"Benarkah, selamat kalau begitu, saya tadinya mau tanya, karena dengar kalian berdua sama-sama baru menikah, ternyata pasangan suami istri, tak masalah berarti kita bekerja sama untuk memajukan sekolah ini bersama," kata pak Hendro.
Mereka semua pun mengucapkan selamat, dan kini Lessa harus mulai mengajar.
Dia pun tak menyangka jika Ibram akan mengakuinya di depan semua orang.
Pasalnya tadi mereka seperti orang yang baru kenal, Lessa pun masuk kedalam ruang kelas.
Dia tau jika kelas yang akan dia datangi adalah kelas neraka,jadi dia sudah menyiapkan diri.
Mulai dari persiapan mental yang utama, benar saja baru juga masuk sebuah penghapus terlempar ke arahnya.
Tapi beruntung dia menahan penghapus itu dengan bukunya, bahkan kursi dan meja pun nampak begitu kotor.
"Siapa ketua kelas disini?" tanya Lessa.
Tapi mereka semua tak ada yang mengubrisnya, Lessa melihat semua jendela sudah di kunci mati.
Jadi dia mengambil kunci kelas dan langsung menguncinya dari dalam, "tak ada yang boleh keluar dari kelas ini. kecuali kalian bisa mengambil kunci ini dan jika kalian menang,saya akan mengikuti kalian,jika penantang dari kalian kalah, kalian harus mengikuti semua ucapan saya, jika tidak mau tentu kalian tau konsekuensinya," kata Lessa yang menantang semua murid itu.
Ternyata lima orang pemuda yang badannya cukup besar ingin menantang Lessa, "jika mereka kalah, kalian semua harus ikut aturan saya, jika tidak kalian semua beres seperti pensil ini," jaya lessa mematahkan pensil itu dengan mudah.
"Banyak bacot!!" teriak pria yang berwajah sangat sangat di banding yang lain.
Plak... plak.. plak... kelima pemuda itu tersungkur kesakitan, mereka bahkan tak ingat spa yang terjadi.
Dan Lessa sedang berdiri sambil memainkan ku ci kelas, "kalian semua kalah, sekarang bangkit dan lari keliling lapangan!" perintah Lessa.
"Tidak mau," kata para Siswadi jelas itu.
"Aku bilang lari!!" bentak Lessa yang mengebrak meja dengan keras.
Dan tanpa di duga meja guru itu hancur di tangan Lessa, dan itu membuat semua murid tertegun.
"Kami lari," jawab semua siswa-siswi yang ketakutan.
Pasalnya baru kali ini ada guru yang bisa menghancurkan meja dengan sekali gebrak.
Ibram sebagai kepala sekolah baru kaget melihat apa yang di lakukan istrinya, "aduh apa yang sedang Bu Khadijah lakukan," geram Ibram.
"Tunggu pak Ibrahim, sepertinya mereka sudah melakukan kesalahan, dan dalam dua tahun ini baru Bu Khadijah yang bisa membuat para pembangkang ini tunduk," kata pak Hendro sebagai Waka kesiswaan.
"Benarkah," kata Ibram tak percaya.
Lessa melihat pak Hendro dan Ibram yang sedang berbincang, dia segera menghadap kepada kedua pria itu.
"Permisi pak kepala sekolah dan pak Waka kesiswaan, saya ingin bilang jika bisa, mohon meja guru di kelas sebelas E bisa di ganti karena rusak," kata Lessa dengan sedikit malu.
"Iya Bu, tentu saja, ini bukan pertama kali meja guru di ruang kelas itu rusak," kata pak Hendro yang langsung memanggil tukang kebun.
Lessa mengangguk pada suaminya dan kembali ke arah anak-anak yang sedang di hukum, dan meminta mereka berhenti.
Saat semua sedang kelelahan, ibu kantin datang membawa minuman dan kue.
"Ambil minuman itu dan segera masuk ke kelas, jangan rebutan karena semua kebagian," kata Lessa yang ikut membagikan semua itu
Para murid pun tak percaya dengan apa yang terjadi, pasalnya wanita itu begitu baik saat ini.
"Aku tak akan menghukum kalian jika kalian tak berulah, lain kali tolong hargai siapapun yang mengajar, tentu kalian tak ingin jadi murid yang tak berguna bukan, saya yakin kalian semua punya mimpi," pesan Lessa.
"Siap Bu, maafkan kami, perkenalkan saya Yudha ketua kelas sebelas E, dan mulai sekarang kami akan mengikuti semua perintah ibu Khadijah," kata pemuda itu yang di angguki semua orang.
Lessa tersenyum dan mulai mengajar dengan tenang, ternyata kelas itu tak buruk.
Bahkan Waka kesiswaan dan BK yang dapat kabar tak percaya hingga melihat semua sendiri.
"Wah hebat sekali, sejak kapan kelas preman ini bisa tenang, dan begitu mengikuti pelajaran dengan tenang," katanya tanpa basa-basi.
Ibram pun melihat kesungguhan dari istrinya, perlahan dia pun mulai tertarik dan fokus pada Lessa.
Akhirnya jam pelajaran selesai, dan melihat jadwalnya besok dia juga ada jam mengajar di kelas itu lagi.
"Yah... kok udahan, padahal kami masih mau belajar dengan Bu Khadijah," protes Sinta.
"Besok kita lanjut, karena besok jam saya jam sebelum istirahat, tugas kalian bawa makanan sesuai abjad nama kalian, nanti kita makan pada istirahat boleh?" tanya Lessa.
"Boleh Bu, tapi ibu Khadijah harus bawa yang banyak," kata Yudha yang berteriak dari belakang.
"Tenang, itu pasti," jawab Lessa.
Khadijah pun mengakhiri kelas dan berjalan keluar, kemudian menuju kelas yang lain.
Ini adalah kelas sepuluh A dan hampir seluruh siswa berisikan anak-anak yang pintar dengan nilai rapor bagus.
Jadi di kelas itu Khadijah tak mengalami masalah besar, jadi dia menunggu para siswa untuk selesai mengerjakan soal yang dia berikan.
Akhirnya bel istirahat berbunyi dan dia langsung menuju ke ruang guru, beberapa murid menyapanya.
Dia hanya tersenyum mengangguk, dan nanti akan pulang tapi sebelum itu, dia akan ke rumah orang tuanya untuk mengambil beberapa tanaman dan benih untuk di tanam di rumah sendiri.
"Ibu Khadijah kemari, ini ada gorengan," panggil Bu Citra.
"Iya Bu," jawab Lessa yang menghampiri yang lain.
Ibu BK langsung memeluk Lessa,"selamat Bu Khadijah saya tak mengira jika anda begitu hebat,apa anda mau menjabat menjadi wali kelas di kelas itu?" tanya Bu Luna.
"Mohon maaf, untuk sekarang sepertinya saya belum pantas Bu," kata Lessa menolak dengan sopan
"Memang tak pantas, orang batu,lagi pula anda tak akan bisa seperti saya saat menjadi wali kelas terbaik," kata Bu Lilik yang memang memegang kelas sebelas E itu.
Lessa hanya tersenyum saja mendengarnya, karena dia juga tak ingin berurusan dengan hal seperti itu dulu.
Karena dia ingin tenang dulu sebagai guru, baru tahun depan dia baru mau menjabat sesuatu.
Ibram sibuk di ruangannya untuk menata beberapa dokumen yang harus di kirim ke dinas.
Setelah selesai dia harus mengajar di kelas sebelas E, dan saat masuk kelas Ibram tak mendapati kesulitan yang berarti.
akhirnya jam pulang sekolah, Lessa sudah siap pulang dan mengirimkan pesan pada suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments