Sepenggal alasan

Yuke yang sedang bersama Toni ini pun kini sedang menunggu Arin keluar di ruang tamu. Hingga beberapa saat kemudian..

“Ehm. Mau cari siapa?”

Merasa ada suara seseorang yang sedang bertanya, Yuke pun langsung melihat ke arah sumber suara dan kemudian menyahut, “Kami mencari Arin. Apa dia ada?”

“Oh. Cari Arin ya!? Mau apa kalian cari Arin?” tanya Ryu.

“Mama kami menyuruhku menyampaikan kalau dia diminta pulang akhir pekan ini,” jelas Yuke.

“Mau ngapain nyuruh dia pulang?” tanya Ryu.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dan juga melihat cara bicara Ryu yang seperti itu, Toni pun mendahului Yuke bicara dengan berkata, “Maaf sebelumnya, tapi kalau boleh tahu Anda ini siapa?”

“Aku Ardian, pemilik rumah di sini,” sahut Ryu.

“Oh ternyata Tuan Ardian. Begini, Tuan. Mama kami ingin Arin pulang karena ada urusan mendesak yang mengharuskan Arin datang,” jelas Yuke.

“Urusan apa?” tanya Ryu.

“U—urusan soal warisan Ayahku, Tuan,” sahut Yuke.

Mendengar jawaban Yuke, seketika 'deg’.

Sudah bisa ditebak apa tujuan sebenarnya Arin di suruh pulang nanti.

“Begini, ya. Tolong kamu sampaikan pada Mamamu kalau Arin gak aku ijinkan pergi. Jika Mamamu masih bersikeras memaksa, dia bisa datang sendiri menemuiku,” ucap Ryu yang membuat Yuke dan Toni saling tatap.

Hingga beberapa saat kemudian, Toni yang merasa penasaran dengan apa yang menjadi alasan Ryu melarang Arin keluar ini pun akhirnya bertanya, “Atas dasar apa Bapak melarang Arin pulang ke rumahnya sendiri?”

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Ryu pun tersenyum sinis.

“Kamu siapa?” tanya Ryu pada Toni.

“Aku temannya, Pak,” sahut Toni.

“Oh temannya ya!? Kalau aku bilang aku ngelarang Arin atas dasar aku ini calon suaminya Arin bagaimana?” tanya Ryu.

'Deg’

“Gak mungkin kan, Pak!? Bukannya Arin ada di sini itu karena di perkerjakan untuk membayar semua hutang Mama,” ucap Yuke yang spontan langsung dilihat oleh Toni.

Mendengar ucapan Yuke, sontak membuat Ryu pun jadi berkata, “Sudah tahu tentang hal itu, kenapa masih maksa dia suruh pulang!? Sudah sana. Bilang saja seperti itu sama Mamamu. Jika dia tidak terima dan masih tetap memaksa, suruh dia datang temui aku langsung.”

Mendapatkan keputusan seperti itu, Yuke pun tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya.

Dengan hati yang kecewa, Yuke pun kemudian pergi.

Di perjalanan pulang, Toni yang tadi sempat mendengar kalau Arin diperkerjakan di sana hanya untuk membayar hutang orang tuanya ini pun kemudian langsung berkata, “Gak nyangka ya, Mamamu tega sama anak sendiri dan sekarang dia minta Arin untuk datang hanya karena warisan. Kalian benar-benar gak punya hati.”

Setelah mengatakan hal tersebut, Toni pun langsung pergi meninggalkan Yuke sehingga membuat Yuke berteriak, “Ton, tunggu sebentar. Biar aku jelaskan dulu.”

Namun sayangnya Toni tidak menghiraukan teriakan Yuke sehingga membuat Yuke bergumam, “Ini semua gara-gara Arin. Lihat saja kamu nanti.”

***

Di rumah Mama Tya...

Yuke yang barusan saja sampai di rumah ini pun langsung di tanya oleh Mama Tya yang bertanya, “Bagaimana, Yuk? Dia bakal pulang kan akhir ini?” tanya Mama Tya.

Yuke pun menggelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Boro ngajak dia pulang. Ketemu aja enggak.”

“Gak ketemu dia!? Lha terus tadi berarti kamu sia-sia donk datang ke sana?” tanya Mama Tya.

“Gak tahu. Soalnya walau aku gak ketemu dia, aku justru ketemunya sama Tuan Ardiannya sendiri,” ucap Yuke.

Mama Tya yang mendengar akan hal itu pun sontak langsung berkata, “Kamu ketemu sama Tuan Ardian?”

