permintaan tolong

Lessa sampai di rumah, dia membuka gerbang rumah mewah yang sekarang jadi tempatnya berteduh bersama suaminya.

dia pun kembali masuk kedalam mobil miliknya dan membawanya masuk kedalam garasi.

dia membawa beberapa belanjaan yang tadi di beli saat perjalanan pulang.

pasalnya tadi dia ingin mencuci baju tapi sayang semua kebutuhan persabunan tak ada di tempat itu.

dia pun langsung mencuci saat sampai di rumah, karena pakaian kotor sudah cukup banyak.

dia sudah berganti baju dengan gamis yang lebih nyaman, dia keluar rumah untuk membeli telur karna di rumah stok tak ada.

dia menuju ke toko yang ada di ujung perumahan itu, terlihat dari jauh ada seorang ibu yang tengah menyapu.

"selamat siang Bu," sapa Lessa sopan.

"siang mbak," jawab wanita itu.

Lessa pun langsung bergegas karena tak ingin kelamaan karena takut suaminya itu pulang.

dia hanya membeli satu kilo telur dan kecap serta cabai,maklum dia ini adalah pecinta pedas.

tak lama, dia bergegas pulang saat melihat jam di ponselnya, dia langsung bergegas masuk kedalam rumah.

sedang di sekolah, karena pekerjaannya sudah selesai, Ibram memutuskan untuk pulang.

dan mobilnya dan mobil dari Malik sisipan jalan, jadi keduanya tak bertemu.

Bu Citra yang kebetulan tengah tugas piket pun menyambut Malik selaku tamu dengan sopan.

"permisi, selamat siang apa saya bisa bertemu dengan Ibrahim Al Fatih, dia kepala sekolah di sini?" tanya pria itu sopan.

"ya bapak telat, pak Ibrahim batu saja pulang, jika ini hal penting lebih baik temui pak Ibrahim di rumah," usul Bu Citra.

mendengar itu, Malik nampak berpikir, bagaimana dia akan bicara nanti jika di rumah.

tentu dia akan bertemu dengan putri musuhnya, yaitu Putri dari Javis Priyambudi yang sekarang menjadi istri sah dari Ibram.

"baiklah kalau begitu saya akan ke rumahnya," kata Malik.

dia pun memutuskan datang saja, jika nanti terjadi masalah, itu bisa di selesaikan dengan apapun caranya.

karena Malik benar-benar buntu, terlebih hujan juga sedang sakit karena mendengar kabar hilangnya Shakira.

sedang Garra sudah terbang ke Jakarta untuk mencari adiknya secara langsung.

tapi cara Garra juga tak efektif untuk mencari Shakira, akhirnya dia sampai di rumah Ibram.

ya dia tau alamat itu tentu dari Ibram sendiri yang memberitahu dia tentang alamat rumahnya.

dia memarkirkan mobilnya dan menekan bel rumah, nampak seorang wanita muda yang keluar rumah.

"iya mencari siapa?" tanya Lessa yang berjalan mendekat ke arah pria itu.

"apa bisa aku bertemu suami mu?" tanya pria bermasker hitam itu.

"sebentar, saya panggilkan," kata Lessa yang kembali masuk kedalam rumah.

tak lama Ibram keluar dan melihat pria yang berdiri di depan rumahnya itu.

Lessa juga tau siapa pria itu, "dek tolong buatkan teh tanpa gula dan camilan rendah gula ya," pesan Ibram.

"iya mas," jawab Lessa yang kembali masuk kedalam rumah.

"Monggo silahkan masuk ayah, ada apa ini kok tumben main ke gubuk saya?" tanya ibram yang menyambut Malik dengan sopan dan ramah.

tak lama Lessa keluar menyajikan minuman dan camilan untuk tamu yang datang ke rumahnya itu.

"Monggo sekecaaken," kata Lessa yang ingin pamit ke belakang.

melihat Lessa yang akan pergi, membuat Malik menahan wanita itu.

"tunggu dulu nduk, tetaplah disini setidaknya kamu berhak tau apa yang akan ku bicarakan dengan suamimu," kata Malik yang terlihat begitu frustasi.

dia melihat kearah suaminya yang mengangguk, jadi Lessa ikut duduk di depan kedua orang itu.

"jadi om Malik mau apa mencari ku, tentu ada sesuatu yang mendesak sepertinya?" tanya ibram yang bisa melihat kegusaran pria itu.

"aku ingin minta tolong padamu, tolong tanyakan pada Shakira dimana dia sekarang, karena tiba-tiba dia tak bisa di hubungi, dan Garra sudah di Jakarta tapi belum mendapatkan hasil apapun,"kata Malik sedih.

Ibram ingat dengan apa yang dia dapat beberapa Minggu yang lalu, "tidak usah bingung om, saya yakin dia hanya butuh waktu, nanti dia juga akan pulang, tunggu saja satu tahun," kata Ibram.

"maaf ikut bicara, kok selama itu mas," tanya Lessa.

"karena Shakira itu memang butuh waktu lama untuk menyendiri, bahkan aku sering dulu mengalaminya, sudah om percaya padaku, satu tahun lagi dia akan pulang dan menyadari semuanya," kata Ibram meyakinkan pria itu.

"ah iya kamu benar, gadis itu memang seperti itu dari dulu, maafkan aku yang menganggu kalian, kalau begitu aku pamit," kata Malik yang ingin pergi.

Lessa pun merasa sedih, "tunggu dulu om, tunggu sebentar," kata Lessa menahan Malik.

dia berlari kedalam rumah dan mengambil beberapa lauk yang ada di kulkas.

dia segera keluar sambil membawa lauk buatannya, "ada oleh-oleh untuk om dan Tante, jika om dan Tante tak keberatan anggap saja ini dari putri om dan Tante, maaf jika selama ini hubungan keluarga kita memburuk atas semua yang terjadi, saya mohon maaf ya om," kata Lessa dengan tulus.

"Ya Tuhan, betapa beruntung Javis memiliki putri seperti mu, entah kebaikan apa yang pernah dia lakukan hingga mengirim gadis seperti mu untuk hidupnya, iya nduk om sudah memaafkan semua, om juga ingin hubungan keluarga kita membaik, dan maafkan atas semua kesalahan ku yang tak bisa mendidik putra ku dewa, hingga dia salah jalan..."

"sudah om, semua yang berlalu biarlah berlalu, aku juga berusaha untuk mengikhlaskan semuanya." kata Ibram yang merangkul Lessa.

"ih malu ih..." kata Lessa mencubit perut suaminya.

"lihat om, dia malu-malu," kata Ibram tertawa.

Malik pun tersenyum dan pamit pulang, dia tak mengira jika Ibram bisa bahagia meski tanpa Shakira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!