“Ternyata kamu di sini.”
Arin pun langsung menengadahkan kepalanya dan tercengang mendapati Ryu ada di hadapannya.
“Ngapain Bapak ke sini?” tanya Arin ketus.
Ryu pun duduk terlebih dahulu di sebelah Arin dan kemudian berkata, “Rin, kita ngobrol baik-baik ya.”
“Gak ada yang perlu diobrolkan,” ucap ketus Arin.
Melihat dari cara Arin menanggapinya, membuat Ryu sadar kalau perempuan yang kini tengah duduk di sampingnya sedang mengalami suasana hati yang tidak enak.
Dengan menghela nafas panjang, Ryu pun kemudian bertanya, “Rin, sebenarnya apa alasan kamu bersikap seperti ini saat ini?”
Untuk sejenak Arin pun terdiam hingga akhirnya dia menjawab, “Kenapa Bapak masih menanyakan hal ini!? Bukannya Bapak sudah tahu sebabnya!?”
Ryu pun menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku gak tahu, Rin. Aku hanya tahu kalau kamu merasa kehidupanmu selalu diatur dan kamu gak suka itu. Tapi alasan lebih rincinya kamu gak suka itu kenapa, aku gak tahu.”
“Gak suka ya gak suka, Pak. Apa harus ada alasan untuk kita tidak suka?” tanya Arin.
“Harus, Rin. Harus ada alasan. Supaya orang di sekitar kamu tahu penyebabnya dan jadi tidak salah paham sama kamu,” ucap Ryu.
Arin pun terdiam. Dapat dengan jelas di mata Ryu bahwa perempuan di sampingnya ini sedang menyimpan sebuah rahasia.
“Arin!?” ucap Ryu.
“Pak, awalnya hidupku semuanya baik-baik saja. Kenangan bahagiaku yang dapat aku rasakan terakhir kali yaitu saat aku berusia 3 tahun. Saat itu, Ayah dan Bunda mengajakku bermain dengan bebas di taman bermain. Mereka menuruti semua keinginanku. Tapi setelah itu,...”
Arin pun menghentikan ucapannya sehingga membuat Ryu bertanya, “Tapi setelah itu kenapa, Rin?”
“Setelah itu datang seorang wanita bersama anaknya dalam kehidupan kami dan semenjak itu, sikap Ayah berubah. Karena wanita itu juga, Ayah berpisah dengan Bunda dan menikah dengan wanita itu. Semenjak itu, kehidupanku berubah. Aku selalu di atur. Gak boleh ini dan gak boleh itu. Harus begini dan harus begitu. Hingga aku merasa kalau kehidupanku ini bukan milikku lagi tapi milik Mama tiriku,” ucap Arin.
Ryu yang setelah mendengar cerita Arin ini pun sedikit banyak bisa mengerti penyebab Arin bersikap memberontak seperti itu. Tapi untuk pengaturan yang ini, Ryu juga mengerti kenapa Ayahnya mengatur soal perjodohan untuk Arin yang seperti ini.
Pada dasarnya Ayahnya Arin menyesal dan ingin segera mengamankan Arin dari jeratan Ibu tirinya. Tapi sayangnya Arin sudah terburu mengambil kesimpulan untuk menentang perjodohan ini.
“Rin, baiklah jika kamu tidak mau di atur seperti itu, tapi tolong dengarkan dulu apa yang akan aku katakan,...” ucap Ryu yang kemudian menghela nafas sejenak dan kembali berkata, “Rin, aku ingin kamu beri aku kesempatan untuk menjagamu dan mencintaimu. Cobalah buka hatimu untukku, Rin.”
Arin yang mendengar hal itu pun spontan langsung menengok ke arah Ryu dan kemudian bertanya, “Bapak ini kenapa sangat memaksa sekali sih!? Apa karena keluargaku punya hutang sama keluarga Bapak jadinya Bapak merasa punya kuasa atas diriku?”
Ryu pun menggelengkan kepalanya. Dalam hatinya bergumam, “Andai kamu tahu siapa orang yang ada di saat dua malam itu. Kita sudah melakukannya dua kali dan kini aku benar-benar sulit melepaskanmu. Aku ingin sekali bertanggung jawab atasmu.”
Melihat Ryu hanya menggelengkan kepalanya, Arin pun bertanya, “Kenapa Bapak hanya menggelengkan kepala?"
