“Kak Arin, disuruh pulang sama Mama hari Sabtu ini,” ucap Yuke.
Namun di saat yang bersamaan tiba-tiba saja...
“Gak boleh!”
Sontak seluruh orang yang ada di tempat itu pun langsung melihat ke arah sumber suara dan di antara mereka ada yang terkejut dan ada biasa aja.
“Aku gak pernah akan ijinin Arin untuk pulang ke rumah kalian,” ucapnya ketika sudah berada di samping Arin dan duduk di sebelahnya.
Dan di saat yang bersamaan, Yuke dan Toni pun dalam hati secara bersamaan bergumam, “Pak Ardian / Tuan Ardian kenapa ada di kampus ini juga?”
Sedangkan untuk Aryo yang tidak tahu apa-apa ini pun langsung refleks bertanya, “Bapak siapa?”
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Ryu pun langsung melihat ke arah Arin yang ternyata juga melihat ke arahnya sambil memberikan isyarat berupa gelengan kepala.
“Haisss.. ya sudahlah,” gumam Ryu dalam hati saat melihat Arin sedang memberikan isyarat seperti itu padanya.
“Oh. Kamu tanya siapa aku!? Aku ini dosen baru di kampus ini sekaligus kebetulan pemilik rumah tempat Arin bekerja, Ryu Ardian,” sahut Ryu yang kemudian langsung melihat ke arah Arin yang kala itu ternyata sedang tersenyum padanya.
Ini kali pertamanya Arin tersenyum seperti itu padanya. Betapa senangnya hati Ryu saat melihat itu.
Sementara itu, Aryo yang mendengar jawaban Ryu seperti ini pun langsung bertanya, “Oh, jadi rupanya Bapak ini pemilik rumah tempat Arin bekerja. Maaf, kalau boleh saya tahu, kenapa Bapak melarang Arin untuk pulang ke rumahnya?”
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Ryu pun tersenyum dan kemudian menjawab, “Jika kamu mau tahu apa jawabannya, kenapa gak kamu tanya langsung aja sama dia?”
Ryu pun langsung melihat ke arah Yuke dengan tatapan tajam.
Sementara itu, Yuke yang dilihat seperti ini oleh Ryu pun langsung bertanya, “Kenapa tanya ke aku, Pak?”
Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Yuke, Ryu pun tidak menjawab. Dia justru tersenyum.
Namun di saat yang bersamaan, bukan Ryu yang menjawab tapi Toni yang berkata, “Kamu ini benar-benar gak punya hati ya, Yuk? Ya jelas aja Bapak Ryu ini gak akan mengijinkan Arin pulang lha. Soalnya kalau pulang pun akan langsung dimanfaatkan oleh keluarga kalian lagi kan!?”
“Benarkah itu, Ton?” tanya Aryo yang tidak percaya kala mendengar ucapan Toni barusan.
Toni pun menganggukkan kepalanya.
Sementara itu, Yuke yang diperlakukan seperti itu oleh orang yang dia sukai ini pun langsung berkata, “Ton, lo kok malah mojokin gue kaya’ gitu sih? Lo kan belum dengerin penjelasan dari gue.”
“Apa yang mesti dijelasin, Yuk!? Semuanya udah jelas. Gue bukan anak TK lagi yang bisa salah ngartiin omongan orang,” ucap Toni.
Yuke yang mendapatkan respons seperti itu dari orang yang dia sukai ini pun spontan langsung berkata, “Lo benar-benar tega, Ton. Emang lo gak sayang lagi ma gue?”
“Apa? Sayang sama lo? Sejak kapan gue bilang kalau gue sayang sama lo? Gue tuh sayangnya sama Arin, tahu gak sih lo!?” ucap Toni spontan jujur sehingga membuat seluruh orang yang ada di tempat tersebut pun langsung menatap ke arah dirinya begitu pula dengan Ryu.
Sementara itu, di saat yang bersamaan, Arin pun tersedak mendengar pernyataan cinta Toni.
“Eh, Ton. Lo jangan asal bicara deh,” ucap Arin.
“Siapa yang asal bicara sih, Rin. Gue udah dari lama suka sama lo, Rin. Masa’ lo gak ngerasain itu sih?” tanya Toni yang kemudian ditanggapi oleh Arin berupa gelengan kepala sambil melihat ke arah Ryu.
“Haiss, Rin. Udah lah. Sekalian aja sekarang gue ngomong. Rin, lo mau gak jadi pacar gue?” tanya Toni.
Namun belum juga pernyataan Toni ini ditanggapi oleh Arin, Aryo sudah terlebih dahulu berkata, “Gak bisa. Gak boleh.”
“Kenapa?” tanya Toni.
“Karena gue juga suka sama Arin,” sahut Aryo yang membuat Arin terkejut.
Sementara itu, Yuke yang merasa tidak dianggap ini pun tanpa pamit langsung pergi begitu saja.
Sedangkan Ryu yang melihat ini pun langsung diam-diam mengepalkan tangannya dan rupanya ini dilihat oleh Arin.
“Pak,” ucap Arin lirih.
Ryu yang mendengar ucapan Arin dan sadar kalau Arin ternyata tahu kalau dirinya sedang emosi ini pun akhirnya langsung menghela nafas panjang guna meredakan amarahnya.
Dan sesaat setelah itu, Arin yang melihat Aryo dan Toni sedang berdebat ini pun langsung berkata, “Hai kalian berdua. Apa kalian tidak penasaran dengan jawaban dari gue?”
Mendengar ucapan Arin, sontak membuat Aryo dan Toni pun terdiam dan langsung melihat ke arah Arin sambil bersamaan bertanya, “Jawabannya apa?”
Dengan tersenyum, Arin pun menjawab, “Maaf. Aku gak bisa terima siapa pun di antara kalian. Bisakah kita hanya berteman saja?”
Betapa kecewanya mereka berdua saat mendengar jawaban Arin seperti itu. Namun walau begitu, mereka tetap harus menghormati keputusan Arin.
Hingga beberapa saat kemudian, Toni yang penasaran dengan alasannya ini pun bertanya, “Kalau boleh tahu alasannya apa lo menolak?”
Arin pun terdiam sejenak dan kemudian menjawab, “Karena gue sudah terikat dan hanya dia yang mungkin bisa menerima gue apa adanya.”
Ryu yang mendengar ini pun sontak merasa 'deg'.
Dalam hatinya saat itu bergumam, “Andai kamu tahu alasanku yang sebenarnya bisa menerimamu apa adanya, apakah kamu akan memaafkanku dan juga masih mau membuka hatimu untukku dengan tulus!?”
Sedangkan Aryo dan Toni yang mendengar ucapan Arin ini pun kedua-duanya saling menatap satu sama lainnya dan kemudian Aryo pun bertanya, “Maksudnya?”
Sambil masih tersenyum, Arin pun berkata, “Gak. Bukan apa-apa. Pokoknya kita temenan aja ya.”
Dengan pasrah keduanya pun akhirnya mengangguk.
***
Siang harinya, setelah jam kuliah telah usai, Arin pun berniat untuk pulang. Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti oleh seseorang yang berkata, “Kak, tunggu!”
Arin pun langsung menengok ke arah sumber suara dan kemudian dia pun mendapati ada Yuke yang ternyata telah memanggilnya.
“Ada apa, Yuk?” tanya Arin.
“Kak, tolong pulang ke rumah. Mama benar-benar sedang membutuhkan Kakak untuk pulang,” pinta Yuke.
Arin pun terdiam. Dia sama sekali tidak mau menjawab permintaan Yuke. Hingga akhirnya..
“Arin, ayo sekarang kita pulang!” perintah seseorang yang ternyata Ryu.
Dengan segera Arin pun langsung menghampiri Ryu dan Ryu pun dengan tegas berkata, “Dengar, bilang sama Mamamu, mulai dari detik ini, Arin bukan lagi bagian dari keluarga kalian. Ingat itu! Jadi jangan ganggu dia lagi.”
Setelah mengatakan hal itu, Ryu pun langsung menarik tangan Arin.
***
Malam harinya di rumah Ryu...
Semenjak kejadian seharian itu, Ryu pun tiba-tiba saja berubah sikap. Dia yang awalnya selalu perhatian pada Arin, kini tiba-tiba berubah menjadi cuek sehingga membuat Arin menjadi heran dan bingung.
Karena merasa kurang nyaman dengan sikap Ryu, Arin pun bertanya, “Pak, Bapak kenapa? Apakah aku udah buat salah?”
Ryu yang mendapatkan pertanyaan seperti itu pun langsung berkata, “Aku gak apa-apa. Sudah. Kamu cepatlah istirahat.”
Setelah mengatakan hal itu, Ryu langsung pergi begitu saja meninggalkan Arin yang kala itu terus memperhatikan gerak-gerik Ryu.
Hingga keesokan harinya, ada seorang perempuan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam rumah dan berkata, “Hai Ryu. Udah lama kita gak ketemu ya!?”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments