Dion terbangun, dia tersenyum melihat Kia tertidur disampingnya. Dion lalu menaikkan selimut Kia yang tersingkap. Entah mengapa perasannya sangat bahagia, pergulatan yang beberapa jam terjadi diantaranya membuat Juan begitu yakin akan cintanya kepada Kia. Dion mengelus perut Kia yang masih rata, bukan merasa aneh tetapi dia begitu bahagia.
"Hai nak... maafkan papa kalau terlalu kencang bermainnya. Baik-baik di rahim mama ya nak...," ucap Juan bercakap dengan janin yang berada di perut Kia.
Merasa ada yang mengganggu, Kia ikut terbangun. Sayangnya Kia langsung merasakan mual dan segera beranjak dari tidurnya sambil melilitkan selimut ditubuhnya yang masih polos.
"Ki... mau kemana?" tanya Juan segera mengambil celana pendeknya dan berlari mengikuti Kia menuju kamar mandi.
Hoek... Hoek...!
Rupanya Kia sedang muntah. Melihat Kia muntah, Juan seperti memiliki rasa iba terhadapnya. Juan memijit tengkuk leher Kia pelan-pelan. Setelah selesai mengeluarkan isi perutnya, Juan menggandeng Kia untuk kembali ke kasurnya. Juan membantu Kia untuk mengenakan pakaiannya kembali. Lalu Juan segera membuatkan cokelat hangat supaya Kia kembali segar.
"Aku bikinkan lagi?" tawar Juan.
"Tak perlu, antar aku pulang sekarang." Tolak Kia, dia lebih memilih pulang ketimbang tawaran Juan.
Juan berjongkok didepannya, Juan meraih jemari Kia dan menggenggamnya.
"Beri aku kesempatan sekali lagi untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu Kia...," pinta Juan.
Kia tak tahu lagi harus menjawab apa, yang ada saat ini air matanya mengalir begitu saja. Kia merasa jika Juan sudah melecehkannya lagi. Meski dia juga ikut menikmatinya, memang tak bisa dipungkiri Juan sangat pintar menyentuh area-area sensitifnya sehingga Kia melupakan permasalahan yang sebenarnya.
"Please Kia... satu kali saja, karena aku menyadari tak bisa kehilanganmu." Imbuh Juan.
"Juan aku tak mau membahasnya, aku hanya mau pulang. Karena hari ini papaku kembali dari luar kota. Aku tak mau dia mencariku," ucap Kia.
Juan tak bisa menolak permintaan Kia saat mendengar nama papanya. Orang yang sudah menghalangi hubungannya. Tapi Juan puas karena saat ini Kia sedang mengandung bibitnya. Hal itu bisa dia gunakan sebagai senjata untuk melawan papanya yang sudah menghancurkan bisnis papanya.
"Baiklah jika itu yang kau mau," Juan beranjak dari jongkoknya dan mengambil bajunya yang berserakan.
Kia segera mengambil tasnya dan merapikan baju serta rambutnya didepan cermin kamar Juan. Melihat Kia merapikan pakaiannya, Juan menginginkannya lagi. Juan memeluk Kia dari belakang dan mencium tengkuk lehernya.
"Juan... jangan lakukan itu lagi, aku mau pulang...," tolak Kia namun tak digubris oleh Juan. Juan yang masih dikendalikan oleh naf*sunya malah membuka kembali pakaian yang sudah dirapikan Kia.
Pergulatan itu kembali terjadi dengan waktu yang singkat tak lama seperti sebelumnya. Meski harus dilakukan secara berdiri mereka berdua akhirnya berhasil menuju puncak klimaksnya.
Kia kembali merapikan pakaiannya dan segera mengajak Juan untuk keluar dari apartementnya.
"Terimakasih Kia sudah nenerimaku kembali," ucap Juan kembali melu*mat bi*bir Kia di dalam mobilnya.
Kia hanya bisa menundukkan kepala menyesali perbuatannya yang tak bisa menahan hawa naf*sunya.
Dion dan Lula sengaja menunggu Kia di pojokan sekolah, mereka memang curiga dengan jika Kia pergi bersama Juan. Benar saja, Dion dan Lula melihat Kia turun dari mobil Juan.
"Apa-apaan ini Lula? kenapa Kia membohongi kita...," Ucap Dion dengan nada emosi.
"Dion... tahan emosimu, kita dengarkan dulu cerita Kia kenapa dia bisa bersama si breng*sek Juan." Sahut Lula menenangkan Dion.
Mobil Juan sudah berlalu, Dion dan Lula segera mendekati Kia.
"Ki, darimana saja kau?" tanya Dion membuat Kia terkejut.
"A-a-aku---"
"Kenapa kau membohongi kita Ki?" sahut Dion sengaja memotong ucapan Kia.
"Ma-maaf Dion, Lula. Aku tak sadar saat Juan membawaku," ucap Kia dengan mata berkaca-kaca.
Melihat Kia akan menangis, Lula lalu memeluk sahabatnya dan memberi kode Dion akan mengerti.
**
"Franda maafkan aku atas kejadian kemarin...," ucap Juan.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Kia?" tanya Franda.
"Sejak kapan kau mengenal Kia?" balik tanya Juan.
"Jawab dulu pertanyaanku, apa hubunganmu dengan Kia?"
"Aku dan Kia saling bersahabat."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Jingga
Ini cerita menggambarkan pergaulan anak muda jaman sekarang,, otornya cerdas bisa menggambarkan dengan runtut dan jelas mengenai pergaulan bebas,, salut sama otornya banyak pelajaran yang bisa dipetik didalamnya 👏👍
2023-01-25
1