Melawan Restu
"Ini tak mungkin... ini tak mungkin...," Kia terus saja menolak atas apa yang dilihatnya. Sebuah dua garis merah terpampang sangat jelas di tangannya. Air mata mengalir begitu saja, jantung berdebar semakin kencang, membuat bulir-bulir keringat di dahinya menetes lebih banyak dari normalnya. Pikiran Kia buntu tak tahu lagi harus gimana. Diusianya yang masih belia dirinya harus menjalani kehidupan yang sangat pelik nantinya.
Masih berdiri mematung sambil menatap alat testpack di tangannya, Kia merasa ketakutan.
"Juan... apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumamnya masih dengan tatapan tak percaya.
Zaskia Zanetta Rahardi seorang gadis yang baru memasuki usia 17+ , putri dari salah seorang pengusaha komoditi ekspor impor harus mengalami hal yang sangat memalukan. Di usianya yang masih menginjak kelas XII di Sekolah menengah keatas hamil akibat pergaulan bebasnya.
Zaskia sebenarnya salah satu siswa berprestasi di Sekolahnya. Cantik, supel, smart, pendiam dan suka membantu merupakan sifat dia, sehingga banyak teman-teman yang suka dengannya. Hanya saja dari kebaikannya itu, Kia sering dijadikan kesempatan teman-temannya untuk hal yang jahat.
Awalnya, Zaskia yang diam-diam memiliki kekasih teman sekelasnya sendiri berkhianat padanya. Pagi yang seharusnya menjadi moment terindah di hari ultahnya, Zaskia atau yang akrab dipanggil Kia harus mendengar kata putus dari sang kekasih. Kia yang tak merasa dirinya melakukan kesalahan bertanya alasan kepada Reyhan.
"Apa alasannya Rey?" tanya Kia.
"Aku hanya merasa tak pantas saja berada disampingmu Kia... kau anak orang kaya, sedang aku hanya anak dari seorang pedagang kecil." Jawab Rey kala itu.
Kia yang akhirnya bisa menerima alasan Reyhan saat itu, harus dipatahkan oleh Reyhan sendiri yang ternyata dia berhubungan dengan teman satu kelasnya sendiri.
Reyhan dan Meina ternyata sudah jadian setelah Reyhan meminta putus darinya. Hati Kia hancur seketika. Hubungan pacaran yang sudah dibangun selama 1 tahun harus berakhir karena adanya orang ketiga. Apalagi Meina adalah teman satu bangkunya selama 3 tahun.
Melihat kenyataan itu, Kia mulai berubah. Dia lebih sering membolos sekolah dan bergabung dengan kelompok kelas lain yang notabene anak-anak nakal. Nakal disini masih kategori standar hanya bolos sekolah.
"Kia... apa kau tak takut dimarahi bu guru?" tanya Franda.
"Aku malah lebih takut jika papaku yang memarahiku Franda." Jawab Kia.
"Apa papamu segalak pak Bekti?" tanya Franda kembali mengingat guru BK di Sekolahnya.
"Lebih parah dari itu." Jawab Kia serius.
"Lebih baik kau segera pulang Kia. Aku tak mau berurusan dengan papamu...," usir Franda tak serius sambil tertawa.
"Ih... dasar kau ini...," sahut Kia tertawa juga. Begitulah persahabatan Kia dan Franda. Kia benar-benar baru menemukan sahabat sejatinya. Franda yang selama ini Kia anggap cuek, rupanya dia sangat perhatian padanya. Sedikit menyesal, saat Kia lebih mempercayai Meina ketimbang Franda.
Kia pulang kerumah seperti biasa sama disaat jam-jam sekolah. Melihat kedua orang tuanya sedang menonton tv, Kia langsung menghampiri keduanya.
"Papa... mama...," sapa Kia.
"Tumben papa sudah dirumah...,"
"Papa dan mama akan ketempat tante Zelin. O'ya Ki... tante Zelin berpesan agar kau menjadi bridesmaid di pernikahan kak Eva besok minggu." ucap mama.
"Kak Eva menikah besok minggu?" tanya Kia memastikan. Mama langsung mengangguk membenarkan pertanyaan Kia.
"Baiklah ma... dengan senang hati...," ucap Zaskia.
"Cepat ganti bajumu terus makan siang... adikmu sudah menunggumu sejak tadi," ucap mama memberitahu.
"Siap komandan." sahut Kia dengan tegas layaknya seperti seorang prajurit.
Zaskia memasuki kamarnya segera berganti baju kemudian menghampiri kedua adiknya. Sebagai kakak pertama, Zaskia memang kerap menjadi panutan kedua adiknya.
"Nana, Nino... ayo kita makan...," ajak Kia.
"Kakak...," teriak keduanya bersamaan.
Ketiganya makan siang bersama, seperti hal-hal sebelumnya. Nana dan Nino pasti kerap sekali berebut lauk. Nino yang bersifat jahil suka sekali membuat Nana menangis. Nino sendiri sudah kelas 1 Sekolah menengah pertama, sedangkan Nana baru menginjak kelas 2 Sekolah Dasar. Meski begitu, keduanya saling menyayangi dan mengasihi.
"Kak Kia... tadi aku bertemu kak Rey di kedai boba ujung Sekolahku. Kak Rey juga membayarkan pesananku, padahal aku sudah menolaknya tetapi kak Rey terus saja memaksa." ucap Nino.
Mendengar nama Reyhan disebut, nafsu makan Kia hilang. Dia teringat dengan ucapan manis Reyhan untuknya.
"Nino... kita tak usah membahasnya lagi ya, selera makan kakak langsung hilang." sahut Kia
"Kakak berantem sama kak Rey?" tanya Nino.
Kia hanya memanyunkan bibirnya dengan malas.
"Ya sudah kak maaf, semoga kakak mendapatkan pengganti yang terbaik." Do'a tulus dari sang adik. Kia tersenyum kemudian meraih tangan Nino.
Malam harinya keadaan rumah sangat tenang meski ditinggal oleh mama dan papa. Seperti biasa Kia akan berperan sebagai guru untuk kedua adiknya.
"Kak Kia... Nana gak bisa mengerjakan perkalian ini...," keluh Nana.
"Kalau Nana kesusahan, Nana bisa menghafalkannya terlebih dulu." saran Kia.
"Baiklah kak... Nana hafalin dulu perkaliannya." sahut Nana
"Nino... apa kau tak belajar?" tanya Kia melihat Nino masih bersantai bermain handphone.
"Ga ada PR kak... lagian Nino besok persiapan tournamen basket." jawab Nino. Nino ini memang ahli dibidang olahraga. Wajah tampan serta tinggi diatas normal anak seusianya, membuat Nino banyak dilirik para pelatih olahraga salah satunya basket.
"Terserah kau lah Nino... kakak mau menemani Nana belajar dulu." sahut Kia.
Selesai belajar, Kia menemani Nana untuk tidur kemudian dia segera masuk ke kamarnya untuk istirahat juga. Besok pagi dia berencana masuk Sekolah, Franda sudah memberi kabar padanya jika besok di Sekolahnya akan mengadakan ulangan harian Matematika.
Drrrrttt... drrrttt...
Ponsel Kia yang berada disampingnya bergetar. Setelah dilihat rupanya ada notif pesan yang masuk.
'Kia... aku ingin menjelaskan semuanya besok mengenai hubunganku dengan Reyhan' isi pesan tersebut.
Kia hanya tersenyum smirk lalu menon-aktifkan ponselnya.
"Dasar pengkhianat!" ucap Kia.
Keesokan pagi seperti biasa, Kia meminta papanya untuk berangkat ke Sekolah tanpa diantar siapapun. Kia lebih memilih untuk berangkat ke Sekolah sendiri.
"Pa... ma... Kia berangkat dulu..." pamit Kia.
"Kia... jangan lupa sabtu kita harus sudah di rumah tante Zelin. Nanti biar pak Adnan yang menjemputmu di Sekolah." ucap mama.
"Tak usah dijemput ma... nanti Kia bareng temen Kia aja kebetulan rumahnya dekat dengan rumah tante Zelin." sahut Kia.
"Okey kalau begitu pak Adnan biar langsung mengantarkan Nana kesana." ucap mama lagi.
"Nino bagaimana denganmu?" tanya mama gantian.
"Nino naik motor aja ma...," jawab Nino.
"Nino... ingat, hati-hati dalam berkendara. Papa tak mau berurusan dengan pihak berwajib gara-gara kecerobohanmu" sahut papa gantian.
Begitulah papa selalu protect kepada anak-anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
gyu_rin
Bagus ceritanya 👍
2023-03-07
2
Jingga
karya barunya keren tor,,
2023-01-21
0