Yuke pun mengangguk dan kemudian berkata, “Bukan hanya itu. Jika memang Mama masih memaksa Arin untuk pulang, maka harus Mama sendiri yang harus datang menemui Tuan Ardiannya langsung.”

Mendengar akan hal itu, Mama Tua pun akhirnya berkata, “Ya sudahlah. Kalau begitu biar coba nanti mama yang ke sana.”

“Hem,” sahut singkat Yuke.

***

Malam harinya di rumah Ryu..

Setelah beberapa kali mengalami mual, kini entah mengapa Arin merasakan tubuhnya jauh lebih baik dari sebelumnya sehingga Arin dapat memakan apa yang dirasa ingin sekali dia makan.

Ryu yang tengah berada di ruang keluarga bersama dengan Arin yang sedang memakan camilannya dan juga melihat perubahan ini pun merasa senang dan kemudian bertanya, “Bagaimana keadaanmu sekarang, Rin?”

“Lumayan enak, Pak. Hanya saja dari tadi entah mengapa inginnya makan saja,” sahut Arin.

“Ya bagus itu. Dari pada kamu gak mau makan kaya’ kemarin lagi. Ya gak!?” ucap Ryu.

“Iya sih, Pak. Tapi nanti hutangku jadi tambah banyak donk sama Bapak,” ucap Arin asal celetuk saja.

Mendengar ucapan Arin, Ryu pun untuk sesaat terdiam hingga akhirnya dia berkata, “Rin, ingat, kamu di sini bukan lagi untuk membayar hutang. Ok!? Untuk hutang Mamamu, sebenarnya akan Almarhum Ayahku anggap lunas, asalkan dirimu bersedia menjadi istriku supaya aku bisa melindungimu dari Mama mu itu.”

Mendengar ucapan Ryu seperti itu, sontak Yuri pun menghentikan aktivitas mengunyahnya dan kemudian bertanya, “Maksud Bapak apa?”

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Arin dan juga melihat kalau suasana hati Arin sudah jauh lebih tenang membuat Ryu pun memutuskan untuk mengatakan tujuan sebenarnya dari perjodohan itu.

“Rin, begini. Sebenarnya tujuan Ayahku dan Ayahmu menjodohkan kita itu bisa dibilang karena Mama tirimu yang menjadi alasan utamanya,” ucap Ryu.

Arin yang mendengar ini pun bingung dan kemudian bertanya, “Kok bisa jadi gara-gara Mama Tya penyebabnya?”

Mendengar Arin bertanya seperti itu, seketika Ryu pun menghela nafas panjang dan kemudian berkata, “Kamu atau kita semua tahu kalau Mama tirimu itu sangat suka sekali berhutang. Ya kan!?”

“Iya. Terus?” tanya Arin.

“Nah, Ayahmu sebenarnya juga tahu bagaimana sikap Mama tirimu terhadapmu. Jadi untuk menyelamatkanmu agar tidak ditindas oleh Mama tirimu, Ayahmu sebelum tiada sudah terlebih dahulu meminta bantuan Ayahku,” jelas Ryu.

“Minta bantuan!? Minta bantuan apa?” tanya Arin yang masih belum paham juga dengan maksudnya.

Sementara itu, Ryu yang mendengar Arin lagi-lagi seperti ini pun akhirnya menghela nafas panjang dan kemudian berkata, “Haisss, Rin. Begini, berhubung Mama tirimu senang sekali berhutang, maka Ayahmu meminta Ayahku untuk memberikan pinjaman padanya saat dia sedang memerlukan uang dengan syarat pembayaran yang seperti kamu sendiri udah tahu.”

Setelah mendengar penjelasan Ryu panjang kali lebar ini, akhirnya Arin pun mengerti juga dan kemudian berkata, “Jadi, dengan kata lain, mereka melakukan hal itu tuh sengaja. Hanya agar Mama Tya mengirimku ke sini dan melepaskanku secara tidak dia sadari. Benar begitu bukan?”

“Yup. Itu benar sekali. Jadi sebenarnya Ayahmu itu ada rasa menyesal di saat-saat terakhirnya dan beliau juga ingin sekali bisa melindungimu untuk yang terakhir kalinya,” ucap Ryu.

Mendengar ucapan Ryu seperti itu, dengan lirih Arin pun bergumam, “Oh. Jadi seperti itu rupanya.”

“Rin, sebenarnya bukan hanya hal itu saja yang membuat aku bersikeras memaksamu untuk jadi istriku. Sebenarnya ada hal lain lagi yang menjadi alasan kenapa aku seperti itu,” ucap Ryu.

“Ma—maksudnya?”

Namun di saat yang bersamaan...

“Maaf, Tuan. Ada tamu yang ingin bertemu.”

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!