sudah pupus semua

sudah tiga hari kegiatan kemah berlangsung, jadi mereka semua memutuskan pulang.

dan yang mengejutkan adalah, dua keluarga itu sudah menunggu mereka di rumah Ibram.

"wo-ho-ho.... ada apa ini kok ngumpul semua disini?" bingung Ibram.

"kami hanya ingin main, lagi pula sudah beberapa hari ini kalian pergi, itu membuat kami khawatir, bagaimana kabar mu nduk," tanya mama Dian menyapa menantunya itu.

"Alhamdulillah baik ma," jawab Lessa sopan.

"ma, seharusnya Mama juga harus bertanya pada satu orang lagi," kata Ibram merangkul istrinya.

"mau tanya siapa, dua pemuda tadi sudah masuk kedalam rumah," kata bunda Mei.

"ini bunda, Ibram junior," kata Ibram mengusap perut Lessa pelan.

"apa!!! kaget semua orang.

bagaimana tidak, Lessa menyembunyikan semuanya saat akan naik gunung.

"kalian menyembunyikan ini dari kami?"

"tidak ma, kami juga baru tau jika istriku sedang hamil jadi kami memutuskan untuk memberitahu kalian saat kami pulang," jawab Ibram.

mendengar itu, mama Dian dan bunda Mei menjewer kuping dari Ibram, mereka tak mengira jika Ibram bisa mengelabui mereka seperti ini.

Lessa pun mendapatkan ucapan selamat dari kedua ayahnya, Javis tak mengira jika putri pertamanya akan segera menjadi ibu.

"baiklah, sudah sudah sekarang ayo masuk dan ibu hamil ini pasti butuh istirahat," Kata ayah Japar.

Satria yang sudah berada di rumah miliknya,di minta mengantarkan ibunya ke sebuah rumah yang letaknya cukup jauh.

tapi saat sampai dia kaget melihat rumah mewah itu, dia tak mengira jika rumah yang nampak sederhana itu sangat wah.

terlihat di garasi juga ada beberapa mobil terparkir tapi itu mobil dari masing-masing keluarga.

"kenapa kamu cuma diam di situ, ayo masuk Satria," panggil Sari pada putranya itu.

"iya bunda," jawab Satria.

mereka mengetuk pintu dan melihatnya, semua keluarga ada di sana dengan bahagia.

"aduh mbak sepupu, mari silahkan masuk, satria juga le, aduh bude gak sangka kamu datang, kenapa tak bilang sih, sudah berapa tahun ya kamu tak pulang?" tanya mama Dian.

"sudah tiga tahun bude, habis di sana usahaku tak bisa di tinggalkan," jawab satria

"begitu ya, ayo ke dalam, Ibram di dalam dan kebetulan kami punya kabar gembira, karena menantuku sedang hamil, aku akan jadi seorang nenek lagi," kata mama Dian semangat.

satria kaget, dia bahkan bisa melihat foto pernikahan yang berukuran besar terpajang di ruang tamu dan ruang keluarga.

dan saat mereka sampai di ruang tengah, dia melihat Ibram tersenyum lebar sambil memeluk tubuh istrinya itu.

"sepertinya kisah untuk mu dan Shakira, memang harus tamat ya," batin Satria yang tak ingin merusak suasana bahagia itu.

dia pun mengikuti mama Dian, melihat sepupunya datang, Ibram langsung menghampiri Satria dan memeluknya.

"kapan pulang, kok gak bilang padahal aku ingin menjengguk mu saat ada pelatihan,karena kamu sepupu yang belum aku temui," kata Ibram berpelukan dengan Satria.

"sudah tiga hari aku pulang, kamu tau Bing seharusnya aku yang minta maaf karena tak bisa datang ke pernikahan mu dan kakak ipar," kata Satria dengan gugup

"tak masalah bung, oh ya sayang kemarilah ini adalah sepupu ku yang paling tampan, namanya Satria," panggil Ibram.

perlahan Lessa datang dengan tenang dan lembut, dia tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

tiba-tiba dia teringat ucapan dari shakira, "dia memiliki wajah yang cantik tapi tingkah yang centil, dia memiliki hati yang busuk dan kotor, dia merebut Ibrahim milikku, saat kamu melihatnya, kamu akan sadar jika wanita itu pintar menggoda,"

tapi ini tidak seperti itu, Lessa hanya melihatnya sekilas dan kemudian terus menunduk.

dia pun tak menjabat tangan sepupu suaminya itu, "salam kenal, saya Lessa atau mungkin mas lebih mengenal saya sebagai Khadijah,"

"Khadijah, mahasiswa baru yang membuat gempar karena masuk universitas di usia tujuh belas tahun?" tanya Satria yang mengingat sosok wanita di depannya itu.

dia tak percaya, gadis ini yang sekarang menjadi istri sepupunya, gadis yang menggemparkan seluruh kampus karena usianya.

bahkan tak hanya itu, dia juga di kenal dengan mata kuliah yang diambil tak cukup hanya satu.

"sudah satria,jangan terkejut sampai sebesar itu, kemarilah le," panggil Javis.

"om Javis," kata Satria yang langsung lari dan memeluk pria itu.

pasalnya Javis yang telah memberinya ilmu dan pelajaran untuk menjadi pengusaha yang baik..

"anda disini, memang anda mengenal semua orang? atau?" bingung Satria

"kamu ini ngomong apa sih Satria, dia itu ayah dari Lessa, istri sepupu mu,masak keluarga guru sendiri tak tau," kata Sari yang membuat semua orang tertawa.

"bukan begitu ma, aku tak percaya jika om Javis adalah ayah mertua dari mas Ibram, karena dulu om Javis tak memberitahu siapa putrinya dan berapa anaknya, dia selalu fokus hanya mengajariku bisnis atas permintaan ayah," kata Satria yang merasa di tipu.

"tapi itu sudah cukup bulan, lihatlah sekarang dirimu, pemilik bengkel terkenal di ibu kota,"kata juragan Wawan yang baru datang.

akhirnya malam itu, semua keluarga berkumpul dan saling bercanda tawa.

satria pun sudah tak bisa lagi untuk berusaha menyatukan Shakira, karena ibram sudah bahagia dengan istrinya dan keluarganya.

jadi Shakira harus melupakan pria itu, dan tak boleh berharap kembali.

Malik pun merasa ini semua adalah karma yang harus dia terima, keluarganya hancur lebur seperti ini.

bagaimana tidak, putrinya memilih menghilang dan berdiam tak tau dimana.

Garra yang kembali fokus pada dunia miliknya dan Dewa yang harus berjuang untuk kembali normal dan baik.

semua hidupnya tak berjalan seperti keinginannya, keluarga bahagia miliknya hancur karena salah asuhan.

bagaimana tidak, putra putrinya tumbuh di keluarga yang begitu arogan.

dia dulu yang selalu bisa menundukkan kepala musuhnya kini melihat cerminan dirinya pada dewa dan Garra.

dan sikap Hujan yang begitu keras dan terkenal tanpa ampun terlihat dari sikap Shakira yang begitu arogan pula.

berbeda dengan dua orang yang memang memiliki pekerjaan mirip dengannya, tapi dengan istri yang memiliki hati dan kasih sayang yang baik.

Hujan mendidik anaknya untuk kuat dan tak terkalahkan, bahkan tak bisa minta maaf begitu saja.

"apa yang sedang ayah pikirkan?" tanya Hujan yang melihat Malik duduk diam di teras.

"aku baru merasakan jika cara kita mendidik anak-anak kita salah, sepertinya aku yang seperti ini telah mencetak tiga Monster tanpa hati," gumamnya.

"ya itu bukan salah ayah saja, tapi salah ku juga, telah salah dalam memberikan contoh dan ajaran pada mereka, aku juga seakan lupa jika di butuh hati yang baik bukan hanya sikap keras kepala dan kekuatan," jawab Hujan yang merasa sedih.

"sudahlah bunda, kita hanya bisa berdoa pada Tuhan semoga ketiga anak kita bisa bahagia dan kembali ke jalan yang benar," kata Malik pada istrinya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!