Epsd 9. Kau tak pantas untuknya!

Papa Adit keluar dari kamar Kia dan menguncinya dari luar. Nino dan mama Fitria hanya melihatnya dari balik jendela.

"Nino... cepat kau cari kunci duplikat kakakmu," pinta mamanya.

"Iya mam...," Nino segera mencari kunci duplikat kamar Kia.

"Ketemu mam...," ucap Nino. Kemudian mereka berdua segera membuka pintu kamar Kia.

Terlihat Kia menangis sambil menyentuh wajahnya yang lebam akibat pukulan papanya. Mama Fitria yang melihatnya langsung memeluk putrinya.

"Kia... apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat papamu semarah itu nak...?" tanya mama Fitria.

Kia masih enggan menjawab, dia hanya bisa terdiam.

"Cerita sama mama nak, apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat papamu sangat marah?" tanya mama Fitria lagi.

"Kak... cerita aja kak... kasihan mama ga tega lihat kakak dipukul papa terus...," sahut Nino ikut menyarankan Kia untuk menceritakan semuanya. Sayangnya bukan menjawab, Kia semakin menangis terlihat sekali dada Kia terasa sesak menahan nafas yang sudah mengumpul disana.

"Ki--Kia mengkhianati amanat pa--pa...," ucap Kia pada akhirnya.

"Amanat yang mana Kia?" tanya mama Fitria.

"Kia sudah banyak membolos sekolah ma... hiks... hiks...," jawab Kia dengan jujur.

Mama Fitria langsung saja lemas, dia sendiri sering mendapatkan aduan dari teman serta tetangga yang pernah melihat Kia membolos sekolah. Namun, mama Fitria tak mempercayainya. Sekarang mama Fitria harus mendengar kejujuran Kia, kalau yang diucapkan para teman serta tetangga benar adanya.

"Kia... kenapa kau harus lakukan itu...? hiks... hiks..," tanya mama Fitria tak percaya.

"Maaf ma...maafin Kia... hiks... hiks...," jawab Kia.

Mendengar permintaan maaf dari putrinya, mama Fitria langsung memeluk Kia.

"Mama akan berbicara dengan papa nak... tapi sebelumnya mama mau bertanya kemana saja kau membolos dan bersama siapa?" tanya mama Fitria dengan halus.

Kia terdiam kembali, dia enggan menceritakan soal Juan kepada mamanya.

"Maaf ma... Kia belum bisa cerita. Badan Kia terasa sakit semua, bolehkah Kia beristirahat?" pinta Kia agar tak diinterogasi oleh mamanya.

"Iya nak... kau istirahatlah, tapi sebelumnya mama bantu untuk mengobati luka lebammu," pinta mama Fitria.

Kia tak mampu menolak, dia mengikuti permintaan mamanya. Nino mengambilkan kotak P3K membantu mengobati luka kakaknya. Setelah selesai mama dan Nino keluar dari kamar membiarkan Kia untuk istirahat.

Kia menutup pintu kamarnya lalu menangis dibaliknya.

"Apa kau tahu Kia, Juan itu seorang baji*ngan! kau tak pantas untuknya!"

Ucapan papanya terngiang di telinga Kia, Kia tak bisa menerima Juan di jelekkan meskipun itu dari papanya sendiri.

"Kak Juan tak mungkin seperti itu, dia sangat mencintaiku. Apalagi sekarang aku sedang hamil anaknya. Aku harus menghubunginya." Ucap Kia bermonolog dengan dirinya sendiri dengan lirih.

Kia kemudian mengambil ponselnya yang berada diatas nakas. Kia segera menghubungi Juan, sayangnya panggilan Juan berada di panggilan lain.

"Kau kemana kak? tak biasanya kau mematikan ponselmu seperti ini," gumam Kia sambil meremas ponselnya.

**

Keesokan pagi Nino dan Nana sudah bersiap untuk berangkat ke Sekolah.

"Papa pesan kepada kalian, selama papa di luar kota jangan pernah ada yang mengizinkan Kia untuk keluar rumah kecuali Sekolah." Ucap papa Adit dengan nada peringatan.

"Dan kau Nino, awasi kakakmu dari laki-laki baji*ngan itu. Jangan sampai memberinya kesempatan untuk bertemu." Pesan papa Adit.

"I-iya pa...," jawab Nino.

Selesai sarapan bersama mereka semua termasuk Kia sengaja diantar ke Sekolah oleh papa Adit. Tadinya Kia enggan berangkat, karena wajahnya terlihat lebam. Namun, papanya mengultimatum dirinya untuk berangkat. Dengan sangat terpaksa Kia menurut perintah papanya.

Sesampainya di Sekolah, tak terlihat Juan diujung Sekolah seperti biasanya menunggu Kia. Kia yang merasa aneh langsung masuk kedalam sekolah.

