Kia masih merasa tak enak kepada Juan. Perut yang terasa lapar beberapa menit yang lalu berubah dengan cepat menjadi kenyang. Kia terlihat canggung berada di samping Juan.
"Kenapa ga dimakan?" tanya Juan dengan tersenyum.
"Eh... ini di makan kok kak...," jawab Kia malu-malu.
"Kirain udah kenyang," ucap Juan sambil tertawa.
'Aduh... kenapa aku jadi salting gini ya...,' batin Kia.
Kia kemudian menyendok makanannya masih dengan menundukkan kepalanya sembari mencuri lirik ke Juan yang ada disampingnya.
"Siapa namamu?" tanya Juan.
"Zaskia kak," jawab Kia.
"Nama yang cantik seperti orangnya," puji Juan langsung membuat wajah Kia kemerah-merahan.
"Jika diijinkan aku mau main ke rumahmu." Ucap Juan to the point.
"Eh... gimana ya kak... bukannya ga boleh, tapi papaku galak," sahut Kia.
Benar saja, papa Kia pas kebetulan mencari Kia. Beliau melihat Kia sedang berbincang dengan Juan.
"Kia, kita pulang sekarang." Ucap papa dengan dingin.
Juan langsung mengerti karakter papanya Kia. Juan tersenyum kearah papanya Kia, namun tak direspon oleh beliau.
"Iya pa... bentar, Kia belum selesai makan." Tolak Kia halus. Memang benar Kia belum selesai makan, piringnya masih penuh dengan nasi dan lauk.
"Segera habiskan lalu kita pulang. Besok kau harus berangkat Sekolah pagi-pagi, papa tak kau kau terlambat." Ucap papanya Kia kemudian meninggalkan Kia.
Kia segera menghabiskan makannya, dia tau tak mudah meluluhkan hati papanya. Kia harus menuruti perintah papanya, Kia sendiri merasa seperti boneka yang harus mengikuti aturan papanya. Sebenarnya Kia pernah berontak, namun yang terjadi bukannya semakin baik papanya malah melakukan pukulan fisik. Tujuannya sebagai efek jera, tapi yang ada malah rasa takut.
"Itu papamu?" tanya Juan mencairkan suasana. Juan tau jika saat ini Kia sedang ketakutan.
Kia hanya menganggukkan kepalanya. Efek papanya tadi selera makan Kia langsung saja hilang. Kia masih menyisakan makannya lalu berpamitan dengan Juan.
"Kak... aku duluan ya...," pamit Kia.
Juan tersenyum mempersilahkan Kia. Kia melewati Juan begitu saja.
'Anak itu membuatku penasaran,' batin Juan sambil tersenyum menyeringai.
"Juan... rupanya kau disini," sapa Eva.
"Pengantin baru ngapain masih cari-cari aku, ga bisa move on ya...," ledek Juan.
"Apaan sih Juan, kalau kedengeran suamiku bisa salah paham nanti...," sahut Eva.
"Aku bercanda Eva...," ucap Juan.
"Eva aku boleh tanya sesuatu?" tanya Juan.
"Mau tanya apa?" balik tanya Eva.
"Gadis itu...," Juan melirik kearah Kia yang bersama papa serta kedua adiknya.
"Kia maksudnya?" Eva langsung bisa menebak.
"Ada apa dengan Kia? eh, Jangan-jangan kau suka sama dia? ih... dasar playboy!" ucap Eva.
Juan hanya tersenyum mendengar ucapan Eva. Selama ini memang Eva tau sepak terjang Juan, untungnya Eva tak jatuh cinta padanya hanya berteman biasa. Kalau sampai jatuh cinta bisa makan hati, karena Juan terkenal sekali playboynya. Dia bisa mempunyai pacar lebih dari 3 bahkan 5 dalam satu waktu.
"Awas ya kalau sampai kau dekatin sepupuku! kau akan langsung berhubungan denganku...!" sahut Eva langsung mengancam Juan.
Lagi-lagi Juan hanya tersenyum lalu tertawa mendengar ancaman Eva.
"Eva... Eva... dia bukan seleraku, kau tau sendiri kan seleraku seperti apa...," sahut Juan.
"Ya sudah, pokoknya kau ga boleh coba-coba menggoda Kia. Lagian kalau sampai kau menggodanya kau juga akan berurusan dengan papanya yang super duper galak," ucap Eva.
"Iya, papanya terlihat galak sekali..." Juan membenarkan ucapan Eva.
"Memangnya kau tahu kalau papanya galak?" tanya Eva.
"Baru saja." Jawab Juan.
"Hah... baru saja? berarti kau berhadapan langsung dong... orang aku yang sepupunya aja ga pernah berhadapan langsung, takut tau..." ucap Eva bergidik ngeri.
"Eva, jika diijinkan bolehkah aku minta nomor ponsel Kia?" tanya Juan.
"Nah kan... mulai ga beres ujungnya," gerutu Eva.
"Please Eva... aku hanya ingin kenal biasa ga lebih," rayu Juan.
"Aduh... gimana ya...," Eva masih pikir-pikir.
"Boleh... boleh... lagian aku juga mau mengembalikan ini," sambil menunjukkan jam tangan Kia yang tak sengaja tertinggal dimeja didekat makan mereka berdua tadi.
Eva memperhatikan jam tangan itu, dan benar saja jam tangan itu milik Kia hadiah ulang tahun dari sepupu-sepupunya.
"Baiklah... tapi janji, jangan berhubungan lebih dari itu," ucap Eva pada akhirnya. Eva memberikan nomor ponsel Kia dengan hati yang ragu. Tapi Eva sudah terlanjur memberikannya kepada Juan.
"Terimakasih Eva...," ucap Juan setelah berhasil mendapatkan ponsel Kia.
"Tapi Juan... bener ya jangan berhubungan lebih seperti yang kau lakukan ke wanita-wanita itu," pesan Eva.
"Kau tenang saja Eva, aku sudah mengatakan jika Kia bukan seleraku." Ucap Juan.
Eva sedikit merasa gimana, tiba-tiba feelingnya merasa tak enak setelah memberikan nomor ponsel Kia kepada Juan.
"Kak Eva... sedang apa kau disini?" sapa Dion.
"Tuh, dicariin suaminya dikira ilang kata suaminya mau cari Luna Maya...," seperti biasa Dion memang suka sekali berbuat jahil kepada siapapun.
"Hissshh...," Eva menjitak kepala Dion kemudian menghampiri suaminya.
"Eh... kau teman kak Eva?" tanya Dion melihat Juan didepannya.
Juan hanya tersenyum kemudian melewati Dion dengan cueknya.
"Eh, sok kecakepan banget sih! masih cakepan aku terdepan kali... aku kan produk Yamaha jadinya selalu terdepan...," umpat kesal Dion melihat sikap sombong Juan.
"Siapa sih tuh orang... sombong banget...," gerutu Dion.
"Kak Dion ngomong sama siapa sih?" sapa Nino yang berada dibelakangnya entah sejak kapan.
"Ngomong sama angin." Sahut Dion melampiaskan kesalnya kepada Nino yang tak tahu apa-apa.
"Ye... cepet tua tau rasa!" ucap Nino ikut-ikutan kesal.
"Nino...," panggil Kia terlihat panik.
"Kenapa sih papa ga bisa santai, ini acaranya tante adiknya mama kenapa harus buru-buru pulang... ah... ngeselin," gerutu Nino mengerti arti panik Kia.
Papa, Kia, dan Nana duduk dalam satu mobil. Sedangkan Nino mengendarai motor sportnya dikawal oleh mobil papa. Sedangkan mama sengaja pulang nanti karena masih harus membantu tante Zelin.
Sesampainya di rumah, semua anak-anaknya bergegas masuk kamar dan segera tidur. Namun papa malah memanggil Kia,
"Kia," panggil papa. Kia langsung menghampiri papanya dengan wajah menunduk.
"Kau tahu peraturan di rumah ini?" tanya papa mengingatkan lagi.
Kia mengangguk, "tau pa...," jawab Kia.
"Jika kau tahu, sekolahlah yang baik jangan pacar-pacaran. Papa ga suka anak-anak papa pacaran. Kalau sampai papa tahu kau pacaran, papa tak segan-segan mencabut sekolahmu." Ancam papa.
"I--iya pa..." ucap Kia ketakutan.
"Papa ga suka kau dekat dengan pria tadi." Sahut papa.
"Maaf pa... itu teman kak Eva, Kia juga baru mengenalnya tadi...," Kia mencoba menjelaskan.
"Pokoknya papa ga mau Sekolahmu terganggu dengan yang namanya laki-laki."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
awas aj klo lu jatuh cinta ama kia..
2023-01-05
1