"Kia... aku bisa menjelaskan semuanya...," ucap Juan ingin sekali bertemu Kia. Namun sayangnya Dion terus menahannya agar tak bisa mendekatinya lagi.
"Kia...! Kia...!" teriak Juan.
Kia sendiri menangis masih merasakan sakit hati akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh Juan kepadanya.
"JUAN CUKUP!" bentak Dion sengaja.
Juan terdiam. Semuanya sudah terlambat, Kia sudah mengetahui semua pengkhianatannya. Juan memandangi punggung Kia yang akan menghilang dari penglihatannya. Perasaannya semakin kacau.
Selesai itu, Juan memutuskan untuk kembali pulang ke kost-kostannya. Saat dia masuk, entah mengapa teringat Kia. Senyumnya, gaya bicara dan bahasanya, sikap lembutnya semuanya terlintas di pikiran Juan.
"Kia, jujur aku tak bisa kehilanganmu. Melihatmu terluka seperti ini membuatku merasa bersalah." Juan menjambak rambutnya sendiri. Terlihat dia frustasi dengan apa yang terjadi. Juan mengambil ponselnya mencoba menghubungi Kia, sayangnya ponsel Kia tak aktif. Juan kemudian mengetikkan sesuatu lewat messenger.
"Ki, kasih aku kesempatan sekali lagi untuk menjelaskan semuanya." Ketik Juan lalu mengirimnya.
Ditempat lain Kia masih belum mengaktifkan ponselnya. Dia tahu jika Juan sedang berupaya untuk menghubunginya. Disaat dia kesal dengan sikap Juan, Kia merasakan mual kembali. Kia buru-buru berlari kedalam kamar mandi memuntahkan semua isi perutnya.
Hoek... Hoek...,
Kia langsung memegangi perutnya. Dia teringat kembali kepada Juan yang sudah mengkhianati kepercayaannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Kia. Kemudian Kia membersihkan mulutnya dan keluar lalu mengambil ponselnya. Sambil berpikir panjang Kia mengaktifkan ponselnya. Benar saja chat dari Juan menumpuk masuk kedalam ponselnya.
"Aku ingin bertemu denganmu kak," tulis Kia langsung dia kirim ke ponsel Juan.
Tak menunggu lama, Kia langsung mendapatkan balasan dari Juan.
"Aku akan menjemputmu ditempat biasanya." Balas chat Juan.
"Aku mau kita ketemu sekarang." Ketik Kia.
"Okey, aku jemput sekarang." Balas Juan kembali.
Singkat cerita. Tak menunggu lama, Juan tiba didepan kediaman Kia. Juan melihat Kia sudah menunggunya terlebih dulu. Juan mendekatkan kendaraannya didepan Kia.
Juan membukakan pintu mobilnya dan Kia segera masuk kedalamnya. Entah mengapa perasaan Juan sangat senang melihat Kia berada di sampingnya seperti hari-hari biasanya. Tak peduli Kia hanya terdiam, bagi Juan adalah anugerah karena menurutnya Kia kembali kepadanya.
"Stop!" perintah Kia menghentikan mobil Juan di pinggir jalan.
Juan tak merasa aneh dengan sikap Kia. Dia malah mengira Kia akan memberinya kehangatan kembali seperti biasa disaat mereka ada permasalahan kecil.
Juan dengan santainya merangkul Kia, namun sayangnya Kia menolaknya.
"Apa kau masih marah?" tanya Juan dengan mode rayuannya.
Kia masih terdiam, lalu dia mengambil sesuatu didalam tasnya. Kia memberikan alat itu kepada Juan.
"Apa ini?" tanya Juan.
"Kau lihat saja sendiri." Jawab Kia sedikit ketus.
Perlahan Juan membukanya, dalam hatinya merasakan pacu jantungnya berbeda dari normalnya. Mata Juan terbelalak saat melihat dua garis merah tertera disana.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Kia yang melihat jauh pemandangan dibalik kaca jendela mobilnya.
Juan merasa sangat bingung menjawab pertanyaan Kia. Pasalnya selama ini Juan selalu melakukan ini dengan wanita lain menggunakan pengaman. Entah mengapa saat melakukannya dengan Kia, Juan tak bisa memakai pengaman itu, bahkan Juan sendiri sering memasukkan sp**manya didalam.
"Kau bahkan tak bisa menjawabnya kak Juan." Ucap Kia lalu membuka pintu mobilnya dengan sengaja.
"Kia...! Stop Ki...!" teriak Juan namun tak di dengarkan oleh Kia. Kia terus berjalan tak menoleh kearah Juan.
"Kia... kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik." Ucap Juan.
"Apalagi yang harus diomongin kak... hubungan kita sudah berakhir setelah pengkhianatan yang kau lakukan tadi siang." Sahut Kia.
"Bagaimana bisa kau mengatakan berakhir sedang kau mengandung anakku Kia," Ucap Juan.
"Kau peduli denganku hanya karena mengetahui aku hamil...?" sahut Kia kali ini sengaja.
"Kia... dari awal aku sangat mencintaimu. Tapi restu kedua orang tuamu yang membuatku sering melampiaskan kecewaku," ucap Juan.
"Sekarang aku tahu kenapa keluargaku tak memberikanku ijin untuk menyukai seseorang sepertimu... rupanya kau lebih dari seorang ba*jingan!" maki Kia tak segan-segan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments