12. Bukan Selera Saya

Elsa tersenyum setelah panggilan tadi usai. Dia mencoba memahami isi hati sang presdir itu. Elsa kembali teringat waktu yang akhir-akhir ini mereka lewati bersama.

Sesuatu yang lebih fantastis lagi, pemberitaan tentang Elsa dan Fernando Jose pun dibungkam oleh Presdir Vena. Sehingga tidak ada lagi pemburu berita yang mencari-carinya setiap dia keluar dari kantor tersebut.

Elsa merasa sangat yakin, bahwa hubungan mereka semakin dekat dari waktu ke waktu. Elsa menyewa jasa taksi online menuju alamat yang diberikan oleh Vena.

'Apa yang dipikirkan oleh Presdir Vena tentang aku?' batinnya. Selama perjalanan dia memikirkan apa yang akan mereka lakukan nanti sepanjang malam.

Sementara Laura sendiri bingung harus berbuat apa dengan gadis itu. Tiba-tiba Laura memiliki ide, untuk menyuruh Elsa menulis naskah yang akan digunakan nanti.

Saat sampai di rumah Presdir Vena, mata Elsa terbelalak melihat kemewahan mansion yang ditinggali oleh pimpinan tertinggi tempat dia magang. Perlahan Elsa terus melangkah mengetuk pintu tersebut. Pintu dibukakan oleh seorang asisten, dan menyilakan Elsa langsung masuk ke dalam rumah tersebut.

Laura menyambut kedatangan Elsa dan langsung mengajaknya masuk ke dalam kamar. Dengan perasaan gugup menduga-guda apa yang akan mereka lakukan semalam suntuk. Laura menyiapkan sebuah kursi untuk Elsa dan menyilakan gadis itu untuk duduk. Elsa melirik Presdir Vena menanyakan maksud mengapa ada laptop di atas meja tersebut dengan bahasa isyarat.

"Kamu boleh menulis apa pun itu dalam bentuk dialog. Karena Edward, meminta kita untuk menulis naskah yang masih dalam bentuk kasar ini. Silakan kamu kerjakan hingga kamu benar-benar tidak sanggup lagi karena msngantuk. Sementara saya, akan langsung tidur karena akan ada banyak pekerjaan yang menunggu, esok hari."

Laura langsung naik ke kasurnya, membemamkan diri di dalam selimut meninggalkan Elsa yang melongo ditinggal sendiri. Sebuah senyuman terulas di bibir Elsa.

Bu Presdir pasti merasa malu mengajakku tidur di rumahnya ini. Mungkin ini hanya alasan dia saja. Aaah, aku menjadi semakin kagum padanya.

Lalu Elsa pun mengerjakan tugas seperti apa yang telah diperintahkan kepadanya. Hingga pukul tiga pagi dia masih berkutat di depan layar.

Pagi pun menjelang, membangunkan Laura dari tidurnya. Laura melihat gadis itu tidur menopangkan kepalanya di atas meja kerja. Laura membangungkan Elsa, menyuruh gadis itu pindah ke atas kasur.

Setelah Elsa pindah, Laura mengecek kembali naskah yang telah dikerjakan oleh Elsa. Dia merasa kurang puas dan mengedit beberapa hal yang ada di dalam naskah tersebut dengan senyum tipis. Dia mendapat kabar bahwa yang akan menjadi tokoh utama pria dalam film ini adalah Fernando Jose. Yang telah dibayar oleh Edward untuk mengangkat nama film yang akan merek garap.

Laura telah siap berangkat, membiarkan Elsa tidur di rumah itu. Laura memberi pesan kepada asisten rumah tangganya, agar melayani Elsa dengan baik. Menyuruh Elsa menggunakan baju kerjanya yang ada di dalam lemari.

Setelah itu, Laura berangkat ke kantornya dan bersiap dengan perang yang akan dimulai saat rapat nanti. Laura tertawa sinis melirik ke arah naskah yang ada di sampingnya. Seperti biasa, Laura selalu berangkat menggunakan jasa supirnya Roger kemana pun dia pergi.

Setelah sampai di kantor, Laura meminta Roger kembali ke rumahnya. Roger ditugaskan menunggu Elsa hingga siap berangkat menuju kantor. Mengantarkan Elsa setelah dia bangun.

Rapat pun dimulai, tiba lah waktunya sang tokoh utama pria yang membacakan naskah tadi. Tokoh utamanya adalah Fernando Jose, semakin lama suara sang tokoh utama pria terdengar semakin aneh. Rapat ini pun ekslusif ditayangkan secara online oleh beberapa laman berita online yang cukup besar.

Akhirnya Fernando Jose protes, karena tokoh utama wanita dalam naskah tersebut memiliki kulit yang sangat gelap. Produser pun menanyakan kebenaran naskah tersebut kepada Presdir Vena.

"Kenapa protagonis wanitanya harus berkulit hitam?" Produser memandang Fernando Jose dengan wajah kasihan.

