Kia berbaring sesuai instruksi Cecilia. Dengan ragu dia membuka jaketnya. Cecilia segera melaksanakan tugasnya.
Terpampang dilayar monitor atau yang sering dikenal dengan USG sebuah lingkaran sebesar biji kacang polong. Cecilia menghentikan tangannya disana kemudian memperbesar lingkaran tersebut.
"Lihatlah, ini calon bayi kalian sangat menggemaskan bukan meski baru sebesar biji kacang polong," ucap Cecilia menerangkan.
Bagaimana dengan reaksi Kia, dia meneteskan air mata. Tak disangka didalam rahimnya terdapat kehidupan baru, antara bingung, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu.
"Kau menangis cantik?" tanya Cecilia membuat Kia langsung menyeka air matanya. Juan langsung menoleh kearah Kia lalu menggenggam jemarinya.
"Wajar kok, setiap wanita yang tau jika dirinya hamil pasti akan menangis. Itu karena mereka sangat bahagia karena Tuhan sudah mempercayakan amanat untuknya." Ucap Cecilia sambil membersihkan perut Kia.
Cecilia kembali duduk di kursinya dan memberikan resep vitamin untuk Kia.
"Kau tak perlu khawatir, semuanya terlihat sangat baik. Tumbuh kembangnya sesuai dengan usianya. Aku akan memberikan vitamin untuk istrimu Juan supaya semakin sehat untuk ibu dan bayinya." Ucap Cecilia kembali.
"Berapa usia kandunganku?" tanya Kia pada akhirnya.
"Sudah memasuki usia 6 minggu. Apa kau mengalami mual?" tanya Cecilia.
Kia mengangguk, "setiap bangun tidur atau mencium bau yang menyengat," ucap Kia.
"Wajar untuk ibu hamil di trimester pertama kebanyakan akan mengalami mual muntah. Nanti aku resep kan juga obat mengurangi mual muntah." Sahut Cecilia.
"Juan... tugas suami kepada istri yang sedang hamil kau harus terus support dia, jangan membuatnya terbebani permasalahan sekecil apapun karena itu bisa mempengaruhi tumbuh kembang janinnya." Pesan Cecilia.
Juan terdiam, dia hanya melirik kearah Cecilia seperdetik kemudian kembali menatap Kia yang sepertinya bersedih.
Setelah semuanya jelas, Juan dan Kia memutuskan untuk berpamitan.
"Terimakasih Cecilia...," pamit Juan.
"Kau harus menceritakan semuanya padaku tentang ini Juan," bisik Cecilia sebelum Juan masuk kedalam mobilnya.
"Kau tak akan menyangka jika mendengar ceritaku Cecilia...," sahut Juan tangannya sambil meremas bo*kong Cecilia.
"Aw... kau selalu saja na*kal Juan...," Cecilia menepiskan tangan Juan dari bo*kongnya takut Kia melihatnya.
Juan segera masuk kedalam mobilnya, dan tak lupa dia mengedipkan satu matanya kearah Cecilia. Perbuatan Juan ini tak sengaja tertangkap oleh Lula yang tak sengaja menoleh kearah Juan.
'Oh my god! apa yang barusan aku lihat tak patut untuk ku beritahu Kia,' batin Lula kesal sekaligus marah. Bisa-bisanya Juan genit kepada Cecilia saat Kia masih didekatnya.
'Dasar keterlaluan, aku akan mengadukan ini kepada Dion.'
Sepanjang perjalanan tak ada obrolan yang dikeluarkan ketiganya. Mereka semua sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Apalagi Kia, setelah melihat hasil USGnya beberapa menit yang lalu Kia menjadi sangat bersalah sudah melakukan hal yang diluar kendalinya. Kia tak tahu lagi harus bagaimana, jika masa depannya hancur karena perbuatannya itu sudah menjadi sebuah resiko. Kini dia berpikir bagaimana cara menghadapi keluarganya jika mereka tahu tentang kondisinya yang sedang hamil.
"Terimakasih kak Juan sudah diantarkan sampai rumah," ucap Lula.
"Sama-sama Lula, terimakasih juga atas waktunya hari ini menemani Kia." Sahut Juan.
Lula membuka pintu mobil Juan bersamaan dengan Kia juga membukanya.
"Ki... kau mau kemana?" tanya Lula dan Juan bersamaan.
"Maaf Juan, aku turun disini aja. Ada banyak tugas yang harus aku selesaikan bersama Lula. Benar kan Lula...," jawab Kia sembari memberi kode Lula.
"I-iya kak Juan,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
erika widahardini
lhaaaa ..d episode "kmarahan papa katanya sdh 4 bln "..d peiksakanx 6mgg yg mn yg benar thoorr
2023-04-04
0