Dengan kembali menghela nafas panjang, Ryu pun berkata, “Karena aku sudah benar-benar tulus menyukaimu dan menyayangimu. Bukan karena amanah atau pun keluargamu punya hutang pada keluargaku. Lagi pula, bukannya Almarhum Ayahku tidak memedulikan soal hutang itu!?”
Arin pun terdiam mendengar ucapan Ryu. Dia merasa masih saja ada rasa yang membuat dia tidak seharusnya menerima perasaan Ryu.
“Pak, aku gak bisa. Maaf,...” ucap Arin yang kemudian berdiri dan kemudian melanjutkan ucapannya dengan berkata, “untuk masalah hutang, Bapak jangan khawatir. Aku tidak akan kabur. Aku akan tetap bekerja di tempat Bapak.”
Setelah mengatakan hal itu, Arin pun beranjak pergi meninggalkan Ryu.
Ryu pun terlihat tampak frustasi. Dia tidak menyangka kalau perempuan yang dia cintai itu akan selalu saja menolaknya.
***
Malam harinya, Ryu yang sedang mengalami frustasi ini pun akhirnya datang ke sebuah klub malam.
Karena merasa sendirian, Ryu pun menelepon salah seorang sahabatnya.
Sambil menunggu sahabatnya datang, Ryu pun memesan segelas minuman alkohol dan setelah setengah jam kemudian...
“Hai, Yu. Lo tumben minum seperti ini. Ada apa, Yu?” tanya Sion, sahabatnya.
“Gue lagi sedih, Yon. Gue di tolak sama perempuan yang sama berulang kali,” sahut Ryu sambil meminum minumannya hingga habis.
Karena merasa minumannya sudah habis, Ryu pun memesan minuman kembali dengan minuman yang sama.
Sion yang mendengar jawaban Ryu sekaligus melihat sikap Ryu seperti ini pun tertawa dan kemudian berkata, “Jadi lo begini hanya karena lo ditolak sama perempuan yang sama!? Kenapa lo mesti maksain banget sih, Yu!? Kalau dia gak mau, ya udah. Cari perempuan lain lha. Kaya’ lo gak laku aja.”
“Bukan gitu, Yo. Ini tuh masalah hati dan juga tanggung jawab. Gue sama sekali gak bisa ngelepasin dia,” ucap Ryu sambil meminum kembali minuman miliknya.
Sion yang mendengar ucapan Ryu seperti ini pun menepuk jidatnya. Dia tidak menyangka kalau sahabatnya ini akan mengalami keadaan seperti ini. Secara dari yang dia tahu kalau sahabatnya ini selama ini selalu dikejar dan bukan yang mengejar.
Namun beberapa saat kemudian, Sion tiba-tiba saja teringat ucapan Ryu soal tanggung jawab. Dia sangat penasaran dengan maksud kata-kata tanggung jawab ini.
Untuk mencari tahu maksud perkataan Ryu tersebut, Sion pun bertanya, “Yu, tadi lo bilang tanggung jawab kan!? Nah, kalau boleh tahu, maksudnya tanggung jawab itu apa Yu?”
Ryu lagi dan lagi meminum minumannya tersebut dan setelah itu menjawab, “Aku dan dia sudah melakukan hal itu sebanyak dua kali.”
“Apa!?” teriak spontan Sion.
Ryu tidak menanggapi respon Sion ini. Dia justru asyik meminum kembali minumannya. Bahkan ketika minumannya habis, dia pun lagi-lagi memesan kembali minuman tersebut.
Hingga tak terasa waktu hampir saja tengah malam dan Ryu pun diantarkan pulang oleh Sion dengan membawa mobil milik Sion. Sedangkan mobil Ryu, Sion menyuruh orang klub malam untuk memulangkannya esok pagi.
Setelah sampai di rumah, Ryu pun langsung turun begitu saja sambil berkata, “Jangan ikuti aku.”
Sion yang melihat ini pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan kemudian pergi.
Sementara itu, Ryu yang sudah sampai di dalam rumah ini pun tanpa sadar melangkahkan kakinya menuju kamar Arin.
Tanpa peduli bagaimana nanti respons Arin terhadapnya, Ryu pun langsung masuk begitu saja ke dalam kamar Arin dan kemudian langsung memeluk tubuh Arin sehingga membuat Arin yang kala itu sedang tertidur pulas menjadi kaget dan kemudian berkata, “Ba—bapak!?”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Dalam pikiran Arin dia tidak pantas karena merasa bukan wanita yg baik buat Ryu tapi dia tidak tau kalau ternyata Ryu juga pria yg membuatnya menjadi hanya layak untuk Ryu
2023-01-29
0