Laura menyunggingkan senyumnya sinis. "Kalian tidak suka ya?" Laura menyandarkan diri pada kursi putar menikmati suasana ini.

Produser bersiap mengangkat suara. "Aa---"

"Kalau begitu tambah lagi kegelapan kulit protagonis wanitanya!" sela Presdir Vena.

Semua kru, produser dan para aktor dan aktris saling berpandangan. Mereka ingin protes tetapi tidak jadi. Semua yang akan dikatakan hanya bisa diucapkan di dalam hati mereka. Mereka melihat betapa kuatnya sosok Rivena Claudya sang penguasa kaya raya muda di perusahaan ini.

"Ekheemm ..." Salah satu produser tidak bisa menahan dirinya untuk bersuara. Hal ini dikarenakan beberapa pertanyaan dilontarkan oleh netizen di kolom komentar.

"Apakah hubungan Anda dengan aktor Fernando Jose?"

Laura menatap Fernando Jose dengan senyum sinisnya. Dia memainkan kursi putar menikmati semua pandangan menatapnya dengan fokus. "Saya dengan Fernando Jose tak memiliki hubungan yang lebih dari sekedar majikan dan pembantu."

Sedikit hiruk pikuk terdengar antara kru tersebut. Laura kembali memperhatikan ekspresi Fernando Jose yang geram dalam diamnya.

Lalu produser yang lain melontarkan pertanyaan yang baru. "Lalu kenapa Anda membungkam berita mengenai hubungan antara mahasiswa magang yang bernama Elsa dengan aktor Fernando Jose? Apakah ini petanda Anda mendukung hubungan di antara mereka? Sehingga Anda rela nengeluarkan dana yang amat besar untuk menutup ini semua?"

Laura kembali memainkan kursi putar itu, geser ke kiri dan ke kanan. "Kenapa ya kira-kira?" Laura menatap Fernando Jose yang menatapnya dengan nanar.

"Aaaah, saya hanya tidak mau Ayah saya murka karena hal remeh itu. Lebih baik saya keluarkan uang dari pada masalah semakin panjang. Padahal saya ini orang yang sangat perhitungan. Mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting seperti ini saja, saya merasa tak sudi."

Beberapa kru mulai sikut-sikutan. Berharap ada yang bisa menghentikan sang produser kepo menghentikan investigasinya terhadap Presdir Vena.

"Sudah lah Jordan! Kau itu mempersulit Nona Vena saja? Jika kau lanjutkam, nanti dana yang akan diinvestasikan batal diturunkannya!"

Hal yang paling dikhawatirkan ialah, Presdir Vena akan terus mengungkap dia selama dua tahun dalam berita buruk. Bisa jadi Presdir Vena tak akan sungkan untuk me le ceh kannya di hadapan media masa. Beberapa orang menyuruhnya untuk diam.

Namun, Produser tersebut menolak untuk diam. "Saya tidak akan menukar kepolosan dengan ketenaran dan kekayaanya. Namun, jika dia memberi uang secara langsung, maka tentu saya akan setuju."

"Saya tidak mau! Tak semudah itu, Fergusso!" ucap Presdir Vena dengan gaya tak acuh memainkan kursi kembali. Wajahnya tidak memandang produser itu sama sekali.

Melihat reaksi cuek Sang Penguasa Muda ini, membuat seluruh kru yang mengikuti rapat tertawa terpingkal-pingkal. Hal ini membuat wajah sang Produser merah karena malu.

"Anda tidak perku khawatir Tuan! Anda itu bukan selera saya!"

Lalu Laura melihat ke arah Fernando Jose yang sedari tadi diam. Ekspresinya tak bisa diartikan. "Begitu juga dengan dia. Dia bukan tipe selera saya juga."

Melihat reaksi tak terduga yang diberikan oleh Presdir Vena, sang penulis skenario mulai ikut bertanya. Padahal banyak sekali rumor yang mengatakan bahwa Presdir Vena adalah orang yang sangat pemurung dan pemarah. Namun, ternyata sangat berbeda saat ditemuinya secara langsung. Dia memutuskan mengeluarkan pertanyaannya dengan lantang.

"Beberapa orang mengatakan bahwa Anda tidak memiliki kekuatan. Banyak rumor beredar bahwa semuanya bergantung pada ayah Anda. Jadi, bagaimana dengan rumor tersebut?"

“Iya, saya akui, bagaimana pun semua yang ada di sini memang milik Ayah saya. Karena saya anak Beliau, maka tentu mengikuti jejak beliau. Yaaah, kami ini termasuk keluarga yang baik hati, tidak sombong dan dermawan." ucap Laura cuek.

Mendengar penjelasan Presdir Vena yang menurutnya sangat lucu tersebut, membuat sang penulis skenario menjadi semakin kagum. Dia tidak menyangkan Presdir Vena tidak menolak berita buruk mengenai dirinya. Dia merasa bahwa Presdir Vena adalah wanita yang sangat menarik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!