Ibram dan keluarga sudah datang, kali ini ternyata bukan hanya pertunangan melainkan pernikahan akan di laksanakan.
Javis yang akan bertindak sebagai wali untuk putrinya, Ibram sudah duduk berhadapan dengan calon ayah mertuanya itu.
"Apa anda sudah siap," tanya pak penghulu pada Ibram.
"bismillahirrahmanirrahim, kalau begitu akad nikah bisa di mulai," kata pak penghulu.
"Tunggu dulu pak, aku ingin mengatakan sesuatu pada calon menantuku," kata Javis yang menatap tajam kearah Ibram.
"Iya pak ada apa, kenapa suasana jadi tegang gini ya, santai saja pak," goda pak penghulu.
"Saya ingin mengatakan jika kamu tak bisa mencintai putriku, maka sebaiknya kamu lari sekarang, sebelum kamu melukainya dan membuatnya menangis, dan jika kamu melakukan itu, maka aku akan membunuh mu," kata Javis.
"Saya akan mencintainya dan tak akan melukainya," kata Ibram agar semua cepat berakhir
Mendengar jawaban itu, Javis tak puas, bahkan dia belum ingin mengulurkan tangannya.
Mama Dian bangkit dari duduknya dan duduk di samping putranya, "bersumpah atas nama mama Ibram, katakan jika kamu akan mencintai dan membahagiakan Lessa, jika tidak kamu akan melihat mama mati di depan matamu,"
"Tidak ma, itu tidak mungkin," kata Ibram yang tak ingin membahayakan mama tercintanya itu.
"Kalau begitu, pernikahan ini tak perlu di lanjutkan, karena aku tak bisa menikahkan putriku dengan pria yang hanya akan memberinya luka," kata Javis yang bangkit dari kursinya.
"Tunggu ayah Javis, aku memang tak bisa bersumpah atas nama mama untuk membuat ayah percaya, tapi aku bisa memberikan jaminan nyawa ku padamu, jika sedikit saja aku membuat Lessa menangis, maka kamu bisa membunuh ku, dan tak ada satu pun orang yang akan menuntut mu," kata Ibram.
"Aku pegang janjimu," kata Javis yang menjadi wali untuk pernikahan putrinya.
Setelah di nyatakan sah, Lessa datang di antar oleh Keisha dan bunda Mei.
Sedang Sari melakukan panggilan video call dengan putranya Satria yang sekarang memang ada di Jakarta.
"Kamu kapan le, ayah sudah ingin nimang cucu dari kamu," kata juragan Wawan.
"Dua tahun lagi ya yah, setelah itu aku bisa menikah dengan siapapun pilihan ayah, jika aku belum memiliki kekasih," kata Satria tertawa.
"Ibu ingat itu ya," kata Sari tersenyum.
"Siap Bu,", jawab satria tersenyum.
Tanpa di duga oleh Satria, Shakira masuk kedalam ruangan pria itu tanpa mengetuk pintu.
Dia langsung masuk dan satria terlanjur lupa tak mematikan panggilan itu.
Jadilah Shakira bisa melihat adegan apa di sana, ternyata Ibram sudah sah menjadi suami istri dengan wanita pilihan ibunya.
"Aku lupa, bagaimana pun kamu adalah saudara dari pria itu ya," kata Shakira.
"Iya, sudah lupakan, ada apa ke kantor ku?" tanya Satria yang mengalihkan perhatian wanita itu.
"Aku ingin bilang jika di bawah ada pak Sastro, dia ingin memodifikasi mobilnya, ya kamu tau sendiri jika aku itu cuma bagian yang memastikan semua beres, bukan hal cocok bagiku untuk melayani pelanggan, terlebih pelanggan seperti pria itu," kata Shakira yang berusaha tegar.
Meski hatinya remuk redam, tapi semua berakhir jadi dia harus mulai Semuanya dari awal.
Pernikahan itu nampak mewah meski di persiapkan dalam hitungan hari.
Memang ya semua yang di kerjakan dengan uang, akan cepat selesai dan berhasil tanpa ada kekurangan.
Setelah menikah, pasangan pengantin baru itu pun memilih langsung pulang ke rumah yang sudah di miliki oleh Ibram.
Ya rumah yang dia desain sendiri dan di bangun dengan hasil nabung dan bekerja di luar negri sambil belajar.
Tak hanya itu, rumah itu meski terlihat sederhana karena hanya satu lantai, nyatanya rumah itu sangat besar dengan empat kamar.
Keduanya sampai di rumah mewah itu, sebelum masuk Lessa mengucapkan salam dulu.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam," jawab Ibram
Lessa pun masuk bersama dengan Ibram, dia hanya membawa satu koper dan tas besar.
Karena besok dia akan mengambil pakaiannya yang lain, tapi tadi mereka berangkat mengunakan mobil sendiri-sendiri.
"kalau boleh tau mas, di mana kamar ku?" tanya Lessa.
"Kenapa dengan kamar mu, bukan kamar kita?"tanya ibram heran.
"Mas aku sadar, jika pernikahan ini tanpa cinta darimu, aku pun sadar diri jika tak baik jika kita saling memaksa untuk bersama seperti ini, jadi bukankah lebih baik kita memiliki kamar masing-masing untuk kenyamanan," kata Lessa.
"Apa agama kita mengizinkan itu?" tanya ibram pada Lessa.
Lessa hanya diam, dia tak bisa menjawab pertanyaan dari Ibram, menang dalam agamanya tak ada pernikahan yang di benarkan seperti itu.
"Tapi mas, pernikahan kita tanpa cinta,"
"Mulai sekarang aku akan belajar mencintai mu, jadi tolong tunggulah sedikit lagi," jawab pria itu.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mencoba untuk belajar bersama mu, dan semoga mas bisa segera menerima ku," kata Lessa yang di angguki oleh Ibram.
Akhirnya Ibram mengajak istrinya itu masuk kedalam kamarnya, beruntung rumah itu meski sudah ada perabotan.
Tapi dia belum mengisi dengan foto atau apapun itu, karena awalnya dia ingin mengisi semuanya bersama dengan Shakira.
Tapi nasib berkata lain, sekarang istrinya adalah Lessa, gadis yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.
Mereka langsung membersihkan diri, Lessa tetap memakai piyama panjang dan jilbab saat ingin tidur.
Dia belum nyaman untuk membuka jilbabnya di depan Ibram,karena pria itu mungkin saja terkejut melihat dirinya tanpa jilbab.
Malam ini tak terjadi apapun, kedua pasangan baru itu tidur nyenyak karena kelelahan.
Pukul dua malam, Lessa terbangun untuk sholat malam, dan kemudian melanjutkan beberapa pekerjaan yang kemarin masih belum selesai sambil menunggu subuh.
Dia memilih bekerja di ruang tengah karena jika di kamar takut menganggu suaminya.
Ternyata dia juga mendapatkan email dari salah satu sekolah yang kemarin dia kirimi CV miliknya.
Dan beruntung dia diterima sebagai guru manajemen ekonomi di sekolah kejuruan itu.
Dia pun mengucap syukur, dan setengah tiga pagi, ternyata Ibram bangun untuk sholat malam.
Dia awalnya kaget karena tak mendapati istrinya di sampingnya, tapi dia melihat lampu ruang tengah menyala.
Dia langsung memilih mandi dan segera melaksanakan sholat dulu baru menghampiri istrinya itu.
Ibram keluar dan melihat Lessa sibuk dengan laptop miliknya.
"Kamu sedang apa, bukannya istirahat kamu malah main jam segini?" tanya ibram.
"Tidak kok mas, ada beberapa pekerjaan, dan besok sepertinya aku harus mulai mengajar di sekolah, karena aku baru saja saat balasan jika aku diterima di salah satu sekolah," kata Lessa.
"Ah ternyata kegiatan mu sangat banyak, kebetulan besok aku juga harus mulai datang ke sekolah baru yang akan jadi tempat ku mengabdi selama beberapa tahun, karena aku juga lulus seleksi untuk jadi kepala sekolah," jawab Ibram.
"Ah selamat, seharusnya kita rayakan tapi di sini tak ada apapun," bingung Lessa.
"Bagaimana kalau nasi goreng saja, sepertinya tadi aku memasukkan nasi ke kulkas, dan ada beberapa bumbu instan yang kemarin aku beli sebelum menikah," jawab Ibram.
"Baiklah aku buatkan, mas tunggu di sini ya," kata Lessa yang menutup laptop miliknya.
Ibram pun mengambil laptop miliknya sendiri dan mulai memeriksa beberapa bengkel yang dia miliki.
Dia memang membuka beberapa usaha di bantu ayahnya, dan juga mini outlet yang di pegang oleh adiknya.
Yang kini semakin besar saat sudah bergabung dengan sebuah toko makanan Frozen yang cukup besar di kota itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Tukang Halu🤭
semoga pernikahannya membawa kebahagiaan
2023-01-05
1