gunung sagiri adalah tempat dimana Tanjiro berlatih dengan gurunya urokodaki sakonji.
"tidak, maaf tapi aku tidak tahu Tanjiro muda aku tidak mengetahui kedua tempat itu, tapi dari namanya sepertinya tempat itu memiliki nama-nama pegunungan dari timur yang jauh" jawabnya.
"timur, jadi begitu, tidak caam-san tidak perlu meminta maaf aku sangat senang karena mendapatkan informasi apapun, hehe karena sepertinya aku tersesat" jawab Tanjiro sambil memegang belakang kepalanya dan tersenyum malu.
"hahaha jadi begitu, kau terlihat sudah sehat dan tidak ada luka ditubuhmu bagaimana kalau kita keluar dan menemui warga lain mungkin saja nanti Tanjiro muda akan mengingat kembali atau warga desa lain tahu kedua tempat yang kau sebutkan"
"terima kasih caam-san, aku rasa tubuhku baik baik saja jadi mohon bantuannya" jawab Tanjiro dengan senyumnya yang khas
"oh, aku hampir lupa… Tanjiro muda selamat datang di desa edas"
```
Setelah mengenakan pakaian yang disiapkan Tanjiro keluar dari rumah kepala desa, Tanjiro berjalan bersama dengan caam-san meninggalkan lina dirumah.
"kalau begitu lina aku akan pergi bersama Tanjiro muda mengelilingi desa, tolong jaga rumah"
"baik ayah"
"lina-san ittekimasu" tegur Tanjiro
"ya, itterasshai Tanjiro-kun" jawab Lina pada Tanjiro.
Melihat caam-san yang berjalan menggunakan tongkat Tanjiro berjalan mendekat dan membantunya berjalan dengan perlahan.
"aku akan membantu caam-san"
"terima kasih banyak Tanjiro muda, kamu benar benar anak yang baik"
"tidak, aku hanya melakukan hal yang normal"
'heheh jadi begitu ya menjadi sangat baik adalah hal yang normal untukmu' pikir caam
Dengan begitu Tanjiro bersama dengan caam-san berkeliling desa edas dan bertemu dengan banyak orang serta kami bertanya tentang gunung kumotori dan gunung sagiri tapi sepertinya tidak ada informasi apapun tentang mereka.
Tapi ada hal lain yang membuat Tanjiro jauh lebih bingung dari sebelumnya karena ada seseorang di depannya memiliki bagian tubuh yang seharusnya tidak dimiliki manusia.
'mengapa orang itu memiliki telinga anjing di kepalanya, sebenarnya tempat apa ini?' pikir Tanjiro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Lily
untung bukan pegunungan be'ol
2023-04-14
6
@Risa Virgo Always Beautiful
keren ceritanya semangat
2023-01-27
1