kabar gembira

setelah perjalanan yang cukup berat, akhirnya semua pun memutuskan untuk kembali turun.

karena beberapa siswa yang mulai tak terkendali, jadi semua memutuskan turun.

Jerry dan Jefry yang notabene juga pecinta alam pun memutuskan ikut turun karena merasa jika pendakian itu tak akan bisa di lanjutkan.

sedang Lessa juga terlihat sangat tak baik, Jerry membantu kakaknya itu.

"mbak baik-baik saja, kenapa wajah mu pucat sekali mbak?"

"aku juga tak tau, tapi saat mulai naik gunung tadi aku merasa tubuh ku tiba-tiba sangat lemah," kata lessa.

"tunggu sebentar, Jefry kamu mau double carrer atau gendong mbak lessa," tanya Jerry.

"biar aku gendong mbak lessa, dan Yudha kamu bawa carrer ku dan biarkan tas ku aku bawa, karena Jerry baru sembuh beberapa bulan lalu," kata Jefry.

"siap mas," jawab Yudha yang merasa kasihan melihat sosok Lessa yang nampak lemah.

sedang Ibram sudah turun duluan karena dia memastikan murid yang lain turun dan tak terjadi yang tak di inginkan.

dan ihram juga baru tau jika beberapa murid membawa pegagan barang yang di larang.

jadilah pendakian mereka tak bisa di lanjutkan, Jerry turun bersama dengan yang lain.

Ibram kaget melihat istrinya yang di gendong Jefry, dia langsung lari untuk menggantikan posisi Jefry.

"ada apa dengan mbak kalian, kenapa wajahnya pucat seperti ini?" tanya ibram khawatir.

"itu kami juga tak tau," jawab keduanya.

beruntung salah satu penjaga basecamp yang ikut datang menjemput pun memberikan minum.

ternyata pria itu tau kondisi dari Lessa, "lain kali kalau mau naik gunung. pastikan sedang tak berbadan dua ya mbak, karna itu bisa bahaya untuk kalian,"

"apa, berbadan dua, kamu hamil sayang?" tanya ibram

"aku hanya telat dapet tapi sudah dua bulan, aku juga tak tau karena mens ku juga selama ini tak lancar, jadi aku tak ada pikiran seperti itu," kata Lessa.

akhirnya para murid pun di arahkan untuk main dan kemah di tempat lain, dan Jerry serta Jefry mengantikan kedua orang itu yang berangkat ke rumah sakit.

keduanya tak menyangka akan menjadi penanggung jawab untuk kelas yang di pegang kakaknya.

"hei kalian berlima bekas, ingat kami cuma berdua jadi jangan melakukan hal aneh, mengerti karena jika kamu pernah melihat kekuatan mbak Lessa, maka kami dua kali lipat memilikinya,"

"tenanglah mas, kami tentu tak akan membuat Bu Khadijah malu, dan kami juga tak mau babak belum seperti orang konyol, jika bu Khadijah bisa menghancurkan satu meja dengan tangannya, kalian bisa saja membunuh kami dengan sekali tampar dan itu tak mustahil bukan, tapi lebih baik sekarang kita buat makanan yuk, kami lapar," kata Yudha sebagai juru bicara.

"baiklah, hei para gadis ada yang bisa memasak, jangan bilang kalian semua hanya bisa makan siang ya," kata Jefry pada para murid kelas sebelas E.

tiba-tiba dua orang gadis mengangkat tangan, "kami terbiasa masak di rumah,"

"baiklah cantik, mari kita mulai masak," ajak Jefry.

dia menyiapkan tiga kompor, dan Jefry terlihat sangat pintar dalam memasak nasi.

sedang di gadis itu memasak dengan sangat cekatan, dan Jerry serta yang lain.

menyiapkan tempat untuk makan malam, dan yang lain juga sedang sibuk menyiapkan semua keperluan masing-masing.

sedang Ibram dan Lessa yang sudah sempat mandi tadi, kini berada di rumah sakit terdekat untuk memeriksakan kesehatan Lessa.

setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya giliran mereka masuk ke ruangan dokter kandungan.

"jadi ada yang bisa di bantu tuan dan nyonya?" tanya dokter kandungan itu.

"saya ingin tau, apa istri saya hamil atau tidak," kata Ibram.

"mas, aku hanya telat mentruasi saja," kata Lessa yang takut jika dia tak hamil seperti yang di katakan oleh penjaga basecamp itu.

"baiklah, sekarang kita USG saja agar tau apa yang sebenarnya, silahkan berbaring di ranjang," kata dokter kandungan itu.

dokter memakai sarung tangan, Lessa melihat Ibram karena dokter itu laki-laki.

"sudah tak apa-apa, aku disini," kata Ibram meyakinkan istrinya.

Lessa pun menurut dan mulai merebahkan dirinya di ranjang, dan perawat mulai menaruh gel di perut bagian bawahnya.

dan saat USG menyentuh bagian itu, ternyata benar ada Janin di dalam rahim Lessa.

"selamat tuan, istri anda sedang hamil sembilan Minggu di lihat dari ukuran janin," kata dokter.

"Alhamdulillah... itu benar dokter?" tanya ibram tak percaya akan jadi seorang ayah.

"iya, dan dari USG juga terlihat semua baik-baik saja, tapi anda juga harus memastikan istri anda tak lelah,saya juga akan meresepkan beberapa suplemen, dan jika bisa tolong penuhi kebutuhan gizi selama anda hamil ya nyonya," kata dokter yang sudah selesai.

"iya dokter," jawab keduanya.

mereka pun merasa sangat senang, dan sekarang mereka tinggal di salah satu hotel.

dan besok akan mengirimkan makanan untuk anak-anak yang kemah di kaki gunung Arjuno.

Ibram tak sabar untuk memberitahu keluarganya tapi Lessa menahan pria itu.

"kenapa sayang, aku ingin menghubungi orang tua kita, setidaknya sekarang mereka harus tau jika istriku sedang hamil cucu mereka,"

"tunggu mas, jika mas telpon sekarang, mereka pasti akan marah dan menyuruh kita pulang, terlebih mas seperti lupa bagaimana mereka saat begitu panik,"

"ah iya kamu benar, bahkan nama bisa saja memaksa ayah untuk datang, jadi kita beritahu saat di rumah," kata Ibram.

"tentu mas," jawab Lessa.

Satria mengunjungi sebuah villa yang ada di tempat yang sangat terpencil dan akses jalannya sangat sulit.

sesampainya di sana, dia melihat ada Elia yang sedang menunggunya.

"bagaimana dengan pria yang kemarin Elia?"

"tenang Satria aku sudah membereskan pria itu, dan dia tak ingat apapun lagi, jadi dia memutuskan untuk pulang," jawab gadis itu.

"baiklah, tapi bagaimana kondisinya?" tanya Satria.

"sangat buruk, sepertinya kita harus mengeluarkannya segera, dan setelah itu harus di lakukan perawatan intensif," jawab Elia.

"baiklah tolong bantu aku lakukan apapun yang terbaik ya, dan aku ingin memberitahukan padamu jika aku harus pulang selama seminggu ke desa, karena ada urusan mendesak,"

"baiklah, aku akan menjaganya dengan baik disini," jawab Elia.

satria pun pamitan dan bersiap untuk pulang ke rumahnya, karena dia sudah tak kuat.

terlebih dia sudah sangat merindukan ibunya di rumah, terlebih banyak acara yang tak bisa dia hadiri.

dan dia ingin melihat sendiri dan memastikan bagaimana kehidupan sepupunya yang baru menikah, bahagia atau malah sengsara.

pasalnya dia ingin memastikan semua sendiri dan tak percaya ucapan siapapun.

karena dia ingin menyatukan Shakira dan Ibram jika memang pernikahan sepupunya itu tak bahagia.

Terpopuler

Comments

As Lynda

As Lynda

mesti Syakira hamil kan satria sok2 mau dekatkan Syakira dengan Ibra lagi knpa tak kamu aja yg tanggung jawab

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!