Ryu yang mendengar penjelasan Dokter tersebut pun seketika terkejut dan kemudian untuk memastikan kalau dia tidak salah dengar, Ryu pun bertanya, “Maksud Dokter janin itu apa berarti istri saya sedang hamil, Dok?”
Dokter itu pun menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Iya, Pak. Dan usia kandungannya sekarang masuk Minggu ke tiga. Bapak harus menjaga istri baik-baik jangan sampai hal seperti ini terulang lagi karena di usia kandungan seperti sekarang ini masih sangat rawan sekali untuk terjadi sesuatu.”
Betapa senangnya hati Ryu saat mendengar kabar tersebut. Dia sama sekali tidak menyangka kalau dia akan memiliki jalan agar bisa bersama Arin.
Ryu pun melihat ke arah Arin yang masih belum sadarkan diri sehingga membuat Ryu pun bertanya, “Lalu Dok, kenapa istri saya masih belum sadar?”
“Oh. Itu karena kondisi istri Bapak sedang lemah. Dia sangat kurang mendapatkan asupan gizi sehingga membuat istri Bapak jadi seperti ini. Tapi Bapak gak perlu cemas, istri Bapak akan segera sadar dan Bapak bisa membawanya pulang. Tapi ingat, Pak. Perhatikan benar-benar kondisi istri Bapak dan juga pola makannya ya,” pesan Dokter tersebut yang kemudian diangguki oleh Ryu.
Dokter itu pun akhirnya memberikan selembar resep yang harus ditebus oleh Ryu.
Beberapa saat kemudian, resep pun sudah selesai di tebus oleh Ryu dan kini dia kembali menunggui Arin.
Hingga beberapa saat kemudian Arin pun mengerjapkan matanya dan kemudian dengan lirih berkata, “I—ini di mana?”
“Rin, kamu udah sadar?” tanya Ryu senang.
Arin pun langsung melihat Ryu dan kemudian berkata, “Ba—bapak!?”
“Gimana keadaanmu sekarang? Apanya yang sakit?” tanya Ryu.
Sambil berusaha duduk dengan di bantu oleh Ryu, Arin pun menjawab, “Aku udah merasa baikan, Pak. Cuma masih agak lemas aja.”
Ryu pun tersenyum dan kemudian bertanya, “Apa kamu lapar?”
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Arin pun mengangguk dan Ryu langsung berkata, “Ya sudah. Ayo kita pergi cari makanan yang sangat ingin sekali kamu makan.”
Arin pun melihat ke arah Ryu dan kemudian berkata, “Gak usah, Pak. Aku lagi gak enak makan.”
“Tapi kamu harus tetap makan. Kasihan janin dalam kandunganmu kalau kamu gak makan,” ucap Ryu
Mendengar ucapan Ryu, Arin pun sangat terkejut dan kemudian berkata, “A—apa Pak? Janin!?”
Ryu pun mengangguk dan kemudian Ryu pun berkata, “Iya, Rin. Kamu akan segera jadi seorang ibu.”
“Gak. Gak mungkin,” ucap spontan Arin sambil menggelengkan kepalanya.
Ryu yang melihat respons Arin seperti ini pun spontan langsung berkata, “Rin, aku minta kamu tenang dulu. Ini di Rumah Sakit. Lebih baik kita pergi dulu dari sini ya. Setelah itu kita bahas lagi soal ini.”
Arin pun terdiam. Dia tidak menjawab iya atau tidak. Namun diamnya Arin merupakan jawaban untuknya.
“Ayo, Rin. Aku bantu kamu jalan,” ucap Ryu yang kemudian membantu Arin dengan cara memapahnya berjalan.
Arin yang diperlukan seperti ini oleh Ryu pun akhirnya hanya bisa mengikuti langkah Ryu.
Dalam perjalanan, Ryu pun selalu mencuri pandang melihat ke arah Arin yang kala itu sedang duduk diam di sebelahnya tanpa mengatakan apa-apa.
Ryu yang melihat Arin seperti itu pun diam-diam menghela nafas panjang. Dia benar-benar bingung harus bagaimana menghadapi Arin.
Hingga dia pun memutuskan untuk membawa Arin ke sebuah area dekat dengan pantai sebelum pulang.
Sesampainya di area dekat pantai, Ryu pun menghentikan mobilnya dan kemudian berkata, “Rin, bicara lha.”
Arin pun diam tidak merespons Ryu sehingga membuat Ryu sambil menengok ke arah Arin ini pun kembali berkata, “Rin, kalau kamu gak mau bicara apa-apa maka baiklah. Aku yang akan bicara. Rin, aku mohon terimalah aku agar aku bisa menjagamu dan juga anak dalam kandunganmu.”
Mendengar ucapan Ryu, Arin pun akhirnya mengeluarkan suaranya dengan bertanya, “Pak, kenapa Bapak masih saja tidak merubah pikiran Bapak? Bapak kan sekarang tahu kalau keadaanku seperti ini.”
“Memangnya kenapa dengan keadaanmu, Rin?” tanya Ryu.
“Ya seperti ini. Aku udah gak suci. Jauh sebelum bertemu Bapak, aku sudah melakukan hal itu dengan orang lain,” ucap Arin yang akhirnya bicara sesuai dengan apa yang dia resahkan.
'Deg'
Seketika Ryu pun terdiam sambil terus menatap lekat perempuan yang ada di sebelahnya. Dia kini akhirnya mengerti dan juga paham kenapa selama ini Arin selalu berusaha menjauhinya.
Sementara itu, Arin yang melihat Ryu terdiam ini pun kemudian kembali berkata, “Benarkan dugaanku. Bapak merasa kalau apa yang Bapak lakukan selama ini sia-siakan!? Dan Bapak tentunya merasa kecewa bukan!?”
Masih sambil melihat ke arah Arin, Ryu pun berkata, “Rin, kamu salah. Aku sama sekali gak peduli kamu bagaimana. Aku menerima apa adanya dirimu dan juga anak dalam kandunganmu. Tapi jika kamu masih merasa tidak pantas untukku, kamu pikirkan anak itu. Apa kamu mau kalau dia lahir tanpa Bapak? Sedangkan kamu sendiri tahu pasti bagi rasanya tidak memiliki orang tua lengkap.”
Arin pun terdiam. Dia memikirkan apa yang sudah dikatakan oleh Ryu barusan. Memang benar apa yang dikatakan oleh Ryu. Sekarang dia sudah memiliki calon anak dan karena itu pula dia sudah tidak bisa berpikir semaunya sendiri.
“Rin!?” ucap Ryu saat melihat Arin terdiam.
“Pak,” ucap Arin.
“Ya!?” sahut Ryu.
“Bapak yakin dengan ucapan Bapak tadi?” tanya Arin.
“Yakin,” sahut Ryu.
“Apa Bapak tidak takut menyesal?” tanya Arin lagi.
Ryu pun menggelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Enggak. Ngapain takut. Aku bisa pastikan kalau aku gak akan pernah menyesal dengan keputusan ini.”
Mendengar ucapan Ryu seperti itu, Arin pun akhirnya berkata, “Baiklah, Pak. Demi anak ini, aku akan coba menerima Bapak. Tapi ada syaratnya, Pak.”
“Apa itu?” tanya Ryu.
“Rahasiakan soal kehamilanku ini dan juga hubungan ini dari para pembantu di rumah Bapak,” pinta Arin.
Mendengar permintaan Arin, Ryu pun terdiam sejenak dan kemudian berkata, “Gak, Rin. Untuk kehamilan, mungkin bisa aku rahasiakan. Tapi untuk pengakuan hubungan ini, aku gak mau merahasiakannya.”
“Kenapa?” tanya spontan Arin.
“Aku gak mau ada orang lain lagi yang akan mengerjaimu dan menyakitimu,” ucap Ryu.
“Gak apa-apa, Pak. Aku hanya tidak ingin menghancurkan nama baik Bapak di depan mereka,” ucap Arin.
“Rin, aku gak peduli nama baik. Aku hanya mengikuti kata hatiku dan jujur dengan perasaanku serta menjalankan amanah dari Almarhum Ayahku. Jadi maaf, aku tetap gak bisa merahasiakannya,” ucap tegas Ryu.
Mendapatkan respons seperti itu dari Ryu, Arin pun akhirnya mengalah dan mengikuti keinginan Ryu.
“Baiklah, Pak. Maaf jika untuk ke depannya aku bakalan ngerepotin Bapak,” ucap Arin.
“Gak masalah, Rin. Berhubung sekarang kamu sudah menyetujuinya, sesegera mungkin kita persiapkan pernikahan kita,” ucap Ryu.
“Terserah bagaimana baiknya Bapak aja,” sahut Arin pasrah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Akhirnyaaa..gitu lho Rin..aahh lama amat kamu harus nunggu sampai hamil segala.
2023-01-29
0