"Kia... ada apa denganmu?" tanya Lula.

"Aku tak kenapa-napa Lula." Jawab Kia lalu menghindar dari Lula.

"Kia... Kia...," panggil Lula. Dion yang melihatnya ikut mengejar Kia.

Kia berlari ke atap gedung Sekolah. Disana dia menangis sangat histeris meluapkan isi hatinya yang kacau.

Lula menghentikan langkahnya, dia mengerti kondisi Kia saat ini sedang tak baik-baik saja. Dion yang ikut menyusul melihat Kia tak tega.

Setelah Kia mulai tenang, Lula dan Dion mendekatinya. Lula memeluk Kia dan Kia membalas pelukan Kia.

"Aku tahu yang kau rasakan saat ini Ki... udah ya jangan sedih lagi," ucap Lula menenangkan Kia.

"Lula... aku merasa ga pantas jadi anak mama dan papa. Aku sudah membuatnya kecewa... hiks... hiks...," ucap Kia.

"Apa om Adit mengetahuinya?" tanya Lula langsung mendapat anggukan dari Kia.

"Aku sudah menduganya om Adit mengetahuinya. Mungkin juga om Adit mengetahui sifat Juan," sahut Dion.

Kia menyeka air matanya, lagi-lagi hatinya tak terima dengan ucapan Dion yang mencoba menjelekkan Juan.

"Dion... cukup kau menjelekkan kak Juan. Kau tak mengenalnya, kak Juan berbeda dengan pria lainnya. Dan kau tahu aku sangat mencintainya." Ucap Karin mulai emosi.

"Kia... sekali ini saja kau nendengarku. Juan tak seperti yang kau kira, dia hanya memanfaatkanmu Kia...," sahut Dion.

"Cukup Dion! Cukup!" bentak Kia masih tak terima.

"Aku tak mau mendengar kau menjelekkan kak Juan lagi." Ucap Kia.

Lula mencoba menahan Dion untuk tidak menyahut ucapan Kia. Lula memberi kode Dion agar diam terlebih dulu.

"Kia... udah ya, kita percaya kok. Setelah pulang Sekolah mending kita ke cafe biasa kita nongkrong yuk... pumpung miss Andin cuti," ajak Lula.

Kia dengan berat hati menerima ajakan Lula. Dia langsung menganggukkan kepalanya samar.

Sehari itu Kia berada di kelas, banyak teman-temannya yang berbisik membicarakan wajahnya yang lebam termasuk Reyhan dan Meina.

Kia menjatuhkan sapu tangannya, saat akan mengambilnya Reyhan terlebih dulu mengambilnya.

"Terimakasih." Ucap Kia tanpa menoleh kearah Reyhan.

"Sama-sama...," sahut Reyhan.

'Apa yang terjadi pada Kia? tak biasanya dia seperti ini,' batin Reyhan melihat wajah lebam Kia.

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan untuk pulang dari sekolahnya.

"Ki... jadi kan kita ke cafe tempat biasanya nongkrong?" tanya Lula sekaligus mengajaknya.

Kia beranjak dari duduknya lalu mengikuti Lula dan Dion dari belakang. Saat keluar gerbang, pandangan Kia menoleh kearah ujung sekolah, dimana Juan selalu menunggunya disana. Tapi, sayangnya lagi-lagi Juan tak berada disana.

"Ki... Kia...," panggil Lula sudah masuk ke mobil Dion.

Kia yang masih melamun langsung tersadar saat mendengar panggilan Lula. Kia langsung menghampiri mobil Dion dan masuk kedalamnya.

Sepanjang perjalanan Dion dan Lula saling melemparkan candaan, tapi sayangnya tak ada satupun yang membuat Kia tertarik. Kia masih terus memperhatikan ponselnya berharap Juan segera membalas chatnya.

'Kau dimana kak? apa yang terjadi padamu?'

Episodes
1 Epsd 1. Dua garis merah
2 Epsd 2. Penjelasan Meina
3 Epsd 3. Perkenalan
4 Epsd 4. Pertemuan Kia dan Juan
5 Epsd 5. Kencan pertama
6 Epsd 6. Curhatan hati Juan
7 Epsd 7. Khilaf
8 Epsd 8. Kemarahan papa Adit
9 Epsd 9. Kau tak pantas untuknya!
10 Epsd 10. Kenyataan pahit
11 Epsd 11. Cukup Juan!
12 Epsd 12. Apa itu cinta
13 Epsd 13. Pergulatan kedua
14 Epsd 14. Kesempatan 1
15 Epsd 15. Kesempatan 2
16 Epsd 16. Kesempatan 3
17 Epsd 17. Kesempatan 4
18 Epsd 18. Janji Manis
19 Epsd 19. Jatuh pingsan
20 Epsd 20. Ancaman Juan
21 Epsd 21. Terkuak yang sebenarnya
22 Epsd 22. Kepergian Kia dari rumah
23 Epsd 23. Kuret
24 Epsd 24. Perasaan seorang Ibu
25 Epsd 25. Rencana Eva part 1
26 Epsd 26. Rencana Eva part 2
27 Epsd 27. Titik terang
28 Epsd 28. Menemukan Kia
29 Epsd 29. Bisa gawat ini
30 Epsd 30. Do'a orang tua
31 Epsd 31. Kembalinya Kia
32 Epsd 32. Permasalahan Kia
33 Epsd 33. Mahasiswa Abadi
34 Epsd 34. Miss you Kia
35 Epsd 35. Tolong mengerti Juan mam?
36 Epsd 36. Dokter tampan
37 Epsd 37. Barbeque
38 Epsd 38. Kecurigaan mama Lita kepada Amanda
39 Epsd 39. Tak waras
40 Epsd 40. Akhirnya kau datang
41 Epsd 41. Kia, I love you
42 Epsd 42. Tak mau bermasalah
43 Epsd 43. Kecemburuan Meina
44 Epsd 44. Terus berjuang
45 Epsd 45. Masalalu papa Adit
46 Epsd 46. Menemui Elmira
47 Epsd 47. Taruhan
48 Epsd 48. Taruhan
49 Epsd 49. Kenyataan sebenarnya
50 Epsd 50. Hatimu hanya untukku
51 Epsd 51. Karma
52 Epsd 52. Masalalu papa Adit
53 Epsd 53. Calon papa mertua
54 Epsd 53. Calon papa mertua
55 Epsd 54. Pertemuan
56 Epsd 55. Restu
57 Epsd 56. Kesempatan
58 Epsd 57. Siapa Jayden?
59 Epsd 58. Saudara tiri
60 Epsd 59. Sangat mencintainya
61 Epsd 60. Akhir sebuah cerita
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Epsd 1. Dua garis merah
2
Epsd 2. Penjelasan Meina
3
Epsd 3. Perkenalan
4
Epsd 4. Pertemuan Kia dan Juan
5
Epsd 5. Kencan pertama
6
Epsd 6. Curhatan hati Juan
7
Epsd 7. Khilaf
8
Epsd 8. Kemarahan papa Adit
9
Epsd 9. Kau tak pantas untuknya!
10
Epsd 10. Kenyataan pahit
11
Epsd 11. Cukup Juan!
12
Epsd 12. Apa itu cinta
13
Epsd 13. Pergulatan kedua
14
Epsd 14. Kesempatan 1
15
Epsd 15. Kesempatan 2
16
Epsd 16. Kesempatan 3
17
Epsd 17. Kesempatan 4
18
Epsd 18. Janji Manis
19
Epsd 19. Jatuh pingsan
20
Epsd 20. Ancaman Juan
21
Epsd 21. Terkuak yang sebenarnya
22
Epsd 22. Kepergian Kia dari rumah
23
Epsd 23. Kuret
24
Epsd 24. Perasaan seorang Ibu
25
Epsd 25. Rencana Eva part 1
26
Epsd 26. Rencana Eva part 2
27
Epsd 27. Titik terang
28
Epsd 28. Menemukan Kia
29
Epsd 29. Bisa gawat ini
30
Epsd 30. Do'a orang tua
31
Epsd 31. Kembalinya Kia
32
Epsd 32. Permasalahan Kia
33
Epsd 33. Mahasiswa Abadi
34
Epsd 34. Miss you Kia
35
Epsd 35. Tolong mengerti Juan mam?
36
Epsd 36. Dokter tampan
37
Epsd 37. Barbeque
38
Epsd 38. Kecurigaan mama Lita kepada Amanda
39
Epsd 39. Tak waras
40
Epsd 40. Akhirnya kau datang
41
Epsd 41. Kia, I love you
42
Epsd 42. Tak mau bermasalah
43
Epsd 43. Kecemburuan Meina
44
Epsd 44. Terus berjuang
45
Epsd 45. Masalalu papa Adit
46
Epsd 46. Menemui Elmira
47
Epsd 47. Taruhan
48
Epsd 48. Taruhan
49
Epsd 49. Kenyataan sebenarnya
50
Epsd 50. Hatimu hanya untukku
51
Epsd 51. Karma
52
Epsd 52. Masalalu papa Adit
53
Epsd 53. Calon papa mertua
54
Epsd 53. Calon papa mertua
55
Epsd 54. Pertemuan
56
Epsd 55. Restu
57
Epsd 56. Kesempatan
58
Epsd 57. Siapa Jayden?
59
Epsd 58. Saudara tiri
60
Epsd 59. Sangat mencintainya
61
Epsd 60. Akhir sebuah cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!