jangan sedih

malam ini kedua keluarga itu menghadiri pernikahan saudara mereka.

Ibram dan Lessa seperti tak terpisahkan, karena ibram tak kenal dengan para saudara itu.

jadi dia tak ingin repot jadi lebih baik jika mereka memilih untuk tetap di sisi orang tercintanya.

"tolong selamatkan aku,"bisik Ibram.

"tenang Suamiku sayang," kata Lessa mencubit pipi Ibram dengan gemas.

akhirnya para ibu pun tak tahan untuk tak menggoda pengantin baru itu.

"halo pengantin baru," sapa Bu Ning.

"duh sayang, ada ras terkuat di bumi datang, aku ngeri sayang," kata Ibram sedih.

"tenang mas ku," bisik Lessa.

"iya Bu Ning, aduh maaf ya kami mah sudah tidak baru, Jan sudah sebulan Bu," kata Lessa tersenyum.

"kalau begitu kapan punya anak, sudah sebulan loh," kata Bu Ning.

"kami masih bekerja keras untuk bisa memiliki, nanti kalau sudah punya anak anda tanya, Japan adiknya ada, dan pertanyaan seperti ini sangat menganggu Bu, jadi tolong lain kali jangan bertanya seperti itu," kata Lessa.

"aduh kamu kok marah, kan aku cuma tanya jadi jangan berlebihan begitu," kata Bu Ning tertawa.

"ini lah yang tak aku suka dari dulu, pertanyaan yang di balut bercanda, padahal itu melukai orang yang di beri pertanyaan," kata Lessa yang langsung mengajak Ibrahim ke arah lain.

Lessa juga sebenarnya tak bisa sabar menghadapi para wanita itu, tapi mau bagaimana pun mereka masih saudara.

akhirnya setelah mengikuti beberapa acara, keduanya memutuskan pulang karena tak ingin berada di sana.

tapi mereka berdua tentu saja tak langsung pulang, melainkan melipir dulu dengan santai di alun-alun kota.

meski sedikit salah kostum tapi itu tak masalah, bahkan Ibram meminta tolong pada pengunjung lain untuk memotret dirinya dan juga Lessa.

pria itu tak segan meng-upload foto mereka ke sosial media miliknya, Ibrahim benar-benar mulai mencintai Lessa.

hari berganti, keduanya sudah sangat bisa di andalkan satu sama lain.

bahkan dalam pekerjaan di sekolah, sekarang Lessa sudah di jadikan wali kelas untuk jelas sebelas E.

karena guru yang selama ini memegang kelas itu pindah sekolah karena tak bisa membagi jam pelajaran lagi.

itulah kenapa Ibrahim meminta guru untuk mencurahkan tenaga di sekolah itu, dan sekolah makin besar karena kucuran dana dari beberapa donatur yang menyumbang secara pribadi.

tak terasa sudah tiga bulan berjalan, tubuh Lessa juga mengalami perubahan yang cukup besar.

beberapa bajunya bahkan tak bisa di gunakan lagi, "ada apa sayang, kenapa belum siap juga, kita sudah harus berangkat ke sekolah loh,"

"tapi baju batik milikku tak bisa di gunakan, ini harus gimana ya mas, habis baju yang lain belum kering," kata Lessa yang merasa tak enak.

"tenang saja, gunakan kemeja milikku ini, kamu bisa membuatnya terlihat resmi toh tak harus batik juga tak masalah," jawab Ibram.

"iya, aku tak tau kenapa tubuh bagian atas ku semakin membesar saja," gumamnya yang berganti baju

"sepertinya aku terlalu banyak memainkannya ya," kata Ibram yang langsung dapat plototan maut dari istrinya itu.

tak butuh waktu lama, mereka sampai di sekolah dan karena akan ada acara kemah bersama.

jadi mereka mengadakan rapat dengan masing-masing ketua kelas, untuk memastikan para siswa itu ikut dan tak ada kesalahan dalam pelaksanaannya.

Lessa juga akan ikut kemah karena bagaimanapun, setiap wali kelas ajib ikut untuk mendampingi muridnya.

"jadi di setiap tim,harus ada yang bisa bawa banyak barang, karna tenda dan perlengkapan pasti akan sangat berat," kata Ibram.

"aku akan bawa dua porter," kata Lessa.

"siapa itu Bu Khadijah, apa itu tak akan menambah biaya saja," kata pak Hendro Waka kesiswaan.

"tebang itu porter gratis, kedua adikku yang akan menjadi porter, lagi pula mereka berdua tim pecinta baik gunung," kata Lessa tersenyum.

"baiklah, kelas sebelas E sudah ada jaminan,yang lain tolong atur sedemikian baik agar tak akan ada kendala nantinya, karena yang di takutkan adalah jika mereka mengalami kelelahan nantinya," kata Bu Citra yang menjadi ketua pelaksana.

"ngomong-ngomong kita mau naik gunung Nana sih,kok kayaknya sulit banget?" tanya ibram penasaran.

"gunung Arjuno," jawab Bu Citra.

Lessa dan Ibram menolah, "bisa cari gunung lain, kita ke Kelud saja karena anak-anak tak akan sanggup baik ke gunung itu,"

"iya saya setuju dengan pak Ibram," jawab Lessa.

"baiklah kalau begitu kita ke Kelud tapi itu akan sulit jika harus membuat kemah karena tempat perkemahan sedikit, kita cari murid yang benar-benar kuat saja, karena ini juga acara LDK untuk kelas dua dan kelas tiga," jawab Bu Citra.

"baiklah kita ke Arjuno, dan setiap wali kelas wajib memastikan muridnya semua aman," kata Ibram tegas.

"baik pak," jawab semua guru.

Lessa langsung mengirimkan pesan tentang rencana baik itu, dan ternyata sebagian muridnya yang memang sudah terbiasa, dan ada beberapa yang tak bisa ikut karena penyakit.

yang di takutkan jika di paksa akan terjadi yang tidak di inginkan nantinya.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

daerah jatim nih deket 2 arah surabaya Malang

2023-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!