'Kau tak lebih layaknya seorang ba*jingan!'
Juan menjambak rambutnya berkali-kali. Kenapa dengan Kia dia menjadi seperti ini, berbeda dengan wanita lain yang sudah Juan rusak kehormatannya. Ucapan Kia terus saja terngiang di telinganya. Semalaman Juan tak tidur karena terus mengingat ucapan Kia.
"Kenapa aku tak bisa melupakan Kia begitu saja, aarrrggghhh...!" teriak Juan sangat kesal.
"Aku tak bisa membiarkan Kia pergi begitu saja. Aku harus meyakinkan dirinya kalau aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku." Ucap Juan.
Juan beranjak dari duduknya, pandangannya tiba-tiba terfokus pada semua cermin didepannya. Juan mendekati cermin di kamarnya, melihat wajahnya sendiri tak karuan Juan harus menyadari jika dirinya sudah jatuh hati kepada Kia.
"Kau termakan ucapanmu sendiri Juan...," ucap Juan sambil menertawakan dirinya sendiri didepan cermin.
"Kau sudah mematahkan prinsipmu tak akan pernah jatuh hati kepada wanitamu. Apalagi ini hanya seorang anak SMA... kau sudah gagal Juan dan akhirnya kau harus merasakan apa itu cinta." Imbuhnya lagi.
Pagi ini Juan sengaja mencegat Kia. Dia sengaja datang pagi-pagi sekali. Dari seberang terlihat Kia sedang turun dari mobilnya. Juan dengan cepat menyebrangi jalanan dan menarik pergelangan tangan Kia setelah mobil yang mengantarnya pergi.
"Lepas!" bentak Kia mencoba berontak. Sayangnya tenaganya tak mampu mengalahkan tenaga Juan.
Juan mengambil sebuah sapu tangan yang sudah dia kasih obat tidur sebelumnya untuk mengantisipasi jika Kia berteriak. Benar saja dugaannya, Kia berteriak dan Juan segera menutup hidungnya dengan sapu tangan tersebut.
"Maaf Kia, aku harus melakukan ini demi kebaikan kita." Ucap Juan langsung membawa Kia masuk kedalam mobilnya. Juan lalu membawa Kia ke apartemen sebenarnya yang dia tempati. Seumur-umur, Juan baru pertama kali membawa seorang wanita ke apartemennya. Juan langsung menidurkan Kia keatas ranjangnya.
"Maafkan aku Kia, aku tak bisa menahan ini semua. Aku sangat mencintaimu." Ucap Juan kemudian melepaskan T-shirtnya, lalu menindih tubuh Kia yang masih belum sadarkan diri. Juan mencium kedua pipi Kia bergantian lalu turun ke area leher. Sambil tangannya membuka kancing baju Kia satu persatu, Juan berhasil melucuti pakaian Kia. Menyadari ada sesuatu yang aneh, Kia mengerjap-ngerjapkan matanya mengumpulkan nyawanya. Mata Kia terbelalak saat Juan sudah berada diatas tubuhnya dan menikmati seluruh bagian-bagian sensitif miliknya. Kia mendorong tubuh Juan, tapi sepertinya tenaga serta ha*srat Juan jauh lebih besar.
"Juan... apa yang kau lakukan...!" protes Kia terus mendorong tubuh Juan yang bermain di area pegunungannya.
"Juan... jangan lakukan itu, aku mohon Juan...," air mata Kia menetes saat Juan tak mendengarkannya. Juan terus menuruti hawa naf*sunya tak terkendali.
"Juan... tidak Juan... jangan Juan... aaah...," sebuah sesuatu berhasil masuk kedalam area paling sensitifnya.
"Aku sangat mencintaimu Kia... aaahh...," ucap Juan menggerakkan pinggulnya dengan teratur sambil menyambar bi*bir ranum Kia.
Kia yang awalnya berontak dan menolak akhirnya mengikuti kenik*matan yang Juan kasih. Suara erangan keduanya memenuhi apartemen Juan. Tak bisa dielak jika Kia memang sudah jatuh cinta kepada Juan. Sebenarnya dia juga enggan harus berpisah dengan Juan apalagi saat ini Kia sedang mengandung anak Juan. Juan terus memompa gerakan naik turun untuk menciptakan rasa nik*mat yang lain daripada yang lain. Begitupun dengan Kia, dia mengikuti kenik*matan itu sehingga melupakan rasa marah dan bencinya kepada Juan.
"Kia, aku sayang kepadamu... aaah...,"
"Aku juga sayang kepadamu Juan... aaah...,"
Keduanya keluar bersamaan. Juan langsung memeluk tubuh Kia dan menciumi seluruh wajahnya. Kemudian Juan tertidur disamping Kia begitupun dengan Kia sendiri. Mereka tertidur tanpa sehelai benang satupun.
**
"Kau tahu dimana Kia?" tanya Lula.
"Ga tau, kan biasanya ceritanya denganmu," jawab Dion.
"Kemana nih anak... mau telfon kerumahnya takut keluarganya tahu kalau Kia bolos lagi... apa jangan-jangan Kia sedang bersama kak Juan...," sahut Lula.
"Ga mungkin, bukannya Kia sudah benci dengan kak Juan atau Ju--an atau siapalah aku ga kenal," ucap Dion.
"Ih... dasar pura-pura lupa atau sengaja lupa...," sindir Lula.
"Sepertinya sengaja." Sahut Dion.
"Dion....,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments